Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Diki masih saja marah saat melihat laki laki itu yang sudah menyentuh Dian, sungguh ia tak terima Dian di sentuh sama siapa pun, yang ada di pikirannya adalah menghajar laki laki itu sampe ia puas.
"Dik, udah! apa Lo gak kasihan lihat perempuan itu masih nangis di pojokan." ucap Rey menyadarkan Diki dan seketika perhatian Diki teralihkan.
Dengan langkah cepat Diki menghampiri Dian yang duduk di pojokan dengan menekuk lututnya sambil terisak.
"Kamu gak papa?" tanya Diki yang sudah berjongkok di hadapan Dian dan memegang bahu Dian.
Dian pun mengangkat kepalanya dan melihat Diki dengan wajah begitu khawatir tanpa pikir panjang siang langsung menerjang tubuh Diki dan memeluk Diki dengan erat. Dan di balas usapan lembut di punggung Dian oleh Diki.
"Apa salah saya tuan, kenapa mereka begitu kejam pada saya."Isak Dian lirih.
"Sudah, kamu jangan pikirkan apa apa lagi, biarkan itu jadi urusan saya, sekarang kita harus segera keluar dari tempat ini." ucap Diki dan langsung mengangkat tubuh Dian dalam gendongannya dan di ikuti Rey dan Tomi di belakanganya.
Untuk urusan laki laki tua Bangka itu sudah di bedakan oleh anak buah Tomi yang lebih dulu sampe di sana ketimbang anak buah Rey. dan langsung membawa ke markas untuk mendapatkan hukumannya nanti.
"Tom kita ke apartemen." ucap Diki masuk kedalam mobil saat pintu sudah di bukakan oleh Rey tanpa menurunkan Dian dari gendongannya.
"Baik bos." jawab Tomi yang sudah duduk di balik kemudi dan di susul Rey yang duduk di sebelahnya.
Setelah beberapa saat akhirnya mobil sudah sampai di besmen apartemen, Diki pun keluar dari mobil setelah pintu di bukakan oleh Rey dan berjalan menuju lift untuk menuju unitnya.
"Kak, minta tolong pesan makan malam ya, sama es buah." ucap Diki dan dia anggukin Rey.
"Tom, Lo ke mini market gih beli camilan dan minum yang banyak sama buah." ucap Diki dan seketika Tomi berbalik arah tak jadi ikut naik karna membeli pesanan Diki.
Setelah masuk ke dalam apartemen Diki menurunkan tubuh Dian di sofa ruang tengah, namun Dian sama sekali tak mau melepaskan pelukannya dari tubuh Diki, Dian takut jika sampe melepaskan pelukan itu ia akan kembali bertemu dengan laki laki yang mau memperkosanya itu.
"Jangan takut, kamu aman sama aku." ucap Diki lembut saat menyadari Dian tak mau lepas darinya.
"Takut..." cicit Dian lirih.
"Kamu aman disini, tidak ada yang bisa masuk kesini untuk menyakiti kamu, jadi kamu jangan takut lagi ya." ucap Diki melembutkan suaranya karna menyadari Dian seperti trauma.
Dengan perlahan Dian pun melepaskan pelukannya dari tubuh Diki dan melihat sekelilingnya ternyata di sebuah ruangan bukan seperti tempat dia di bawa tadi.
Diki pun pergi ke dapur untuk mengambilkan minum buat Dian dan langsung membawanya ke depan yang berbarengan dengan kedatangan Diki yang datang membawa banyak belanjaan permintaannya tadi.
"Nih pesanan Lo bos." ucap Tomi dan langsung duduk di samping Rey yang sedang melaporkan pada Dika kalo saat ini Diki pulang ke apartemen agar di rumah utama tidak khawatir dengan ketidak pulangan Diki malam ini.
"Thanks,." jawab Diki.
"Ini minum dulu." ucap Diki menyerahkan air pada Dian dan langsung di terima Dian dan di minum sampe habis tanpa sisa.
"Terimakasih tuan." ucap Dian lirih hampir tak terdengar.
.
.
Bersambung....