Valerie Walton tidak pernah sedikitpun terpikir, akan terlibat hubungan asmara dengan Paman mantan pacarnya, dan menjadi posesif padanya.
Dua tahun menjalin hubungan, pacar Valerie selingkuh dengan sepupunya!
Di saat ia jatuh dengan perasaan terluka, Nathan Edmund, Paman mantan pacarnya, mengulurkan tangan kepada Valerie saat ia menangis sendirian.
Nathan Edmund, pria dewasa berusia tiga puluh delapan tahun, yang masih melajang itu, seorang CEO yang mendominasi, dan sangat di takuti mantan pacar Valerie. Nathan melamar Valerie, saat di hari pertunangan mantan pacar Valerie, dengan sepupu Valerie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12.
Rumah sakit.
Dalam sebuah ruang VIP, Valerie telah selesai di tangani oleh Dokter dan tiga perawat.
Valerie masih belum sadarkan diri, terbaring di tempat tidur pasien, dengan kepala di balut dengan perban.
Luka pada kepalanya mendapat lima jahitan, dan ia mendapat infus karena kekurangan cairan.
Sebuah alat komputer pasien, berada di sisi dekat kepala tempat tidur Valerie, untuk mengontrol detak jantung Valerie, terdengar berbunyi dengan normal.
Nathan duduk pada sebuah kursi, dekat tempat tidur pasien, dengan matanya lekat menatap wajah Valerie yang pucat.
Tangan Nathan perlahan memegang tangan kecil Valerie. Menatap tangan itu, yang terlihat begitu kecil berada dalam genggamannya.
Mata Nathan kemudian beralih memandang lengan Valerie, yang terlihat begitu kurus dan ringkih.
Apa yang telah di lakukan ke dua orang tua itu pada putri mereka sendiri? pikir Nathan menatap tangan Valerie.
Nathan tidak menyangka, luka pada kepala Valerie mendapat lima jahitan. Bukan luka yang kecil. Itu cukup besar bagi luka di kepala seseorang.
Nathan berpikir, kenapa kepala Valerie bisa mengalami luka, dan orang tuanya tidak terlihat begitu panik, saat mereka melihat putri mereka pingsan.
Nathan semakin yakin setelah melihat, bagaimana ketidak pedulian orang tua Valerie, kalau Valerie sangat menderita di rumahnya sendiri.
Nathan yang tengah menatap tangan kecil Valerie, tiba-tiba melihat tangan itu bergerak.
Raut wajah lesu Nathan seketika berbinar, dan reflek memandang wajah Valerie, yang tampak menunjukkan kerutan pada keningnya.
Sepertinya Valerie sudah mulai siuman dari pingsannya, membuat Nathan tanpa sadar menggenggam tangan Valerie.
"Valerie... " panggil Nathan dengan nada pelan.
Ia tidak ingin mengagetkan Valerie, karena kondisi tubuh Valerie yang masih lemah.
Perlahan mata Valerie terbuka, dan tatapan matanya terlihat begitu lemah, dan sepertinya belum fokus melihat satu objek.
"Valerie.. " panggil Nathan lagi.
Mata Valerie berkedip, dan ia akhirnya mulai fokus melihat apa yang ada di depannya.
Penglihatan Valerie perlahan melihat wajah Nathan, yang tampak begitu lekat menatapnya.
"Pa.. Paman... " bibir kecil itu pun akhirnya bergerak, dan mengeluarkan suara yang masih lemah.
"Ya.. ini aku Nathan, Paman Nico" jawab Nathan.
Valerie akhirnya benar-benar siuman dari pingsannya, dan gestur tubuhnya tiba-tiba menciut menyadari siapa pria yang sedang menatapnya.
Nathan dapat melihat perubahan pada diri Valerie. Gadis kecil itu takut padanya.
Nathan semakin erat menggenggam tangan Valerie, agar ia tidak bergerak untuk menjaga jarak dengannya.
"Jangan panik, tenanglah! aku akan memanggil Dokter untuk melihat keadaan dirimu!" kata Nathan dengan nada hangat, agar Valerie tidak takut padanya.
Nathan bangkit dari duduknya, lalu menekan tombol di dekat tempat tidur pasien.
Sementara Valerie mulai memperhatikan sekitarnya, setelah Nathan mengatakan akan memanggil Dokter.
"Kenapa aku berada di rumah sakit?" gumam Valerie merasa bingung, lalu melihat jarum infus menancap di salah satu tangannya.
"Kamu tidak ingat apa yang telah terjadi padamu tadi malam, sampai kamu pingsan di kamarmu?" tanya Nathan kembali duduk, dan memandang wajah Valerie yang terlihat bingung.
Valerie mencoba mengingat kejadian apa yang menimpanya, tapi kepalanya tiba-tiba terasa begitu sakit sekali.
Reflek tangannya memegang kepalanya, dan ia menyentuh kepalanya di balut oleh perban.
"Kenapa? apakah kepalamu terasa sakit? sebentar lagi Dokter akan datang, jangan berpikir dulu kalau kepalamu terasa sakit!" Nathan reflek berdiri melihat Valerie yang kesakitan.
Baru saja Nathan selesai bicara, pintu ruang VIP tersebut pun terbuka, dan masuklah Dokter bersama dua perawat wanita.
Dokter kemudian segera memeriksa keadaan Valerie, sementara salah satu perawat memeriksa infus Valerie.
"Sepertinya pasien mengalami gegar otak ringan, tapi jangan khawatir Tuan, ia akan pulih jika istirahat yang cukup, dan jangan di rangsang dulu untuk mengingat hal yang belum mampu diingatnya!" kata Dokter setelah memeriksa keadaan Valerie.
"Baik, Dok!" jawab Nathan.
Valerie terlihat tenang, setelah perawat menyuntikkan obat pada Valerie, dan ia pun merasa rileks.
Kembali tinggal Nathan dan Valerie dalam kamar pasien itu, setelah Dokter dan kedua perawat meninggalkan ruang VIP tersebut.
Nathan membenarkan letak selimut Valerie, "Apakah kamu lapar? aku akan memesan makanan pada seseorang!" tanya Nathan.
Valerie menganggukkan kepalanya. Ia merasakan perutnya mengisap. Ia ingin makan makanan yang hangat dan sedikit pedas.
Nathan mengambil ponselnya, lalu menelepon Asistennya untuk membeli makanan untuk Valerie.
Bersambung.....
jangaaaannnnnn ya ...Thor... ya..../Facepalm/
Muter2 bgtu aj ceritanya...msh seputar lily yg mau drama terus...dan org tua Valerie yg terus percaya segala kebohongan lily
lanjut
usir dari rmh edmund n perusahan biar si betina dan ibu nya tau rasa dpt nico yg gak punya apa apa,,,, di tunggu next chapter nya thor love u sekebon duren 😘😘
jangan salahkan valerie kalo dia benci ke kalian, itu akibat sikap kalian yg selalu pilih kasih dan selalu membela si ular berbisa lili