Silva, Marco dan Alex menjalin persahabatan sejak kelas 10. Namun, saat Silva dan Marco jadian, semuanya berubah. Termasuk Alex yang berubah dan selalu berusaha merusak hubungan keduanya.
Seiring berjalannya waktu, Alex perlahan melupakan sejenak perasaan yang tidak terbalaskan pada Silva dan fokus untuk kuliah, lalu meniti karir, sampai nanti dia sukses dan berharap Silva akan jatuh ke pelukannya.
Akankah Silva tetap bersama Marco kelak? Atau justru akan berpaling pada Alex? Simak selengkapnya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pendekar Cahaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 (Sungguh Tak Terduga)
"Pak, kok langsung main ganti aja sih, tunggu sebentar lagi aja, siapa tahu Teddy terjebak macet dijalan atau ada sesuatu yang tidak terduga yang terjadi" salah satu pemain memberanikan diri untuk protes pada sang pelatih.
"Iya, pak, sangat beresiko loh, apalagi ini pemeran utamanya yang diganti, kalau pemeran pendukung sih gak masalah, bisa dikondisikan, kalau pemeran utama yang diganti, susah untuk membangun chemistry yang baik dalam waktu singkat" pemain yang lain pun bersuara.
"Mau sampai kapan kita menunggu Teddy yang belum datang juga sampai sekarang. Saya juga tidak mau melakukan ini, tapi, apa boleh buat, tidak ada pilihan lain, waktu Kya tidak banyak, kurang dari setengah jam lagi dari waktu yang dijadwalkan, sudah harus siap semuanya untuk tampil, saya sudah berusaha menghubungi Teddy sejak sejam yang lalu, tapi, tidak ada jawaban" pak Jenda menanggapi protes yang dilayangkan pemainnya itu.
"Sekarang , Silva tolong kamu jelaskan secara cepat adegan demi adegan yang harus dilakukan oleh Alex, kalau misal ada yang meleset dari naskah tidak masalah, yang penting tetap masuk kedalam ceritanya dan yang dibutuhkan adalah intinya, oke" pinta pak Jenda. Tanpa berpikir panjang lagi, Silva langsung menyanggupi permintaan dari pelatihnya itu dan mengesampingkan sejenak rasa penasarannya terhadap Alex yang tiba-tiba ditunjuk oleh pak Jenda menggantikan peran Teddy.
Alex tentu saja sangat senang bisa bersanding dengan Silva, walaupun hanya dalam drama saja, tapi, itu membuatnya cukup puas karena bisa beradegan romantis dengan gadis pujaannya itu.
4 jam yang lalu, setelah dari cafe, Alex bergegas menuju ke sebuah tempat dan bertemu dengan para preman yang sudah sangat mengenalnya. Alex mendengar percakapan Silva dengan seseorang melalui telpon, yang mengatakan bahwa Silva terpilih sebagai pemeran utama wanita pementasan drama untuk acara perpisahan sekolahnya. Maka dari itu, Alex akan melakukan cara apapun untuk bisa jadi pemeran utama pria dan bersanding dengan Silva di pementasan itu. Alex membayar preman untuk menyekap Teddy di suatu tempat yang jauh dari keramaian. Setidaknya sampai acara pementasan itu berakhir.
Maka disinilah Alex sekarang. Dia sedang diskusi berdua dengan Silva terkait adegan yang harus dia lakukan diatas panggung nanti. Silva tetap profesional meskipun dia sangat tidak ingin Alex menjadi pasangannya karena takut Marco salah paham dan Silva terkesan menyembunyikan hal ini darinya. Sementara pemain yang lain sudah stand by dibelakang panggung dan bersiap naik keatas panggung, sesuai dengan naskah.
Para pemain yang terlibat tentu merasa gugup, karena ini pertama kalinya mereka tampil diatas panggung dan ditonton banyak orang. Namun, tentu saja mereka harus menampilkan yang terbaik dan tidak mengecewakan para penonton yang sudah hadir.
"Oke, bapak minta kalian tampilkan yang terbaik, bapak tahu ini pertama kalinya kalian tampil, tapi, bapak percaya kalian bisa. Kalian sebisa mungkin rileks saja, jangan sampai rasa gugup itu membuyarkan semuanya, paham yah!" Pak Jenda memberikan sedikit wejangan untuk semua pemainnya.
"Paham, pak!" Jawab mereka semua secara serentak.
"Baik, sebelum kita naik keatas panggung, mari kita berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, semoga semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan, do'a dimulai" pak Jenda memimpin do'a. Semua pemain menundukkan kepala sambil memanjatkan do'a dalam hati.
"Do'a selesai" pak Jenda menegakkan kepalanya, diikuti semua pemain.
Setelah pembawa acara memberitahukan judul pementasan drama malam ini, para pemain satu persatu naik keatas panggung dan mulai berakting sesuai dengan naskah mereka masing-masing. Drama yang ditampilkan berjudul "Kisah Kasih Di Sekolah", yang ditulis oleh salah satu siswa jurusan bahasa di SMA 14.
Dimana kisah percintaan antara dua siswa yang saling jatuh cinta sejak awal MPLS sampai akhirnya mereka jadian. Tentu saja dibumbui dengan adegan menarik seperti berantem dengan senior demi memperebutkan hati sang gadis pujaan, membully adik kelas yang jadi rebutan dikalangan para kakak kelas pria dan membuat kakak kelas perempuan cemburu dan menjahili adik kelas hingga menjadi bulan-bulanan mereka dan juga diselipkan adegan lucu serta tingkah konyol khas anak SMA yang membuat oara penonton tertawa.
Marco yang juga turut hadir dan menonton pementasan itu. Dia terlihat senang melihat akting sang kekasih diatas panggung. Namun, saat ada adegan dimana dua pemeran utama berduaan dan beradegan romantis. Seperti si pemeran utama pria merangkul si wanita saat jalan berdua atau si wanita menyandarkan kepalanya di pundak si pria saat menyaksikan sunset yang merupakan momen romantis, sambil sesekali si pria merapikan rambut si wanita karena tertiup angin.
Marco yang melihat itu jelas saja cemburu. Bukan masalah adegan romantis diatas panggung. Tapi, masalahnya pemeran utamanya adalah Alex. Dimana, sebelumnya Silva mengatakan pada Marco, bahwa pemeran utama prianya itu adalah Teddy. Tapi, Marco tidak tahu mengapa pemeran utama pria tiba-tiba digantikan oleh Alex dan mengapa Silva tidak mengatakan hal itu padanya. Marco akan merasa biasa saja andai Silva mengatakannya. Begitu yang dipikirkan oleh Marco.
"Abis ini aku tanya langsung deh ke Silva" batin Marco. Dia pun kembali fokus menyaksikan drama itu.