Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Rencana
Anggraini saat pulang melihat Kenzo berjalan pincang terkejut, ia berteriak memarahi Kenzo sambil menangis, berulang kali ia melihat luka jahitan di lengan dan paha Kenzo, semakin ia melihat luka itu semakin deras air matanya mengalir. Butuh banyak usaha untuk menenangkan Anggraini yang histeris.
Khayra juga terkejut, pasalnya ia mengenal kekuatan kakaknya sebagai mafia, bisa membuat Kenzo terluka seperti ini membuktikan bahwa penjahat itu kuat yang bisa mengimbangi Kenzo. Kenzo hanya memberitahu Anggraini bahwa ia terluka karena diserang oleh orang tak dikenal saat dia lengah, Anggraini percaya karena ia tau putranya itu berkeliaran kemana-mana dan tidak tau siapa yang sudah ia singgung, dan ia meminta Kenzo agar lebih berhati-hati, sedangkan saat bersama Khayra ia menceritakan yang sebenarnya bahwa penjahat itu tidak bisa dianggap remeh, selain kuat ia juga licik, dan Kenzo mengatakan bahwa ia terluka karena lengah.
Malam hari setelah tenang, Khayra masuk kedalam kamar Kenzo saat melihat Anggraini sudah tidur lelap. Kenzo yang sedang bersiap tidur terkejut karena Khayra tiba-tiba masuk diam-diam seperti pencuri.
" Ada apa?" tanya Kenzo, Khayra segera duduk disamping Kenzo dan memintanya mengecilkan suaranya.
" Aku memiliki bukti rekaman pembunuh itu pada Ambrita Sena." kata Khayra pelan lalu mengeluarkan ponselnya, Kenzo terkejut. Khayra memasang earphone pada ponsel, mereka memakai sebelah telinga satu orang.
Pria itu datang menemui Amrita yang sedang bersiap untuk berlatih renang, pakaian hitam dengan topi dan masker hitam menyembunyikan wajahnya, terlihat mereka berbicara sebentar dan Ambrita seperti ketakutan, Ambrita ingin berlari tetapi baru satu langkah rambutnya gadis itu direnggut dan diseret ketepi kolam. Hanya kata lepaskan aku dan kata memohon dari gadis itu yang terlihat bahwa ia merasa tersiksa setelah beberapa kali kepalanya dimasukkan kedalam air.
" kau suka air bukan? Aku akan membantumu tinggal selamanya didalam air." kata pria itu tertawa seperti orang gila, suaranya serak dan samar tidak jelas pemilik asli, Kenzo mengepalkan tinju. Ambrita memohon sambil menangis tetapi setiap kali dia memohon maka kepalanya akan dimasukan kedalam air. masih merenggut rambut gadis itu hingga berteriak kesakitan, Ambrita mencoba melawan tetapi tenaganya tidak sekuat pria itu.
Setelah puas menyiksanya, ia menyeret gadis untuk mengambil tali dan mulai mengikat tangan dan kaki Ambrita, gadis itu meronta sambil memohon tetapi iblis itu tidak akan mendengarkan permohonan korbannya, Ambrita dilempar kedalam air, dia adalah perenang jadi ia bisa berenang walau terikat tetapi iblis yang melihat itu tersenyum smirk ia juga turun kedalam air, menekan kepala gadis itu agar tidak muncul kepermukaan. Berulang kali Amrita mencoba tetap selalu ditekan kedalam air hingga ia tidak sanggup lagi, dan pria itu menyadari ada orang lain segera kamera berhenti.
Kenzo menghela nafas, Khayra sudah menahan tangis melihat Ambrita yang tersiksa, video itu tidak selesai bagaimana ia membuat lambang didalam kolam karena divideo belum ada lambang itu. Kenzo menebak bahwa korban dibunuh setelah itu kolam dikeringkan untuk menggambar lambang kemudian mengisi kembali air kolam.
" Siapa yang mengirimnya padamu?" tanya Kenzo.
" Kevin."
" Kevin?"
" Kevin adalah teman sekelas dikampus, semua orang tau Kevin sangat menyukai Amrita."
" Kapan ini dikirim?"
" Hari ini."
" Hari ini? Kevin sudah tewas 2 hari yang lalu, lalu siapa yang memegang ponselnya?" Kenzo mengingat bahwa memang tidak ditemukan ponsel Kevin dan juga ia tidak bertanya pada nenek karena sedang berduka.
" Apa mungkin penjahat itu yang mengambil ponsel Kevin setelah mengetahui Kevin melihat semuanya, tapi kenapa ia mengirimnya pada Khayra?" Fikir Kenzo. Lama Kenzo menatap adiknya, perasaannya menjadi tidak tenang setelah melihat itu.
" Kak aku punya ide." kata Khayra tiba-tiba.
" Apa?"
" Bagaimana kalau kita melakukan secara Live dan berkerja sama dengan wartawan dan media massa untuk memperlihatkan video ini, mungkin ada yang mengenali penjahat ini, dengan bukti kuat ini semua orang akan mendukung, mereka akan marah melihat pembunuhan keji yang dia lakukan, pasti akan ada saksi 5 tahun yang lalu yang akan membuka suara, mereka mungkin sudah mengubur diri karena takut, kita akan menyakinkan semua orang untuk berani menghadapinya." Kenzo merenung dengan ide Khayra yang menurutnya bagus, tetapi entah kenapa perasaannya tetap tidak tenang.
" Aku takut ini yang dia inginkan dan kita masuk jebakan." kata Kenzo ragu.
" Kak, bagaimana ini bisa disebut jebakan? kita akan mengungkap penjahat itu dihadapan dunia, ayo lakukan." kata Khayra bersemangat, akhirnya Kenzo mengangguk.
" Kakak akan mendiskusikannya dengan yang lain, sekarang pergi sudah malam." kata Kenzo mengusir, Khayra mengangguk lalu keluar kamar.
Keesokan harinya Kenzo meminta Khanva mengantarnya ke markas setelah Anggraini dan Khayra pergi, Kenzo sudah mengirim pesan pada Calvin, Han dan adriana untuk bertemu dimarkas Calvin.
Kenzo melihat Sabrina dan Andrew duduk di depan layar mereka, Kenzo memperhatikan kedua orang itu lalu duduk dikursi.
" Apa yang biasanya kalian lakukan?" tanya Kenzo, kedua orang itu saling menoleh.
" Melacak." kata Sabrina.
" Apa yang sudah kalian dapatkan?"
" Kami masih mengumpulkan kemungkinan."
" Apa pekerjaan kalian selain disini?"
" Wartawan, Andrew adalah bodyguard." Jawab Sabrina.
" Aku akan mengadakan tayangan langsung, apa kau bisa membantu?"
" Jika kapten Calvin mengizinkan, tentu saja."
" Aku akan berbicara dengannya." kata Kenzo.
Tak lama Han dan Adriana datang, Han terkejut bahwa ada tempat seperti ini, beruntung Andriana sudah menceritakan tentang markas ini, diikuti oleh Calvin juga datang, mereka bertiga bertemu dipintu masuk, mereka masuk bersama dengan Kenzo yang sudah menunggu.
" Ada apa? Kenapa tiba-tiba mengajak bertemu disini?" tanya Calvin.
" Aku ingin memperlihatkan sesuatu." kata Kenzo. Mereka mulai berkumpul lalu Kenzo mengeluarkan ponsel dan membuka video yang sudah dikirim Khayra untuk mereka menontonnya, mereka bertiga terbelak kaget menonton video itu.
Kenzo menceritakan bagaimana ia mendapat video itu dari Khayra, dan rencana yang akan mereka lakukan untuk melakukan tayangan langsung, setelah berdiskusi sebentar mereka sepakat untuk memancing penjahat itu keluar dengan ini. Kenzo yakin dengan ini penjahat itu akan merasa gelisah karena wajahnya yang sudah berusaha ia sembunyikan akan terekspos.
" Aku yakin, orang yang sudah mengubur diri akan mencari kita untuk menceritakan peristiwa 5 tahun yang lalu." kata Calvin.
" Tapi kenapa video ini dikirim kemarin, kita juga tidak menemukan ponselnya." tanya Adriana.
" Mungkin ia mengirim pesan pakai waktu, untuk berjaga-jaga dan dia sudah menduga bahwa ia akan dicari penjahat itu, ponselnya bisa saja hilang tetapi pesan tetap akan terkirim kan?" Jawab Han.
" Itu tidak penting, yang penting sekarang kita akan menjebak penjahat itu, saat seseorang tidak merasa tenang ia akan melakukan kesalahan dalam bertindak dan aku yakin dia akan memiliki celah untuk kita temukan." kata Calvin.
Mereka menyusun rencana, Adriana dan meminta bantuan pada media massa, sedangkan untuk penayangan nanti akan dibantu oleh Sabrina, Sabrina dan Kenzo yang akan tampil diatas panggung. Rencana akan disusun dalam waktu 2 hari, dan mereka sudah mendapatkan bukti lain tentang pembunuhan itu.
" Ayo." Han mengulurkan tangan, Kenzo yang pertama meletakkan tangan diatas punggung tangan Han diikuti Adriana, Sabrina, Andrew lalu Calvin terakhir.
" Tim pemburu..." teriak Han, mereka awalnya bingung mendengar Han berteriak seperti ituz tetapi tetap mereka lakukan.
" Pasti menang..." teriak mereka serempak lalu mengangkat tangan keatas, lalu tertawa bersama, ini adalah permulaan mereka memulai rencana dan berharap ini akan membawa keberhasilan.
Setelah selesai, Kenzo mengajak Mereka makan bersama ditempat makanan pinggir jalan, makanan itu membuat mereka ngiler karena menjual mie SOP daging kesukaan mereka dan tempat itu lumayan ramai. Andrew dan Sabrina tidak ikut karena mereka akan mempersiapkan tempat, jadi hanya mereka berempat yang pergi. Han tiba-tiba menerima pesan dari Louis bertanya mereka dimana karena Louis sudah datang kekantor polisi untuk mengantar sisa Hasil autopsi Ambrita Sena. Setelah Han memberitahukan lokasi mereka Louis menemui mereka.
" Wah...aku sudah lama ingin kemari tetapi selalu kehabisan." kata Louis senang, lalu duduk bersama mereka.
" Tidak biasanya kalian berkumpul, apa ada sesuatu yang kalian diskusikan? Kudengar kalian baru pulang dari desa."
" Benar." kata Han, Kenzo memukul Han.
" Jangan beritahu dia." kata Kenzo dengan mulut penuh.
" Kenapa?" tanya Han heran.
" jangan dengarkan dia, ceritakan padaku apa yang terjadi." kata Louis penasaran.
" Louis juga teman kita, teman seperjuangan jadi tidak masalahkan aku memberitahunya?" kata Han tersenyum, Adriana tidak mempermasalahkan karena ia sangat mengenal Louis, Kenzo melihat kedua orang itu tidak protes dia hanya mendengus kesal.
Melihat Kenzo seperti setuju, Han memulai menceritakan apa yang terjadi didesa yang mereka alami dan rencana yang akan mereka lakukan, Louis terperangah mendengar cerita Han.
" Kalian sudah menderita, kalian hebat..." puji Louis.
" Bagaimana? apa kau mau bergabung membantu kami?" tanya Han.
" Aku sangat sibuk beberapa hari ke depan, jadi maaf tidak bisa membantu." kata Han menangkupkan kedua tangannya didepan mereka. " Maaf maaf maaf." katanya berulang.
" Kami mengerti." jawab Han, Louis tertawa kecil lalu menyantap mie yang sudah dihidangkan yang ia pesan saat datang.