Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 14
"Sekarang mau kamu apa, mas?", tanya Suci. Perempuan paruh baya itu seolah tengah mengabaikan keberadaan orang lain selain dirinya dan Nugi.
Nugi melepaskan tangan Lidya dari lengannya dan melangkah mendekati Suci di sisi kiri Suci. Karena di sisi kanan ada Zayn.
"Melanjutkan pernikahan ini seperti yang seharusnya bukan?", tanya Nugi tersenyum miring.
Suci menggeleng pelan di atas bantalnya.
"Aku mau kita pisah! Dari pada aku harus di madu, lebih baik aku sendiri !", kata Suci.
Nugi tersenyum miring.
"Cerai maksudmu?",tanya Nugi.
"Iya, itu jauh lebih baik!", jawab Suci. Nugi menepuk-nepuk pelan pipi Suci.
Lalu ia sedikit membungkukkan kepalanya di sisi kepala Suci.
"Mungkin setelah bangun dari koma, kamu lupa bahwa kita pernah membuat perjanjian pra nikah!", kata Nugi.
Setelah mengatakan hal itu, Nugi menegakkan badannya lagi.
Suci meneguk salivanya dengan pelan. Perjanjian pra nikah yang sangat bodoh ia buat saat itu. Dimana ia sangat mempercayai jika Nugi akan mencintainya seumur hidup.
Jika salah satu di antara kita mengajukan atau menggugat cerai, tiga perempat harta bersama selama menikah juga harta pribadi masing-masing akan jadi milik pihak tergugat!
"Aku dengan senang hati menerimanya kalau memang kamu menggugatnya Suci. Tapi kalau aku yang melakukannya...?? Jangan harap!"
Zayn mengepalkan kedua tangannya. Ingin rasanya ia memukul wajah lelaki tak tahu diri itu.
"Aku bekerja siang malam untuk memajukan perusahaan, lalu setelah aku mendapatkan semuanya...aku harus mengikhlaskannya hanya karena ingin memenuhi permintaan mu???", tanya Nugi.
Suci terdiam. Ini bukan tentang hartanya. Tapi yang ia miliki adalah peninggalan kedua orang tuanya.
Sebisa mungkin ia mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Tak mungkin ia membiarkan hartanya terkuras habis oleh suami laknatnya itu.
"Ma...?!", panggil Zayn. Nugi tersenyum sinis saat Zayn memanggil Suci seperti itu.
"Masih bisa kamu memanggil istri ku dengan sebutan Mama?", tanya Nugi pada Zayn.
"Cukup mas! Kamu boleh sakiti aku, khianati aku...tapi jangan putra ku!", kata Suci.
Nala yang seperti obat nyamuk di dalam ruangan itu hanya meremas jemarinya. Ia benar-benar orang asing di sini.
Sedang Lidya hanya melipat kedua tangannya di dada menonton adegan demi adegan yang ada di depannya.
Lelah berdiri ,Lidya pun memilih duduk di sofa sambil menguap pelan. Kur*** ajar sekali bukan pelakor itu???
"Suci....suci....coba saja kamu buktikan saat ini. Apakah dia benar-benar putra mu?", tanya Nugi.
Zayn menatap benci pada sosok lelaki yang selama ini ia hormati.
"Hei anak pungut! Bukankah gadis yang kau bawa ini...ja**** mu?", tanya Nugi pada anak angkatnya tersebut.
Mata Nala melebar sempurna karena pasti ia yang Nugi sebut dengan kata itu.
"Jaga bicara mu tuan Nugi! Bukankah anda yang sudah menikahi jal*** itu!", balas Zayn sambil menunjuk Lidya dengan dagunya. Kesan angkuh dan sombong begitu terlihat di wajah Zayn, itu ajaran Nugi selama ini.
Lidya bangkit dari sofa dan menghampiri mereka.
"Kur*** ajar sekali kamu ya! Dasar anak pungut !?!", kata Lidya kesal. Kalau Nugi tak menahannya, mungkin Lidya pun ingin menampar Zayn.
"Berhenti menghina putraku!", suara Suci meninggi.
Lidya menoleh pada sosok perempuan yang masih terbaring lemah di ranjangnya.
"Lidya! Diam dulu!", pinta Nugi. Meski kesal, Lidya akhirnya pun menuruti suaminya.
"Coba buktikan pada wanita yang kamu panggil mama!", kata Nugi pada Zayn. Baik Zayn, Suci mau pun Nala tak paham maksud perkataan Nugi.
Nugi memandangi Nala dari ujung kaki hingga ujung kepala. Gadis yang lugu dan cantik alami khas seusianya.
Nala yang di pandang seperti itu meras risih. Ia berlindung di belakang tubuh Zayn yang lebih besar dan tinggi darinya.
Sepertinya Zayn paham ketakutan Nala karena tatapan Nugi.
"Kondisikan mata anda!", kata Zayn.
Bukan marah, Nugi justru tersenyum miring.
"Suci! Coba tanyakan pada pemuda yang memanggil mu mama! Seperti apa rasanya menggagahi seorang gadis?", tanya Nugi.
Tubuh Nala menegang. Begitu juga dengan Zayn, hanya saja wajahnya tak ingin menunjukkannya pada Nugi.
"Apa maksud kamu?",tanya Suci pada Nugi. Zayn menggenggam tangan Nala yang sudah berkeringat dingin.
"Tanyakan saja pada putra kesayangan mu!", sahut Nugi.
"Apa ini Zayn?", tanya Suci. Tangan Nala gemetar di dalam genggaman Zayn.
Dia berani membentak Zayn, memarahi Zayn. Tapi nyalinya selalu menciut jika menghadapi orang lain, selain Zayn.
"Zayn...Zayn akan segera menikahi Nala, Ma! Ini Nala, pacar Zayn!", kata Zayn tanpa ragu.
Nugi dan Lidya terbahak mendengar ucapan Zayn. Nugi bahkan merangkul bahu Lidya karena sedang tertawa lepas.
"Menikah?", tanya Suci membeo.
"Iya Ma."
Suci menggeleng pelan di atas bantalnya. Ia tak percaya jika apa yang suaminya katakan tentang Zayn....
"Ehem....jadi...Nala itu, anak kakak ku mba Suci. Cuma ya...dari kecil dia nyusahin aku mba. Kalo dia nikah sama Zayn, lumayan kali ya ngurangin beban ku!", kata Lidya memainkan kukunya yang berwarna warni dan meniupnya.
Suci menggeleng pelan. Dia tak rela jika putranya harus ada sangkut pautnya dengan perempuan licik seperti Lidya.
"Beri tahu mama! Apa alasan mu secepatnya menikahi gadis itu, Zayn?"
Nugi tersenyum sinis. Dia tahu saat Zayn mendatangi rumah Lidya bersama Nala. Meski tak tahu seperti apa wajah Nala karena Lidya tak pernah memperkenalkan Nala padanya.
Orang-orang Nugi mengikuti kemana pun Zayn, termasuk tentang taruhan motor malam itu.
"Sudah ku katakan Suci, pemuda ini sudah berhasil menjadi lelaki dewasa!", kata Nugi sarkas.
Dada Suci terasa begitu sesak. Dari sekian banyak gadis, kenapa harus Nala? Kenapa harus gadis yang masih berhubungan dengan Lidya, perempuan yang sudah merebut suaminya?
"Benar apa yang papa mu katakan ,Zayn!?"
"Dia bukan papaku!", sahut Zayn.
"Mama tanya Zayn, apa yang papa mu katakan benar? Kalian....????!", Suci tak sanggup melanjutkannya.
Sungguh ia tak percaya jika putranya melakukan hal semacam itu.
"I-iya Ma! Zayn sudah memaksa Nala untuk....?!"
Zayn tak lagi melanjutkan ucapannya karena tiba-tiba saja badan Suci kejang-kejang. Zayn menekan tombol darurat di samping ranjang mamanya.
Lidya dan Nugi tampak acuh, hanya Zayn dan Nala yang panik melihat Suci yang tadi baik-baik saja sampai seperti itu.
"Ma...Mama....!", Zayn mencemaskan kondisi Suci. Padahal ia senang sekali mamanya sudah bangun dari koma.
Tapi kenapa hal seperti ini terjadi...???
Keempat orang itu keluar dari ruangan saat dokter meminta mereka untuk keluar dari ruangan itu.
Zayn kalut, Nala sendiri yg tak tahu apa yang akan dia lakukan. Menenangkan Zayn kah????Atau tetap diam dengan segala pemikirannya???
💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Terimakasih 🙏🙏🙏
berakhir dengan happy ending Alhamdulillah