NovelToon NovelToon
Ayah, Aku Anakmu

Ayah, Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Pelakor jahat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.

"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.

"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.

Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.

"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alesha Almahyra Azzahra

..."Ya Allah, selamatkan anak hamba." Ucap Damar dengan airmata yang terus membasahi pipinya, Damar tak henti berdoa saat melihat perjuangan dokter untuk menyelamatkan bayi kecil itu....

..."Kuat Nak, kamu kuat, Ayah disini Nak, Ayah akan selalu ada untuk kamu. Kamu harus kuat ya Nak, Ayah menunggu kamu disini, Ayah sangat ingin mengendong kamu." Ucap Damar yang tak mengalihkan pandangannya dari bayi mungil itu....

...***...

Beberapa dokter terus berusaha menyelamatkan bayi mungil itu dengan tindakan yang dilakukan untuk membantu bayi bernapas setelah lahir.

Dengan jantung yang terus berdebar, airmata yang terus mengalir di pipinya serta mulut yang tiada henti berdoa, Damar menantikan tangisan dari bayi mungil itu, hingga akhirnya...

Oek oek oek

Bayi menangis begitu kuat, semua dokter mengusap keringat dengan rasa syukur yang begitu besar karena berhasil menyelamatkan nyawa dari seorang bayi yang baru saja lahir.

Dengan senyum mengembang dokter itu segera meminta seorang Bidan untuk membersihkan bayi tersebut.

Tangan Damar masih menggenggam erat tangan Ajeng yang baru saja selesai di bersihkan, pakaian Ajeng pun sudah berganti, namun mata Damar dan Ajeng tak bisa berpaling dari bayi mungil itu. Sesekali mereka saling pandang lalu tersenyum, kemudian kembali menatap bayi itu.

Seorang Bidan dengan cekatan membersihkan bayi mungil itu, tidak lupa Ia juga mengukur tinggi dan berat badan bayi, setelah itu bayi segera di pakaikan pakaian lalu di bedong, semua itu tidak luput dari pandangan Damar dan juga Ajeng.

"Selamat ya Pak, Bu, bayi kalian perempuan, sangat cantik seperti ibunya." Ucap Bidan itu.

"Alhamdulillah, sayang anak kita perempuan." Ucap Damar sembari menatap Ajeng dengan wajah penuh kebahagiaan, entah kenapa mendengar anak yang lahir perempuan, hati Damar begitu bahagia.

"Bapak silahkan ikut kami ke ruang NICU, karena bayi anda lahir prematur dan masih sangat lemah jadi akan di rawat di ruang NICU agar mendapatkan perawatan insentif di inkubator." Ucap Bidan tersebut.

"Baik Bu Bidan, tapi bagaimana dengan istri saya?" Tanya Damar kemudian yang tidak ingin meninggalkan Ajeng sendirian.

"Bu Ajeng akan kami pindahkan ke ruangan VIP sesuai permintaan Bapak, setelah Bapak selesai mengurus berkas berkas di sana, Bapak bisa langsung menemani istri Bapak kembali" Jawab Bidan.

"Sayang, mas ke ruang bayi dulu ya, ngga apa apa kan mas tinggal?" Pamit Dimas sembari mencium kening Ajeng.

"Mas, jangan lama lama." Ucap Ajeng menahan tangan Damar.

"Iya sayang." Jawab Damar, Ajeng pun melepas genggaman tangannya, membiarkan Damar mengikuti Bidan yang tengah mendorong Box bayinya.

Keluar dari ruang tindakan, Damar di sambut oleh Kevin dan aditya yang masih setia menunggunya.

"Kalian masih disini?" Kaget Damar.

"Iya, kami menunggu disini, takut kamu membutuhkan apa apa Damar." Jawab Aditya.

"Terimakasih ya kalian selalu perduli sama aku dan Ajeng." Ucap Damar.

"Sama sama Dam, kita kan sahabat, sudah sepantasnya kita saling perduli." Jawab kevin.

"Eh, itu anak kamu Dam, Cewek atau cowok?" Tanya Aditya saat melihat Bidan mendorong Box bayi keluar dari ruang persalinan.

"Iya itu anakku, Alhamdulillah anak aku cewek." Jawab Damar.

Mendengar anak Damar berjenis kelamin perempuan, Kevin dan Aditya begitu antusias mendekati box bayi hanya untuk melihat anak Damar.

"MashaAllah cantik sekali anak kamu Dam." Puji Aditya.

"Mari Pak." Ajak Bidan itu lalu kembali mendorong Box bayi.

"Vin, Adit, aku ke ruang Bayi sebentar ya, kalian tunggu disini, takutnya Ajeng membutuhkan sesuatu, aku titip Ajeng. oke?" Pamit Damar.

"Siap brow." Ucap kevin dan Adit kompak.

***

Di ruang NICU

Damar segera mengurus berkas berkas untuk keperluan rawat putrinya, sementara putrinya saat ini sedang mendapatkan perawatan insentif.

Setelah selesai dengan berkas berkasnya, Damar segera menemui putrinya untuk mengadzaninya.

"Silahkan Pak, di adzani bayinya." Ucap seorang perawat yang menunjukan inkubator tempat putri Damar mendapat perawatan.

Damar berjalan mendekati inkubator tersebut, terlihat beberapa alat medis terpasang di tubuh mungil putrinya saat ini. Damar menatapnya dengan perasaan penuh haru.

"Sus, apa saya boleh menggendongnya?" Tanya Damar.

"Boleh Pak, tapi hati hati ya Pak. dan silahkan Bapak cuci tangan dulu disana." Jawab perawat itu sembari menunjuk wastafel untuk mencuci tangan.

"Baik Sus, terimakasih." Sahut Damar lalu segera berjalan menuju wastafel tersebut, Damar gegas mencuci tangannya.

Selesai cuci tangan, Damar segera kembali ke tempat anaknya mendapat perawatan, perlahan Damar membuka inkubator tersebut. Dengan tangan gemetar, Damar menggendong anak perempuan yang akan menjadikan dirinya cinta pertamanya.

Dengan airmata yang sama sekali tidak bisa di tahan, Damar segera mengadzani anak perempuannya di telinga kanan lalu Iqamah di telinga kiri.

"Assalamualaikum Putri Ayah, kamu cantik sekali Nak, kamu persis seperti Bunda, terimakasih sayang sudah hadir di hidup Ayah dan Bunda. Kelak jadilah anak yang Shalihah Nak, yang taat pada perintah Allah, dan jadilah anak yang membanggakan Ayah dan Bunda" Ucap Damar lalu mencium pipi putrinya.

"Oh ya, Ayah sudah siapkan nama yang cantik untuk anak ayah yang cantik ini, Ayah kasih kamu nama 'Alesha Almahyra Azzahra', yang artinya wanita cantik, bijak, bercahaya dan Pandai yang selalu dilindungi Allah." Ucap Damar kembali mencium pipi putrinya.

***

11 tahun kemudian...

Seorang anak perempuan berusia sebelas tahun, tengah berlarian mengejar layangan yang putus di area pesawahan pedesaan bersama dengan teman temannya, padahal hari sudah hampir maghrib, membuat para orang tuanya merasa cemas.

"Shasa, Kamu dimana Nak?" Teriak Damar saat mencari putrinya yang sudah mau beranjak remaja karena sudah hampir maghrib namun tak kunjung pulang ke rumah.

"Shasa sayang, kamu dimana, ayo pulang Nak, sudah mau maghrib." Teriakan itu terdengar dari mulut ajeng yang ikut membantu mencari putrinya.

"Mas, Shasa kemana?" Tanya Ajeng melirik ke arah suaminya dengan airmata yang sudah menggenang di sudut matanya.

"Sabar sayang, kita cari lagi ya, mungkin dia bermain di pinggiran sawah, kita cari kesana ya." Ucap Damar menggandeng tangan sang istri.

Namun yang di cari saat ini justru tengah berada diatas pohon untuk mengambil layangan yang nyangkut disana.

Dengan menggunakan tangkai kayu, gadis itu terus berusaha menggapai layangan itu. hingga akhirnya..

"Aaaaaaaa." Gadis itu berteriak saat terpleset dari batang pohon yang Ia injak.

Gadis itu memejam kan matanya bersiap untuk menahan sakit saat bokongnya harus mendarat ke tanah.

Namun... satu menit...dua menit... tiga menit, gadis itu merasa heran saat tak kunjung mendarat ke tanah.

Karena penasaran gadis itu perlahan membuka matanya, dan terkejut saat melihat seseorang yang sangat dia sayangi sudah menangkap tubuhnya hingga Ia tak sampai jatuh ke tanah.

"Ayah..." Suara lembut terdengar dari mulut gadis yang memiliki paras cantik, berkulit putih, bola mata coklat dengan bulu mata lentik, bibir merah alami dengan rambut ikal sebahu berwarna hitam kecoklatan.

Gadis itu segera turun dari gendongan Ayahnya, dengan perasaan takut. Teman teman Shasa yah ikut mengejar layangan pun berlarian karena takut kena marah orang tua Shasa.

1
Arwondo Arni
damar Lola org udah tau kesalahan ya ngak sadar dipanggil istrinya malah mikirin yg lain
Arwondo Arni
tes DNA mudah2an sasha benih suaminya bukan org yg perkosa
Anonymous
Sosuit pak Damar, suami yg baik bijk pnuh cinta dan kasih sayg👍👍👍❤️❤️❤️
Anindya Nur Rahma
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!