Kimberly atau dipanggil Lily usia 21 tahun gadis tangguh yang memiliki bela diri tingkat tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata. Mempunyai Alter Ego bernama Emily, orang yang dingin, terkejam tanpa ampun terhadap musuhnya, tidak mempunyai hati. Emily akan muncul apabila Lily dalam keadaan sangat bahaya. Namun konyolnya, Lily mati karena bola susu yang tersangkut di tenggorokannya ketika sedang tertawa terbahak-bahak karena melihat reality show Korea favorit nya.
Lily terbangun di tubuh Kimberly Queeni Carta, pewaris tunggal keluarga Carta, konglomerat no 02 di Negara nya. Mempunyai tunangan bernama Max yang tidak menyukainya dan terang-terangan menjalani hubungan dengan Lolita.
Kimberly sekarang bukanlah Kim si gadis lemah dan penakut seperti dulu. Kimberly menjadi sosok yang menakutkan dan membalikkan penghinaan.
Kimberly bertemu dengan Davian Isandor Dhars, tunangan masa kecilnya yang dingin dan diam-diam selalu melindunginya.
Akankah Lily akan menemukan cinta sejati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memutuskan Mitra Bisnis
Pagi itu, di ruang rapat megah milik keluarga Carta, Nathan Alaric Carta duduk dengan tenang di kursinya. Dasi dan jas yang ia kenakan menunjukkan kewibawaan seorang pebisnis ulung. Di sebelahnya, Selena Melody Carta duduk dengan ekspresi dingin, tangannya terlipat rapi di atas meja.
Di seberang meja panjang itu, pasangan Leonard—orang tua Max—berusaha menjaga ketenangan mereka. Mereka tahu betapa pentingnya pertemuan ini. Nathan Carta adalah mitra bisnis yang selama ini menjadi tulang punggung kelangsungan beberapa proyek besar perusahaan mereka.
“Tuan & Nyonya Carta” buka John Leonard dengan nada diplomatis. “Kami benar-benar menghargai waktu Anda untuk bertemu kami pagi ini. Saya yakin kita bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi antara keluarga kita.”
Nathan tersenyum tipis, tetapi tidak menjawab. Ia membiarkan keheningan menggantung di udara, cukup lama hingga Tuan Leonard mulai gelisah.
“Kesalahpahaman?” ujar Nathan akhirnya, suaranya rendah namun tegas. “Saya rasa, tidak ada kesalahpahaman di sini, John Leonard. Yang ada hanyalah kurangnya rasa hormat dari pihak Anda terhadap keluarga saya, terutama terhadap putri kami, Kimberly.”
Wajah Tn. Leonard menegang, sementara istrinya mencoba tersenyum untuk meredakan situasi.
“Tentu saja kami sangat menghormati keluarga Carta,” ujar Ny. Leonard. “Apa yang terjadi antara Max dan Kimberly adalah urusan pribadi mereka. Saya yakin hal itu tidak perlu memengaruhi hubungan profesional kita.”
Selena yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Urusan pribadi, Anda bilang? Anak Anda mempermalukan putri kami di depan umum selama beberapa bulan bahkan setelah pertunangan mereka. Dia bahkan berani berselingkuh, dan keluarga Anda sama sekali tidak menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf. Semenjak Kimberly kecelakaan, dia koma sebulan dan menjalankan masa pemulihan seminggu. Kembali Max? Kemana kalian? Bahkan Max maupun keluarga kalian tak pernah menunjukkan mata hidung kalian di hadapan kami, termasuk Kim? Menurut Anda, apakah itu hanya urusan pribadi?”
Nada suara Selena dingin, hampir menusuk. Ny. Leonard terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.
“Kimberly mungkin tidak mengeluhkan apa pun pada kami,” lanjut Selena. “Tapi sebagai orang tua, kami melihat semuanya. Kami tahu bagaimana anak Anda memperlakukan putri kami. Kami hanya diam saja, karena Kim sangat menyukai anak anda. Dan maaf saja, kami tidak akan membiarkan hal itu berlalu begitu saja.”
Nathan menambahkan, “Saya telah mempertimbangkan ini sejak lama. Bahkan sebelum insiden itu, kerja sama kita sebenarnya tidak terlalu menguntungkan bagi pihak kami. Sebenarnya kami melakukan kerjasama juga karena Kim memilih anak kalian Max sebagai tunangannya, jika Kim tidak memilih anak kalian, mana mungkin kami mau bekerja sama dengan kalian.”
“Tuan Carta, itu tidak benar,” potong Tuan Leonard dengan nada tertekan. “Perusahaan Anda mendapatkan banyak keuntungan dari proyek-proyek kita. Jika kerja sama ini dihentikan, akan ada kerugian besar bagi kedua belah pihak.”
Nathan mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap Leonard dengan tajam. “Kerugian? Saya lebih memilih rugi daripada terus bekerja sama dengan pihak yang tidak tahu arti kehormatan dan tanggung jawab.”
Keheningan menyelimuti ruang rapat. Leonard membuka mulutnya untuk berbicara, tetapi Nathan mengangkat tangannya, menyuruhnya diam.
“Keputusan saya sudah final,” kata Nathan tegas. “Mulai hari ini, semua kerja sama antara perusahaan Carta dan Leonard resmi dihentikan. Tidak ada negosiasi.”
Ny. Leonard mencoba bicara, suaranya memelas. “Nyonya Selena, kami mohon. Pikirkan kembali keputusan ini. Kami tidak bisa kehilangan kerja sama ini.”
Selena menatap Ny. Leonard dengan sorot mata tajam. “Anda seharusnya memikirkan itu sebelum membiarkan anak Anda mempermalukan putri kami. Keputusan ini tidak hanya tentang bisnis, tapi juga tentang harga diri keluarga kami.”
Leonard akhirnya kehilangan kesabaran. “Ini konyol! Hanya karena masalah remaja, Anda menghancurkan hubungan bisnis bertahun-tahun?”
Nathan berdiri dari kursinya, ekspresinya berubah dingin. “Masalah remaja, Anda bilang? Saya rasa pertemuan ini selesai.”
Nathan memberi isyarat pada asistennya untuk mengantar pasangan Leonard keluar. Dengan wajah memerah, Tuan dan Ny. Leonard akhirnya meninggalkan ruangan tanpa bisa berkata apa-apa lagi.
Di rumah keluarga Leonard, suasana menjadi tegang. Tuan Leonard masuk dengan wajah marah, diikuti oleh istrinya yang tampak khawatir. Max, yang sedang duduk di ruang tamu, langsung berdiri melihat ekspresi ayahnya.
“Ada apa, Dad?” tanya Max, meskipun firasat buruk sudah menghantuinya.
“Ada apa?” bentak Leonard. “Aku kehilangan salah satu mitra bisnis terbesar kita karena kebodohanmu!”
Max terkejut. “Apa maksud Daddy?”
Ayahnya mendekat, menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk. “Nathan Alaric Carta memutuskan semua kerja sama dengan kita! Semua proyek yang kita jalankan bersama keluarga mereka sekarang dibatalkan!”
Max tidak percaya. “Tunggu, ini semua karena Kimberly?”
“Ya!” teriak ayahnya. “Kau mempermalukan dia di depan umum, mereka juga tau jika keluarga kita juga tak pernah menjenguk Kimberly di rumah sakit, dan sekarang keluarganya membalas dengan menghancurkan kita!”
Max mengepalkan tangannya. “Itu bukan salahku! Kimberly yang memulai semuanya! Dia sengaja mempermalukan aku di depan semua orang!”
“Tutup mulutmu!” Ayahnya membentak. “Aku tidak peduli siapa yang memulai! Yang aku tahu, sekarang perusahaan kita berada dalam masalah besar karena tindakan bodohmu!”
Ny. Leonard mencoba menenangkan suaminya. “John, tenanglah. Kita bisa mencari solusi—”
“Solusi apa?” potong John Leonard. “Tuan Carta sudah memutuskan segalanya. Kau pikir kita bisa membujuknya kembali?”
Max merasa kepalanya berputar. Ia tidak pernah menyangka masalah ini akan berdampak sebesar ini. Dalam hati, ia merasa marah pada Kimberly, tetapi juga mulai menyalahkan dirinya sendiri.
“Aku harus melakukan sesuatu,” pikir Max.
Sementara itu, di rumah keluarga Carta, Nathan dan Selena sedang duduk santai di ruang tamu. Kimberly masuk dengan wajah penasaran.
“Pa, Ma, kenapa wajah kalian terlihat puas sekali?” tanyanya sambil duduk di sebelah ibunya.
Selena tersenyum lembut. “Kami baru saja menyelesaikan sesuatu yang penting.”
Kimberly mengangkat alis. “Apa itu?”
Nathan menjawab, “Kami memutuskan semua hubungan bisnis dengan keluarga Max.”
Kimberly terkejut. “Apa? Papa serius?”
“Tentu saja,” jawab Nathan santai. “Aku tidak akan membiarkan mereka terus mengambil keuntungan dari kita sementara mereka tidak menghormati keluarga kita, terutama kamu.”
“Tapi, Papa, bukankah itu akan merugikan perusahaan kita juga?” tanya Kimberly, meskipun hatinya merasa lega mendengar keputusan itu.
Nathan tersenyum penuh keyakinan. “Perusahaan kita akan baik-baik saja. Bahkan lebih baik tanpa mereka. Percayalah pada Papa. Apakah kamu lupa jika kita ini keluarga terkaya ke 2? Mereka hanya cicak cicak di dinding, jadi biarkan dia merayap ke tempat lain saja.”
Mereka tertawa bersama dengan humor receh Nathan.
Selena mengelus rambut Kimberly. “Kami hanya ingin kamu tahu, keluarga kita akan selalu melindungimu, apa pun yang terjadi.”
Kimberly merasa matanya mulai panas. Ia tidak menyangka orang tuanya akan melakukan hal sebesar ini demi dirinya. Dengan suara pelan, ia berkata, “Terima kasih, Pa, Ma.”
Selena tersenyum hangat. “Kamu adalah prioritas kami, sayang. Jangan pernah lupa itu.”
Di tengah kehangatan itu, Kimberly merasa bahwa inilah langkah pertama untuk benar-benar memulai hidupnya yang baru, tanpa bayang-bayang Max dan keluarganya.
mantap grazy y
lanjut lagi Thor...