Dokter Kesayangan CEO Arogan

Dokter Kesayangan CEO Arogan

Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan

Di sebuah rumah sakit besar, terjadi ketegangan ketika salah satu pasien yang sudah berumur mengalami kejang-kejang. Seorang suster nampak begitu panik, dia keluar dari ruang rawat dan berlari menuju salah satu ruangan dokter.

"Dokter! Pasien mengalami kejang-kejang, cepat lakukan tindakan," ucap Suster.

"Baiklah, siapkan alat-alatnya," jawab Dokter Ayuna dengan berjalan cepat menuju ruang ICU.

Seorang wanita tua yang mengidap penyakit jantung koroner, kini telah menjalani tranpalasi untuk menggantikan jantung yang rusak dengan jantung sehat dari pendonor.

Setelah mendapatkan penanganan, akhirnya jantung pasien berdetak normal kembali.

"Syukurlah, akhirnya, ibu ini masih bisa diselamatkan, denyut nadinya masih sangat lemah, dia masih dalam kondisi kritis. Usahakan sering-sering dicek ya Sus, kalau begitu saya akan kembali keruangan saya, kalau ada sesuatu yang buruk, tolong segera hubungi saya," peringat dokter Ayuna.

Ayuna keluar dari dalam ruangan ICU kembali ke ruang kerjanya. Jadwalnya memang sudah habis, namun melihat kondisi pasiennya yang belum membaik, dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

Rasa capek dan kantuk mulai menyerangnya, dia mencoba untuk menguatkan dirinya dengan memesan mocacino kesukaannya.

"Huft, semoga saja ibu itu segera membaik. Keluarganya juga belum terlihat datang, apa aku harus menunggunya sampai pagi, rasanya tidak mungkin," gumam Ayuna dengan melepaskan baju putih yang menjadi kebanggaannya.

Ayuna gadis muda dengan usianya yang menginjak 23 tahun, kini sukses menjadi dokter spesialis jantung.

Semenjak dirinya masih kecil, Ayuna selalu belajar untuk memeriksa orang-orang di sekitarnya dengan menggunakan stetoskop kebanggaannya.

Derttt... Derttt....

Terdengar suara panggilan masuk di ponselnya yang dia taruh di atas meja.

Ayuna mengambil dan langsung mengangkatnya, "Hallo, apa yang sudah terjadi suster?" tanya Ayuna.

"Dokter, pasien sudah melewati masa kritis, dia sudah sadar. Dokter silahkan cek ke sini," pinta Suster.

"Baiklah, saya akan segera ke sana," jawab Ayuna.

Ayuna mengambil kembali baju dinasnya dan memakainya, setelah itu keluar ruangannya menuju ruang operasi.

"Suster, bagaimana dengan kondisi pasien sekarang? Apa ada banyak perubahan?" tanya Ayuna.

"Iya dok, tapi sekarang pasien tertidur, karena sempat meminta air, dan saya tidak memberinya," ucap Suster.

"Bagus. Jangan berikan minum terlebih dulu, nanti saja setelah beberapa jam. Oh! Ya, bagaimana dengan keluarga pasien? Apa nggak ada yang menemaninya di sini?" tanya Ayuna.

"Tadi ada kedua orang tua paruh baya, namun mereka menyelesaikan biaya Administrasi, dan setelah itu, saya nggak tahu dokter," ucap Suster.

Ayuna pun mengeceknya, keadaannya juga mulai stabil, dia sangat bersyukur karena bisa menyelamatkan nyawa pasien dalam keadaan yang cukup parah.

"Suster, nanti lakukan pengecekan secara berkala. Saya mau pulang, karena jadwal saya sudah habis. Pastikan, nanti kalau pasien sudah bangun, berikan minum, dan juga makan seperti biasanya."

Ayuna memberi penjelasan pada Suster, setelah itu dia langsung keluar dari ruangan tersebut.

Seorang paruh baya telah menunggu di depan ruang ICU, keduanya saling pandang dengan mukanya yang panik.

"Dokter, bagaimana dengan keadaan Ibu saya?" tanya laki-laki paruh baya dengan mendekat pada Ayuna.

"Anda keluarga pasien Nyonya Ane?" tanya Ayuna.

"Iya Suster, saya anaknya," jawab seorang paruh baya itu dengan menganggukkan kepalanya.

Ayuna mengangguk hormat pada kedua paruh baya tersebut dengan melepas senyumnya.

"Begini ibu, kondisi nyonya Ane sekarang Alhamdulillah sudah membaik, beliau sudah melewati masa kritisnya. Tapi maaf, belum bisa dijenguk, nanti akan ada jadwalnya untuk menjenguknya," tutur Ayuna.

"Oh! Begitu ya dokter, terimakasih banyak ya dok," ucap paruh baya itu.

"Iya, Ibu, kalau begitu mari, saya duluan," pamit Ayuna sembari tersenyum sopan pada paruh baya itu.

"Iya dok," jawab paruh baya tersebut dengan mengangguk sopan.

Ayuna langsung meninggalkan mereka berdua menuju ke tempat parkiran mobil.

Ayuna yang tidak suka mendapatkan pujian atas apa yang diraihnya sebagai dokter, diapun melepaskan baju kebanggaannya di dalam mobil dan memilih untuk memakai celana jeans dengan kaos.

"Hidup emang ribet ya, pingin jadi dokter udah keturutan, udah jadi dokter banyak yang caci, dibilang sombong. Yang ini, yang itu, huft, jadi ribet," gerutu Ayuna.

Ayuna memundurkan mobilnya, dirasa aman tempat parkirnya, ternyata tanpa diketahuinya, ada sebuah mobil melintas di belakangnya secara tiba-tiba.

Brak!!!

Suara cukup kencang menggema di telinganya.

"Astaga! Apa yang sudah terjadi, suara apa tadi?"

Ayuna mematikan kembali mesin mobilnya.

Tak berapa lama pintu mobilnya diketuk seseorang dari luar.

"Keluar!" sentak seseorang dengan memekik keras dari arah luar.

Ayuna melotot dengan menatap ke arah luar jendela mobilnya.

"Hah! Siapa dia?"

"Ayo cepat keluar," sentaknya lagi.

"I-iya aku keluar, sabar napa sih," gerutu Ayuna dengan segera membuka pintu mobilnya.

Mendapati pemuda tampan dengan tubuh atletik dan wajah tegasnya, membuat dia tercengang.

Bak dewa Yunani pemuda itu hampir mirip mendekati kata sempurna.

"Wah! Tampan banget," pujinya dalam hati.

Pemuda itu menatapnya geram, seperti ingin menerkamnya saja mendapati gadis yang keluar dari dalam mobil tersebut.

"Kenapa?" kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya pemuda itu dengan muka ketusnya.

Lamunan Ayuna sirna ketika mendapati pemuda itu dengan sifat kakunya.

"Ah! Enggak! Biasa aja kok," jawab Ayuna.

"Dengar, apa kau tadi nggak melihat ada mobil melintas di belakang sini. Kau dengan sengaja memundurkan mobilmu wanita bodoh!" sentak Pemuda itu.

Ayuna yang mendapatkan teguran, diapun memelototkan boleh matanya kesal.

"Apa kau bilang? Aku wanita bodoh? Hey! Memangnya apa yang sudah kulakukan hah! Merugikan apamu?"

Ayuna juga tersulut emosi saat dirinya dikatakan seperti gadis bodoh oleh orang asing yang tidak pernah dikenalinya.

"Kau ingin tahu apa kesalahanmu, lihatlah baik-baik, body mobilku ringsek gara-gara ulahmu, apa matamu nggak melihat kalau ada mobil melintas di sini, kalau mau mundur, lihat-lihat dulu, kali aja bisa nabrak orang. Dan sekarang mobilku yang menjadi korban," cecar lelaki itu dengan menatapnya geram.

Ayuna melotot menatap body mobil pemuda itu telah ringsek ditabraknya. Tapi dia memang tidak sengaja.

'Oh! Jadi yang suara keras tadi mobilku nabrak mobil orang lain. Tapi ngapain dia lewat sini. Ini kan kawasan tempat parkir dokter, kenapa dia mau parkir di sini, enak aja. Berarti ini bukan murni kesalahanku,' gumamnya membatin.

"Aku nggak mau tahu, sekarang kamu harus bertanggung jawab. Jangan coba-coba buat kabur. Ini mobil masih baru, jadi jangan kau anggap itu karena ketidaksengajaan," cecarnya.

"Tapi ini bukan sepenuhnya aku yang bersalah. Ini tempat parkir mobil dokter, kenapa kamu malah memarkirkan mobilmu di sini hah!"

Ayuna tidak mau mengalah, walaupun keduanya sama-sama di posisi yang salah.

"Terus, kalau ini tempat parkir mobil dokter, kenapa kau ada di sini?" tanya pemuda itu.

"Ya, karena aku.... "

Ayuna menggantungkan ucapannya, dia juga tidak mau dirinya dikenal sebagai seorang dokter. Tidak ingin membanggakan dirinya yang berprofesi sebagai dokter.

"Apa? Kau mau menjawab apa? Mau menjawab kalau kau itu seorang dokter? Hm, bagaimana mungkin, penampilan dokter itu sangat feminin, nggak norak seperti ini," ejek pemuda itu.

"Iya, kamu memang benar, bagaimana mungkin aku seorang dokter. Penampilanku saja seperti ini. Aku datang kemari untuk mengambil mobil kakakku, jadi aku punya hak di sini, nggak salah keberadaanku di sini," jawab Ayuna.

"Oh! Jadi gitu. Memang nggak salah keberadaanmu di sini, tapi aku nggak peduli, kau harus bertanggungjawab atas kerusakan mobilku. Aku nggak mau tahu ya? Kita selesaikan sekarang juga," cercahnya.

Ayuna tidak mungkin menghindar dari perbuatannya yang salah walaupun tidak disengaja. Apa lagi kalau sampai pihak rumah sakit tahu dirinya bersalah dan tidak mau bertanggungjawab, reputasinya juga akan jelek di mata orang sekitarnya.

"Ok, besok aku bakalan kasih kerugian untuk kerusakan mobil kamu. Bawa saja dulu ke bengkel, aku akan mengurusnya. Aku akan memberimu nomer telpon, agar bisa terhubung langsung denganmu," ucap Ayuna.

"Tidak bisa, apa kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu itu. Aku maunya sekarang, harus sekarang," peringat pemuda itu.

"Huft, nggak bisa. Malam ini aku harus pulang, aku sudah sangat capek, kalau kamu menginginkan aku buat tanggungjawab, ok, jawabannya besok. Tapi kalau kamu tetap kekeh maunya sekarang, sorry i do not want to."

Ayuna langsung meninggalkan pemuda itu masuk ke mobilnya kembali.

Tidak ingin kehilangan jejak, pemuda itu mengejar Ayuna dengan mengetuk pintu mobilnya.

"Hey gadis bodoh, berikan nomermu," ucapnya.

Ayuna memutar bola matanya dan kembali membuka pintunya.

"Makanya jadi orang jangan sok," tegur Ayuna dengan meminta ponsel pemuda itu dan mencatat nomornya.

"Tapi beneran kan? Jangan berani macam-macam, kalau sampai kau tidak bertanggung jawab, aku bakalan cari sampai ketemu. Selagi kau berurusan sama aku, sampai Kapanpun, kau akan kukejar, " peringat pemuda itu.

"Silahkan, aku nggak takut. Kamu pikir aku takut sama orang sepertimu. Aku nggak, takut pada siapapun, apa lagi sama pemuda sombong sepertimu."

Ayuna memberikan ponsel pemuda itu kembali setelah mencatat nomornya.

Tanpa basa-basi lagi, Ayuna langsung mengendarai mobilnya meninggalkan tempat.

"Sialan!"

Sedangkan pemuda itu mengumpat keras, sangat geram, sembari menatap body mobilnya yang ringsek.

Terpopuler

Comments

kaylla salsabella

kaylla salsabella

aku mampir Thor 🥰

2024-10-09

1

C2nunik987

C2nunik987

hadir thorrr mudah mudahan sampe tamat ga gantung gantung 🙈🙈🙈

2024-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan
2 Bab 2. Jengkel
3 Bab 3. Dijodohkan
4 Bab 4. Dua Puluh Juta
5 Bab 5. Jadilah Dokter Pribadiku
6 Bab 6. Ancaman
7 Bab 7. Cucu Durhaka
8 Bab 8. Ternyata Dia Seorang Dokter
9 Bab 9. Menantu yang tak Dianggap
10 Bab 10. Keluarga Menjengkelkan
11 Bab 11. Sama-sama Berwatak Keras
12 Bab 12. Siksaan Batin
13 Bab 13. Rahasia Keluarga
14 Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga
15 Bab 15. Penolakan
16 Bab 16. Koma
17 Bab 17. Menjadi Menantu Kami
18 Bab 18. Pria Tidak Waras
19 Bab 19. Keras Kepala
20 Kondisi Ane Semakin Memburuk
21 Bab 21. Dilamar
22 Bab 22. Modal Nekat
23 Bab 23. Diusir
24 Bab 24. Pergi
25 Bab 25. Apa Maksudmu?
26 Bab 26. Sambutan Hangat Untuk Ayuna
27 Bab 27. Arogan
28 Bab 28. Ada Apa Dengan Steven
29 Bab 29. Semakin Aneh
30 Bab 30. Kenapa Harus Allard?
31 Bab 31. Peduli
32 Bab 32. Jangan Simpan Kebencianmu Untuknya
33 Bab 33. Aku tidak Ingin Berpisah
34 Bab 34. Diantar Steven
35 Bab 35. Kecewa
36 Bab 36. Jengkel
37 Bab 37. Syarat Bikin Jengkel
38 Bab 38. Mulai Peduli
39 Bab 39. Aku Tidak Ingin Menjadi Benalu
40 Bab 40. Anak Durhaka
41 Bab 41. Dilamar
42 Bab 42. Pertengkaran Antara Keluarga
43 Bab 43. Jangan Tinggalkan Aku
44 Bab 44. Mabuk Berat
45 Bab 45. Tidur Bersama
46 Bab 46. Pikirkan Kacau
47 Bab 47. Jaga Dia
48 Bab 48. Mereka Pasangan yang Cocok
49 Bab 49. Maaf
50 Bab 50. Gelisah
51 Bab 51. Jadi Mereka Bukan Orang Tuaku?
52 Bab 52. Akhirnya Tunangan
53 Bab 53. Akhirnya Sadar
54 Bab 54. Berulah
55 Bab 55. Ternyata Perhatian
56 Bab 56. Nenek Mau Cucu Berapa?
57 Bab 57. Tugas di Desa Terpencil
58 Bab 58. Andai Saja Saya Bisa Berkumpul Dengan Keluarga Saya?
59 Bab 59. Mengunjungi tempat tinggal Martha
60 Bab 60. Ternyata Mereka?
61 Bab 61. Pingsan
62 Bab 62. Jatuh Sakit
63 Bab 63. Gara-gara Setan
64 Bab 64. Sudah Tertipu
65 Bab 65. Percaya Diri
66 Bab 66.Tidurlah Bersamaku!
67 Bab 67. Sambutan Hangat Untuk Kehadiran Alexander
68 Bab 68. Sekamar Berdua Dengan Raja Dugong
69 Bab 69. Kalian Penipu
70 Bab 70. Akhirnya Tertangkap
71 Bab 71. Bayangan Masa Lalu
72 Bab 72. Kedatangan Sepupu
73 Bab 73. Akhirnya Menikah
74 Bab 74. Akhirnya Sah
75 Bab 75. Kesempatan Untuk Rujuk
76 Bab 76. Canggung
77 Bab 77. Bahagia Milik Berdua
78 Bab 78. Kita Putus
79 Bab 79. Gara-gara Raja Dugong
80 Bab 80. Jadikan Aku Istri Keduamu
81 Bab 81. Berantem Gara-gara Satu Cewek
82 Bab 82. Hanya Demi Hadiah
83 Bab 83. Aku mencintaimu
84 Bab 84. Pembagian Warisan
85 Bab 85. Siapa Vera
86 Bab 86. Sikap yang Berubah
87 Bab 87. Kecewa
88 Bab 88.Dibuat Jengkel Oleh Ulahnya
89 Bab 89. Ayuna Jatuh Sakit
90 Bab 90. Pendarahan
91 Bab 91. Siasat Untuk Menjebak
92 Bab 92. Penangkapan Lisa
93 Bab 93. Hilang Ingatan
94 Bab 94. Hilang Ingatan 2
95 Bab 95. Keterlaluan
96 Bab 96. Keras Kepala
97 Bab 97. Ternyata yang Menikah?
98 Bab 98. Demi Sebuah Foto
99 Bab 99. Sok Jutek
100 Bab 100. Kita Rujuk
101 Bab 101. Teringat Kembali
102 Bab 102. Hadiah Dari Opa
103 Bab 103. Balikan Sama Mantan
104 Bab 104. Terus Bagaimana Dengan Perasaanmu Sendiri?
105 Bab 105. Ngidam Nasgor
106 Bab 106. Membongkar Kedok Arya
107 Bab 107. Pertengkaran di Rumah Mantan
108 108. Kembali Rujuk
109 Bab 109. Melahirkan
110 Bab 110. Kedatangan Verra
111 Bab 111. Dia Tercipta Bukan Untukku
112 Bab 112. Cemburu
113 Bab 113. Mama Berubah
114 Bab 114. Kekecewaan yang Mendalam
115 Bab 115. Keluarga Receh
116 Bab 116. Olivia Rese
117 Bab 117. Pingsan
118 Bab 118. Olivia Jatuh Sakit
119 Bab 119. Jantung Bocor
120 Bab 120. Mode Ngambek
121 Bab 121. Kejadian Buruk
122 Bab 122. Kematian Ane
123 Bab 123. Emosi yang Tak Terkendali
124 Bab 124. Vera Menjadi Tersangka
125 Bab 125. Membujuk Olivia
126 Bab 126. Bianglala Bikin Pusing
127 Bab 127. Kau Harus Dihukum
128 Bab 128. Sedih Saat Mengetahui Penyakitnya
129 129. Saling Memaafkan
130 Bab 130. Bertemu Sahabat Lama
131 Bab 131. Rayuan Pakai Chocolatos
132 Bab 132
133 Bab 133. Khawatir
134 Bab 134. Murid Baru
135 Bab 135. Mendapatkan Hukuman
136 Bab 136. Dia Adikku
137 Bab 137. Kekhawatiran Endrow
138 Bab 138. Takut Putus
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan
2
Bab 2. Jengkel
3
Bab 3. Dijodohkan
4
Bab 4. Dua Puluh Juta
5
Bab 5. Jadilah Dokter Pribadiku
6
Bab 6. Ancaman
7
Bab 7. Cucu Durhaka
8
Bab 8. Ternyata Dia Seorang Dokter
9
Bab 9. Menantu yang tak Dianggap
10
Bab 10. Keluarga Menjengkelkan
11
Bab 11. Sama-sama Berwatak Keras
12
Bab 12. Siksaan Batin
13
Bab 13. Rahasia Keluarga
14
Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga
15
Bab 15. Penolakan
16
Bab 16. Koma
17
Bab 17. Menjadi Menantu Kami
18
Bab 18. Pria Tidak Waras
19
Bab 19. Keras Kepala
20
Kondisi Ane Semakin Memburuk
21
Bab 21. Dilamar
22
Bab 22. Modal Nekat
23
Bab 23. Diusir
24
Bab 24. Pergi
25
Bab 25. Apa Maksudmu?
26
Bab 26. Sambutan Hangat Untuk Ayuna
27
Bab 27. Arogan
28
Bab 28. Ada Apa Dengan Steven
29
Bab 29. Semakin Aneh
30
Bab 30. Kenapa Harus Allard?
31
Bab 31. Peduli
32
Bab 32. Jangan Simpan Kebencianmu Untuknya
33
Bab 33. Aku tidak Ingin Berpisah
34
Bab 34. Diantar Steven
35
Bab 35. Kecewa
36
Bab 36. Jengkel
37
Bab 37. Syarat Bikin Jengkel
38
Bab 38. Mulai Peduli
39
Bab 39. Aku Tidak Ingin Menjadi Benalu
40
Bab 40. Anak Durhaka
41
Bab 41. Dilamar
42
Bab 42. Pertengkaran Antara Keluarga
43
Bab 43. Jangan Tinggalkan Aku
44
Bab 44. Mabuk Berat
45
Bab 45. Tidur Bersama
46
Bab 46. Pikirkan Kacau
47
Bab 47. Jaga Dia
48
Bab 48. Mereka Pasangan yang Cocok
49
Bab 49. Maaf
50
Bab 50. Gelisah
51
Bab 51. Jadi Mereka Bukan Orang Tuaku?
52
Bab 52. Akhirnya Tunangan
53
Bab 53. Akhirnya Sadar
54
Bab 54. Berulah
55
Bab 55. Ternyata Perhatian
56
Bab 56. Nenek Mau Cucu Berapa?
57
Bab 57. Tugas di Desa Terpencil
58
Bab 58. Andai Saja Saya Bisa Berkumpul Dengan Keluarga Saya?
59
Bab 59. Mengunjungi tempat tinggal Martha
60
Bab 60. Ternyata Mereka?
61
Bab 61. Pingsan
62
Bab 62. Jatuh Sakit
63
Bab 63. Gara-gara Setan
64
Bab 64. Sudah Tertipu
65
Bab 65. Percaya Diri
66
Bab 66.Tidurlah Bersamaku!
67
Bab 67. Sambutan Hangat Untuk Kehadiran Alexander
68
Bab 68. Sekamar Berdua Dengan Raja Dugong
69
Bab 69. Kalian Penipu
70
Bab 70. Akhirnya Tertangkap
71
Bab 71. Bayangan Masa Lalu
72
Bab 72. Kedatangan Sepupu
73
Bab 73. Akhirnya Menikah
74
Bab 74. Akhirnya Sah
75
Bab 75. Kesempatan Untuk Rujuk
76
Bab 76. Canggung
77
Bab 77. Bahagia Milik Berdua
78
Bab 78. Kita Putus
79
Bab 79. Gara-gara Raja Dugong
80
Bab 80. Jadikan Aku Istri Keduamu
81
Bab 81. Berantem Gara-gara Satu Cewek
82
Bab 82. Hanya Demi Hadiah
83
Bab 83. Aku mencintaimu
84
Bab 84. Pembagian Warisan
85
Bab 85. Siapa Vera
86
Bab 86. Sikap yang Berubah
87
Bab 87. Kecewa
88
Bab 88.Dibuat Jengkel Oleh Ulahnya
89
Bab 89. Ayuna Jatuh Sakit
90
Bab 90. Pendarahan
91
Bab 91. Siasat Untuk Menjebak
92
Bab 92. Penangkapan Lisa
93
Bab 93. Hilang Ingatan
94
Bab 94. Hilang Ingatan 2
95
Bab 95. Keterlaluan
96
Bab 96. Keras Kepala
97
Bab 97. Ternyata yang Menikah?
98
Bab 98. Demi Sebuah Foto
99
Bab 99. Sok Jutek
100
Bab 100. Kita Rujuk
101
Bab 101. Teringat Kembali
102
Bab 102. Hadiah Dari Opa
103
Bab 103. Balikan Sama Mantan
104
Bab 104. Terus Bagaimana Dengan Perasaanmu Sendiri?
105
Bab 105. Ngidam Nasgor
106
Bab 106. Membongkar Kedok Arya
107
Bab 107. Pertengkaran di Rumah Mantan
108
108. Kembali Rujuk
109
Bab 109. Melahirkan
110
Bab 110. Kedatangan Verra
111
Bab 111. Dia Tercipta Bukan Untukku
112
Bab 112. Cemburu
113
Bab 113. Mama Berubah
114
Bab 114. Kekecewaan yang Mendalam
115
Bab 115. Keluarga Receh
116
Bab 116. Olivia Rese
117
Bab 117. Pingsan
118
Bab 118. Olivia Jatuh Sakit
119
Bab 119. Jantung Bocor
120
Bab 120. Mode Ngambek
121
Bab 121. Kejadian Buruk
122
Bab 122. Kematian Ane
123
Bab 123. Emosi yang Tak Terkendali
124
Bab 124. Vera Menjadi Tersangka
125
Bab 125. Membujuk Olivia
126
Bab 126. Bianglala Bikin Pusing
127
Bab 127. Kau Harus Dihukum
128
Bab 128. Sedih Saat Mengetahui Penyakitnya
129
129. Saling Memaafkan
130
Bab 130. Bertemu Sahabat Lama
131
Bab 131. Rayuan Pakai Chocolatos
132
Bab 132
133
Bab 133. Khawatir
134
Bab 134. Murid Baru
135
Bab 135. Mendapatkan Hukuman
136
Bab 136. Dia Adikku
137
Bab 137. Kekhawatiran Endrow
138
Bab 138. Takut Putus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!