"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 6
Saat hari pertama di kelas IPS 3 tiba, Lia merasa sedikit gugup. Ia melangkah masuk ke ruangan kelas dengan hati yang berdebar-debar. Ia mencari kursi kosong dan duduk di sana.
"Hai, Lia! Duduk sini," sapa seorang anak laki-laki yang duduk di kursi depan dengan senyum yang cerah. "Aku Rangga. Kamu teman baru kita di kelas ini."
Lia tersenyum lebar dan menanggapi sapaan Rangga. "Hai, Rangga. Senang bertemu kamu."
Rangga menunjuk kursi di sampingnya. "Duduk sini, Dek. Nanti aku kenalin sama teman-teman yang lain."
Lia duduk di samping Rangga dan merasa sedikit lega. Rangga ternyata anak yang ramah dan menyenangkan. Ia berharap akan menjalin persahabatan yang baik dengan Rangga dan teman-teman baru yang lainnya.
"Hei, Rangga! Kenapa kamu senyum-senyum gitu? Ada apa sih?" tanya seorang anak perempuan dengan nada yang iseng.
"Nih, Kenalin teman baru kita, Lia. Dia pindah dari kelas IPA," jawab Rangga sambil menunjuk Lia.
Anak perempuan itu menoleh ke Lia dengan senyum yang menawan. "Hai, Lia. Aku Kania. Senang kenalan sama kamu."
"Hai, Kania. Senang bertemu kamu juga," jawab Lia dengan senyum yang sedikit canggung.
Kania tersenyum lebar. "Tenang aja, Lia. Di kelas ini kita seru-seruan kok. Nggak ada yang bully di sini."
Lia menangguk mengerti. Ia merasa lega mendengar perkataan Kania. Ia berharap perkataan Kania benar dan ia bisa bergaul dengan baik di kelas baru.
"Oke, sekarang kita mulai pelajaran," kata Bu Ani, guru kelas IPS 3, yang baru masuk ke ruangan.
Lia kemudian mulai mengikuti pelajaran pertamanya di kelas baru. Ia mendengarkan penjelasan Bu Ani dengan seksama dan mencatat setiap poin penting. Ia merasa tertantang dengan materi pelajaran yang baru ia pelajari di jurusan IPS.
Saat istirahat tiba, Lia berbicara dengan Kania dan Rangga tentang hal-hal yang menarik dari kelas IPS. Kania menceritakan tentang kegiatan ekstrakurikuler di kelas IPS 3 yang beragam, sedangkan Rangga menceritakan tentang cita-cita nya yang ingin menjadi pengusaha sukses.
"Lia, nanti sore kita nonton film bareng ya?" ajak Kania dengan semangat. "Film terbaru yang lagi booming itu."
"Wah, boleh nih," jawab Lia dengan senyum. "Aku pengen nonton film itu."
"Oke, kita ketemuan di depan gerbang sekolah jam lima sore," kata Kania.
Lia menangguk mengerti. Ia merasa senang bisa berteman dengan Kania dan Rangga. Mereka ternyata orang-orang yang ramah dan menyenangkan.
"Lia, kamu nggak usah khawatir lagi, ya," kata Rangga dengan nada yang menenangkan. "Di kelas ini kita berteman kok."
"Iya, Lia. Kita akan menolong kamu beradaptasi di kelas ini," sambung Kania.
Lia menangguk mengerti dan tersenyum lebar. Ia merasa lega dan berharap bisa menjalani kehidupan baru nya di kelas IPS 3 dengan penuh semangat dan persahabatan baru.
Saat Lia asyik berbincang dengan Kania dan Rangga, sebuah bisikan yang kasar menyeruak dari belakang.
"Heh, si cewek pindahan. Nggak nyangka lo berani pindah ke kelas kita," ujar suara itu dengan nada mengancam.
Lia menoleh ke belakang dan melihat seorang anak laki-laki berbadan tegap dengan tatapan tajam menatap nya. Di sampingnya, ada dua anak laki-laki lain yang terlihat mengerikan dengan senyum sinis.
"Siapa lo?" tanya Lia dengan suara yang sedikit gemetar.
"Gue Pandu. Dan lo musuh gue," jawab Pandu dengan nada yang mengerikan.
Lia terkejut mendengar itu. Ia tidak mengenal Pandu dan tidak pernah bertengkar dengannya. Kenapa Pandu menganggap Lia sebagai musuhnya?
"Kenapa lo bilang aku musuh lo?" tanya Lia dengan suara yang agak trembelan.
"Gue nggak suka ada orang baru di kelas gue," jawab Pandu dengan nada yang kasar. "Lo harus tahu posisi lo di kelas ini."
#bersambung ya gaes
kyk"Lia menghela nafas dalam-dalam", "Jangan takut, pandu itu sebenarnya baik" kasih kyk cerita lai gt spy pembaca juga menikmatinya tdk hny kalimat itu" sj dr bab 1-5 Lia cerita k keluarganya, tmn" ny bhkn guru" nya di mohon dong jgn terlalu banyak cerita seperti itu! tolong berikan cerita yang lebih menarik lagi!