Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Maaf queen, Vincent sedang ada meeting di luar" kata Willy berbohong, ia tahu Vincent pasti sedang berada di markas Smith.
"Emm, baiklah. Aku titip ini ya kak untuk om, aku pulang dulu ya. Bye bye" kata queena menyerahkan kotak makan itu pada Willy.
"Hati hati di jalan. Jika sesuatu terjadi, segera hubungi aku" kata Willy
"Oke kak" queena langsung keluar. Semua orang yang melihat queena pun saling berbisik. Tak sedikit dari mereka yang merasa penasaran dengan wajah di balik masker itu.
"Siapa dia? Apa wanita yang sama saat pertama kali membawakan kotak makan untuk pak Vincent saat itu" bisik salah satu karyawan
"Seperti nya iya,tapi aku tidak ingat bagaimana wajah nya saat itu" kata karyawan lain menimpali.
"Stttt, kalian akan di usir jika terdengar menggosip kan tentang pak Vincent" kata salah satu karyawan mengingatkan para teman nya yang sedang asyik bergosip
______________________________________________
"Kata kak Willy, dia sedang meeting di luar" kata queena seraya masuk ke dalam mobil.
"Yasudah, bagaimana kalau kita makan ice cream di tempat biasa kamu beli" kata flora mencoba menghibur queena karna sepertinya queena merasa sedikit kecewa, terlihat dari raut wajah nya yang masam.
"Oke deh kak" kata queena kembali happy saat mendengar kata 'ice cream'
Mereka pun segera menuju toko ice cream fav queena. Sesampainya Disana, mereka pun memakan ice cream perlahan menikmati setiap suapan.
Queena merasa ada yang mengawasi sedari tadi, ia berbisik pada flora, namun flora mengabaikan nya. Ia pikir, itu hanya perasaan adik nya saja.
"Kak, sebaiknya kita pulang aja yuk. Tapi kakak tetap di rumah om Vincent, jangan pulang kerumah, temani aku sampai om pulang ya" kata queena memohon. Ia mencari alasan agar flora tetap bersama nya. Karna perasaan nya sedari tadi sudah tidak karuan.
"Maaf kak, aku harus melakukan ini agar kamu tetap aman bersama ku, setidak nya jika kita berada di rumah om, kita akan aman karna banyak pengawal Disana" batin queena.
"Iya iya, setelah pak Vincent pulang. Kakak akan kembali kerumah, oke?" kata flora tak mendebat.
Mereka pun langsung pulang ke rumah Vincent, queena melihat ke arah spion, benar saja, ada mobil hitam yang terus mengikuti mereka.
Namun saat mereka memasuki gerbang, mobil itu putar balik dan entah kemana karna queena sudah tak bisa melihat nya lagi.
"Aku udah bilang kak, ada yang mengawasi kita. Sepanjang jalan aku selalu melihat ke arah spion, benar saja. Ada mobil hitam yang selalu mengikuti kita" kata queena.
"Sudahlah, itu mungkin perasaan kamu saja" kata flora yang masih menyangkal.
Mereka pun kini masuk ke dalam rumah, sebenarnya flora juga merasakan itu. Namun ia berpura pura agar adiknya tidak semakin panik.
waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Namun Vincent belum juga pulang yang membuat queena semakin khawatir.
Flora sudah terlelap di kamar tamu, queena juga ada Disana untuk menemani kakak nya. Ia pun merebahkan diri di samping Kakak nya.
queena baru saja memejam kan mata nya, tiba tiba terdengar suara pelayan menyambut kedatangan Vincent, queena pun segera keluar kamar menghampiri Vincent.
"Om" teriak queena yang langsung memeluk erat Vincent.
"Ada apa queen?" tanya Vincent, karna tak biasanya queena seperti itu padanya.
"Om aku takut, aku takut kakak ku kenapa kenapa, tadi siang saat aku mengantar kan makan siang untuk mu, di perjalanan kami mampir ke toko ice cream, tapi ada seseorang yang selalu mengawasi kami om. Aku takut, saat kak flora di rumah sendirian, orang itu kembali meneror kakak" jelas queena panjang lebar.
"Kamu mengantarkan makan siang untuk ku?" tanya Vincent.
"Emang om gak ke perusahaan? Tadi pas aku kesana, kata kak willy om sedang ada meeting di luar. jadi aku menitipkan makanan itu sama kak Willy" kata queena.
"Aku banyak pekerjaan di luar, tidak sempat kembali ke perusahaan. Terimakasih dan maaf karna tak sempat memakan masakan mu" kata Vincent yang merasa bersalah namun ingin tetap terlihat cool di depan queena.
"Gak apa apa deh om, yang penting om sudah makan" kata queena tersenyum.
"Oh iya, tentang kakak mu. Suruh dia tinggal disini bersama kita, demi keselamatan nya" kata Vincent.
"Wahhhh beneran om? Serius? Beneran? Sumpah?" tanya queena kegirangan, ia tak menyangka Vincent sangat peka seperti ini.
"Siap kan makan malam untuk ku, jangan bertanya lagi jika ingin kakak mu tinggal disini" kata Vincent berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.
Queena pun mulai menyiapkan makan malam untuk Vincent sembari bersenandung. Ia sangat senang akhirnya bisa tinggal bersama kakak nya lagi. yang terpenting sekarang, kakak nya aman dalam pengawasan nya.
Queena mengantarkan makanan itu ke dalam kamar, namun sepertinya Vincent masih mandi. Queena pun melihat baju Vincent yang tergeletak di lantai, ia pun mengambil nya berniat akan memasukan nya ke baju kotor.
"Apa ini?" gumam queena saat melihat noda berwarna merah di jas milik Vincent.
"Amis? Apa ini darah?!" queena terkejut saat mencium nya dan itu bau darah, ia yakin sekali itu bercak darah. Jadi queena menunggu Vincent keluar dari kamar mandi sembari memegangi jas milik suami nya itu.
"Om, ini apa? Apa om terluka?" tanya queena saat melihat Vincent keluar dari kamar mandi.
"lancang sekali! Kenapa kau mengambil barang barang ku!" bentak Vincent merebut jas itu dari tangan queena.
Queena terkejut, ia menahan tangis nya karna di bentak oleh Vincent, ia juga takut saat melihat tatapan Vincent yang begitu menyeramkan saat ini.
"M...maaf om" kata queena menundukan kepala nya.
Vincent keluar dari kamar, entah kemana dia pergi membawa jas itu. Queena masih mematung tak percaya karna perlakuan Vincent barusan yang sangat kasar.
"Sadarlah! Kamu memang lancang! Wajar jika dia marah!" gumam queena memarahi dirinya sendiri.
"Tapi, aku istri nya?....aish! B*d*h! kau ini istri di atas kertas queena, sadarlah!" kata queena menepuk kepala nya dan menghapus air mata nya.
Ia pun duduk di sofa menunggu Vincent kembali untuk makan malam. Tak lama kemudian, Vincent masuk ke dalam kamar.
"Maaf aku membentak mu" kata Vincent singkat, ia pun duduk di sofa.
"ini, makan dulu om. Aku yang minta maaf udah lancang" kata queena memaksa kan senyum nya.
Vincent pun tak lagi berbicara, ia memakan makanan itu dengan lahap seakan akan ia belum makan seharian ini, queena cukup senang saat melihat suami nya itu makan dengan lahap masakan nya