Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Perjalanan ke Kastil Obin
“Jadi kita harus bermain cara halus, kau hanya perlu menyamar sebagai Pangeran, mendekati Puteri Veronica kemudian membujuknya untuk memberitahu tentang Kunci Pembuka Sihir” jelas penasehat kerajaan bernama Horg.
Dominic menghempaskan nafasnya kasar.
“Lebih mudah untukku menghadapi seribu pasukan musuh daripada meluluhkan satu hati wanita” ucap Dominic jujur.
Horg hanya tersenyum mendengar kalimat Dominic.
“Kau pasti bisa Tuan Dom”
“Tidak, tidak!- pekerjaan ini bukan untukku, sepertinya kalian salah orang tuan Horg”
“Tolonglah Tuan Dom, Raja telah memerintahkan aku untuk menyampaikan misi ini padamu, apa yang harus ku katakan padanya jika aku gagal meyakinkanmu” rayu Horg dengan kerutan di sekitaran matanya.
“Kenapa kalian tak menyewa saja pria berwajah tampan, berpenampilan rapih yang bisa merayu wanita, kemudian menjalankan misi ini, kenapa harus aku dan pasukanku?. Aku rasa pekerjaan ini benar-benar tidak cocok untuk kami”
“Bukankah aku sedang berbicara dengan orang yang kau sebutkan kriterianya tadi?. Ya, kami akan menyewa mu karena kami tahu kaulah yang paling cocok dengan pekerjaan ini, dan kau adalah kandidat terbaik yang pernah kami pikirkan” ujar Horg.
Dominic menepuk jidatnya kasar, pria itu menunduk seolah tak tahu lagi harus mengatakan apa. Memang semua mengakui paras tampan Dominic yang bisa melelehkan hati setiap wanita, tapi sifatnya yang keras membuatnya jarang menjalin hubungan serius dengan wanita.
“Lalu, bagaimana mungkin aku langsung datang begitu saja sebagai Pangeran yang akan bertunangan dengan Putri Raja?, bukankah mereka akan curiga?”
“Karena kami memang menunggu momen ini tuan Dom. Momen Kerajaan Obin yang membuka kompetisi tahunan bagi para Pangeran”
“Kompetisi?” ulang Dominic.
“Ya, kompetisi tahunan bukan sekedar untuk hiburan, kompetisi itu adalah perolehan gelar Pangeran Kerajaan mana yang terbaik dan juga sekaligus bisa memenangkan hati putri Veronica yang terkenal kecantikannya, kesempatan pada seluruh Pangeran di semua kerajaan untuk menentukan calon Raja pendamping Puteri Veronica. Kau bisa masuk menjadi salah satu pesertanya, Benua kita sangat jauh dari mereka, mereka tidak akan mengenal kita”
“Seluruh kerajaan pasti asing dengan kehadiranku yang tiba-tiba menjadi seorang Pangeran? Pangeran dari kerajaan mana? siapa ayahku yang menjadi Raja? dimana Kerajaanku?. Apakah kalian sudah memikirkan hal itu?”
“Ya, jangan khawatir tuan Dom, semua sudah kami atur Serapi mungkin”
“Kenapa kau begitu yakin jika Puteri Veronica akan tertarik padaku dan bukan pada pangeran lain?” tanya Dominic lagi.
“Karena kau akan menjadi yang tertampan di kastil mereka” ucap Horg jujur atau entah hanya membesarkan hati Dominic.
Tawa ringan Dominic diiringi tawa kecil para anak buahnya.
“Hah, aku tahu hal itu, tidak perlu kau jelaskan, penasehat” ucap Dominic dengan percaya dirinya. “Lalu, bagaimana bayarannya?, tugas ini jauh lebih berat daripada bertarung” kata Dominic lagi sambil meminum minumannya dengan sedikit kasar.
“Raja menyampaikan, kalian bebas memilih hadiah yang kalian sukai. Tanah, wanita, juga beberapa peti koin emas akan menjadi hadiah utamanya Tuan Dom”
Dominic menoleh kearah anak buah dibelakangnya,
“Hoy!, kalian mau menambah koleksi wanita?!” teriaknya yang membuat para pria di belakangnya bersorak tertawa.
“Mungkin koin emas sudah cukup untuk kami, Tuan Horg” ujar Dominic bijak.
“Tapi, apa aku harus menikahi Puteri Raja itu?, aku belum terfikir untuk kearah sana” ujar Dominic setelah kegaduhan berhenti sesaat.
“Tidak perlu jika kau tidak suka, kau hanya pura-pura bertunangan, setelah semua urusan selesai kita bisa meninggalkan mereka dengan baik-baik”
“Hm, ternyata kalian lebih bajingan terhadap wanita daripada aku, mudah sekali mempermainkan hati wanita” seringai senyum sinis terukir di wajah Dominic.
“Bukan begitu Tuan Dom, tapi itu semua terserah kembali padamu. Yang jelas kami hanya memintamu melakukan pekerjaan ini tanpa melibatkan perasaan” terang Horg.
“Yah, baiklah kalau begitu, kuterima pekerjaan menyebalkan ini”
“Oya, satu lagi Tuan Dom, tolong kau persiapkan satu wanita dewasa untuk berperan sebagai Ratu dan satu gadis muda untuk menjadi adik bungsu anda. Untuk Rajanya, sepertinya aku yang akan menjalani tugas itu”
Dominic yang tengah minum, tiba-tiba tersedak dan menumpahkan sedikit air dari mulutnya.
“Kau? Kau yang menjadi Rajanya?. Itu berarti kau berpura-pura menjadi ayahku?” tawa Dominic tidak bisa dibendungnya lagi, membuat penasehat Horg mengatupkan bibirnya dan menghela nafas.
“Yah, itu yang disampaikan Yang Mulia, dan agar aku bisa pergi bersama kalian” ujar Horg.
“Yah, ya.. maaf, baiklah” Dominic menyudahi tertawanya. “Kalau gadis muda, sepertinya aku sudah punya, kita hanya perlu mencari wanita untuk menjadi ibuku” tiba-tiba Dominic melirik kearah Luvi yang tanpa sengaja melihat juga kearahnya.
Luvi mendadak diam tak berkutik, “Aku?” dia menunjuk dirinya sendiri. ‘Apa tuan tampan itu akan memasukan ku kedalam misi besar ini?’ ujarnya tak percaya dengan kenyataan di depan matanya.
* * *
Setelah hampir dua pekan persiapan mereka,
Sebuah perjalanan lumayan jauh, menyebrangi lintas benua. Mereka telah menyiapkan seorang wanita dewasa yang akan dijadikan Ratu, adik sang Pangeran, dan seorang Raja.
“Tuan Dom, darimana kau menemukan wanita itu?” Horg menunjuk kearah Erita menggunakan isyarat wajah.
“Dia wanita penghibur tercantik yang ada di kedai kami, kenapa? kau suka padanya tuan Horg?” tanya Dominic dengan tatapan mengejek.
“Wanita penghibur?” Horg menggeleng “Aku tidak tertarik dengan wanita penghibur”
Malam harinya,
Perahu besar dengan layar-layar besar berjalan pelan di lautan lepas. Malam yang sedikit terang dengan hadirnya bulan yang hampir penuh, dan hembusan angin malam menerpa rambut pria yang tengah berada di atas geladak kapal bertumpu pada pinggiran perahu.
Disebelahnya, merapat seorang wanita berpakaian agak terbuka yang menyender manja pada Dominic. Wajah pria itu terlihat sedikit malas dan kesal dengan kehadiran wanita di sampingnya.
“Erita, sebaiknya kau istirahat, hampir seharian kau dekat-dekat denganku!, apa tidak ada lagi pria selain aku disini, kau boleh dekati Broody, Axon atau si tua Horg!” pekik Dominic sambil menyingkirkan tangan Erita yang sedari tadi melingkar di lengan pria tampan itu. Kepala wanita itu juga agak lama menyender di bahu Dominic.
“Aku tidak tertarik dengan pria lain jika kau ada di sisiku. Ayolah Dom, kapan kita akan melakukannya?” tanya Erita manja.
Telinga Dominic menangkap suara berdenyit dari balik peti kayu-kayu besar di pinggir geladak kapal, tak jauh dari posisi berdirinya. Ia menoleh kearah suara, dan mulai menyadari ada sesuatu yang bergerak disana.
Tapi rasa penasarannya seolah terganggu dengan kehadiran Erita di dekatnya.
“Sudah lama aku menginginkan bersamamu Dom, akhirnya aku bisa berdekatan deng-”
“Uggh!, Aku minta kau tidur sekarang juga!, atau kau tidak akan ikut denganku ke kastil Obin!” Dominic menunjuk kearah wajah Erita dengan jari telunjuknya. Kali ini Dominic sudah cukup kesal dengan sikap Erita yang sangat mengagumi pria itu dengan berlebihan, dan layaknya lem yang menempel, wanita itu tidak ingin lepas darinya. Pria itu mendorong tubuh Erita agar masuk kedalam kabin kapal.
“Tapi Dom- … ” suara Erita manja.
“Masuk kataku!” pekikan Dominic yang agak keras membuat wanita itu akhirnya menyerah.
“Yah, yah baiklah, kita bertemu besok lagi ya” Tawa nakal Erita membuat Dominic menggeleng pelan. ‘Andai saja ada wanita penghibur lain yang bisa ku ajak, aku benar-benar bodoh telah memilihnya’ umpatnya dalam batin Dominic.
“Selamat malam sayang” ucap Erita genit sambil mengecupkan bibirnya dari kejauhan. Akhirnya wanita itu hilang dari pandangan Dominic. Kini ia sendiri di gelapnya malam.
Dominic yang sedari tadi penasaran dengan suara di dekat peti kayu, kini mulai mengamatinya, ia mengeluarkan pedang dari sarungnya, melangkah perlahan kemudian meraih lentera yang tadi di gantung, ia menuju kearah tumpukan kayu, kemudian memeriksanya dengan hati-hati.
Pria itu mendekatkan lentera kearah sebuah gumpalan coklat besar yang berada di balik tumpukan peti kayu.
Dominic menghunuskan pedangnya, kemudian menusuknya perlahan, karena gumpalan itu bergerak sedikit Dominic menghentikan gerakannya.
“Aww!!” suara pekikan seorang wanita mengejutkan Dominic. Pria itu segera membuka kain coklat penutup seseorang itu.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.