kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode dua puluh delapan
Dimitri yang mendengar kalimat Abhisya kini mengendurkan amarahnya,dia tahu kalau gadis ini sangat menyayanginya tapi yang membuat dia marah adalah dia tanpa ijin keluar rumah tanpa seijin nya apalagi tujuannya adalah ke arena pertarungan pra klan tadi,apa jadinya kalau perwakilan klan vampir mengetahui keberadaan Abhisya sudah bisa dipastikan hidup gadis ini tidak akan bisa tenang.
" Bukankah om sudah bilang jangan khawatir,,, kenapa kau nekat heumm..." Ucap pelan nan lembut Dimitri sambil memeluk Abhisya kedalam dadanya tangannya kini mengelus surai rambut Abhisya dengan pelan.
" Abhi gak mau kehilangan om,,, didunia ini hanya om yang abhi punya,,, hiks hiks,,," mendengar kalimat putri angkat nya membuat hati Dimitri mencelos tapi ada kehangatan disana.
" Tidurlah... Bersihkan badanmu ganti bajumu setelah itu istirahat besok tidak usah masuk sekolah dulu om akan memastikan dulu agar kamu benar benar aman, mengerti,,,," titah Dimitri tegas tanpa ada bantahan dan diangguki oleh Abhisya.
Ada sedikit senyum dibibir mungil Abhisya sementara Dimitri yang melihat itu dimana Abhisya menggigit bibir bawahnya menahan sesuatu agar tidak lepas kendali bagaimana pun dia pria normal.
Dia tahu rasa yang dia miliki itu salah tapi dia juga tidak bisa memaksa rasa itu untuk enyah dari hatinya, Dimitri bertanya tanya pada dirinya sendiri bagaimana caranya agar rasa itu benar benar hilang dari hatinya.
" Astaghfirullah,,,," Kembali Dimitri mengucap kalimat istighfar dalam hati berharap ada pengampunan dari sang maha pencipta akan apa yang sudah timbul dihatinya.
Sementara itu dikediaman kakek nya Han nampak beberapa anak buah atau bisa dikatakan bodyguard yang dikirim oleh Han untuk kakeknya masih berjaga-jaga baik itu diluar ataupun didalam rumah Han tidak mau terjadi sesuatu pada kakeknya hingga berujung penyesalan nantinya.
" Nǐ huí jiāle, érzǐ... ( Kamu sudah pulang, nak....)" Tanya kakek Han tulus .
Han hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengucapkan satu katapun pada kakeknya,nampak wajah lelah dari Han hingga membuat pria tua itu urung untuk bertanya lebih lagi.
" Han kekamar dulu kek,,,"
" Hhmm,,,," hanya deheman yang keluar pria tua itu tidak tahu harus menjawab apalagi.
Sebelum Han benar benar menghilang dari hadapan kakeknya Han berucap sesuatu pada kakeknya, "
Wǒ bǎ liǎng gè xuǎn dìng de nǚhái tuōfù gěile wǒ zǔfù de jiāxiāng, wǒ wèi cǐ qǐngqiúle xǔkě, bìngqiě pàile yīxiē bù xiàqù nàlǐ, qǐngqiú bāngzhù, zǔfù… ( aku menitipkan dua orang gadis terpilih dikampung halaman kakek aku mohon ijin akan hal itu dan aku sudah menyempatkan beberapa anak buahku disana mohon bantuannya kakek,,,, )" ucap Han sambil menunduk
kan kepala dengan hormat.
#####
" Pagi Om,,,, !!"
" Hhmmm,,,," hanya itu yang keluar dari mulut Dimitri. Abhisya yang tahu kalau Om nya masih marah hanya bisa menghela nafas pelan dia tahu dia salah dan itu juga sudah terjadi terus mau marah sampai kapanpun juga tak akan merubah apapun.
" Om,,, masih marah,,," tak ada suara yang keluar dari bibir pria matang tersebut yang masih fokus dengan sarapan paginya.
Abhisya melihat sikap cuek dari omnya hanya bisa menghela pasrah, setelah selesai dengan sarapan nya Abhisya berlalu pergi tanpa pamit pada Dimitri, dengan langkah lebar Abhisya keluar mansion tanpa menggunakan kendaraan apapun dia tahu kalau Dimitri sedang marah Abhisya dilarang menggunakan semua fasilitas yang diberikan Dimitri karena itu sebagai bentuk hukuman untuk Abhisya agar punya efek jera.
Dimitri yang melihat kepergian Abhisya dari ruang makan pun hanya bisa menghela nafas panjang dan lelah dia marah bukan karena kejadian semalam dia marah karena hal lain meskipun Abhisya adea sangkut pautnya dengan hal ini.
Flash back on
" Lion,,, kemari kau,,," panggil Dimitri pada penjaga Abhisya.
Sett
" Kenapa kau membiarkan putriku keluar dari mansion ini,,,,??" Dengan mata memerah tajam Dimitri sudah tak sabar mendengar alasan apa yang akan dikatakan oleh penjaga Abhisya ini.
" Hhmm,putri,,,, kau mengkhawatirkan dia sebagai seorang puteri atau kah sebagai,,,," belum sempat melanjutkan kalimat selanjutnya Dimitri menginterupsi.
" Jawab saja pertanyaan ku Li.... Dan jangan bertele-tele kau tahu siapa aku bukan meskipun kau adalah salah satu kepercayaan kakek tua itu aku tak peduli,." Sungguh kemarahan Dimitri sudah diujung tanduk.
" Kalau untuk yang itu awal mulanya aku tak tahu kau tanyakan saja pada nenek nenek bongkok itu dia yang tahu dari awal, sedangkan aku hanya bisa menuruti kemauan putri angkat mu itu karena dia selalu tahu caranya agar kami para penjaga nya harus selalu menuruti permintaan nya" Dimitri yang tak puas akan alasan yang diungkapkan lion tak urung jua dia pun memanggil si nenek nenek bongkok yang tadi disebutkan oleh singa jantan tadi.
Nenek nenek bongkok yang disebut Lion tadi adalah Nini Rusmi,. Dahulu si Nini Rusmi ini adalah seorang penatua disebuah desa dunia lain yang paling disegani yakni kampung PANALARANGAN, entah bagaimana ceritanya Nini Rusmi ini bisa jadi penjaga astral nya Abhisya.
" Nini,,, " tanpa menunggu dua kali panggilan Nini Rusmi sudah ada dihadapan Dimitri dan lion.
Sett
" Katakan,,, aku tidak butuh bulan cerita dan,,,,,"
" Genduk ayu mung pingin delik koe Slamet,,, ( gadis cantik hanya ingin melihat kamu baik baik saja,,, )" jawab Nini Rusmi singkat dengan suara parau dengan pandangan tajam namun sayu.
" Lalu kenapa kau tak mencegah dan kenapa juga tak mengikutinya ??" Tanya Dimitri tegas sambil membelakangi tanpa melihat kearah ni Rusmi sementara kedua tangan Dimitri ditaruh menyilang kebelakang.
Khiii
Khii
Khii
" Koe kok koyok Ra Reti genduk ayu koyok piye,. Ra kenek dicegah,,, ( kamu kok kayak gak ngerti si cantik kayak gimana,. Gak bisa dicegah,,, )" stelah mengucapakan itu tiba-tiba ni Rusmi sudah berada tepat didepan Dimitri, secepat kedipan mata tiba tiba jari jempol ni Rusmi sudah berada diantara kedua mata Dimitri dan saat itulah Dimitri melihat kilas balik mulai dari Abhisya meminta pada ni Rusmi sampai pada lion yang menemani Abhisya hingga sampai diarena pertarungan itu.
Sett
" Wess yoh,aku pancen Ra Melu ngeterke genduk ayu tapi aku Reti kapan yen dibutuhke,selagi onok macan coklat kui aman lee.... ( Sudah yah, aku memang tidak ikut mengantarkan si cantik tapi aku ngerti kapan kalau dibutuhkan,selagi ada macan coklat itu aman nak... )" Yang terdengar hanya suaranya saja sedangkan sosok Nini Rusmi sudah tidak ada lagi ditempat.
Dimitri yang pusing saat ditunjukkan kilas balik kini kepalanya seakan berputar putar kedua matanya memerah bahkan perutnya kini bergolak menahan sesuatu yang akan keluar dari hingga Dimitri sudah tak tahan ladi dia pun berlari menuju kamar mandi belakang.
Hueekkk
Hueekkk
Sedangkan lion yang melihat Dimitri yang tampak mengenaskan hanya bisa pasrah dia sebenarnya iba melihat nya tapi lion tak mau menunjukkan dirinya yang akan berubah menjadi manusia cukup Abhisya saja yang tahu.
Lion tahu kalau nanti dia berubah menjadi manusia seperti yang dilihat oleh Abhisya bisa bisa Dimitri akan menganggap dia saingannya, Sampai sejauh itu pikiran lion.
" Li... Apa memang seperti ini efek dari apa yang dilakukan Nini Rusmi,,," Dimitri nampak lemas wajahnya memerah dengan nafas sedikit ngos ngosan Dimitri pun mencoba untuk merebahkan dirinya diatas sofa besar diruang tengah mansion nya.
" Ini hanya sedikit efeknya lee... Dan itu tidak semuanya coba kalau semuanya ditunjukkan bisa bisa kau demam, karena ni Rusmi juga sedikit menyedot tenaga dalam mu" batin lion.
" Aku rasa tidak semuanya berefek seperti mu lee,,, Yo wes aku tak turu,,,," Dimitri yang sudah tidak mendapat i sosok lion pun hanya bisa mendesah pasrah karena masih banyak yang ingin dia ketahui.
"Astaga aku lupa... "