Kevin yang awalnya playboy dan tidak percaya dengan cinta, dan selalu mempermainkan wanita. Hal itu terjadi Karena keluarganya yang hancur. Namun kini kepercayaan itu kembali muncul ketika ada satu wanita yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita yang berbeda.
"sejak kapan Lo ada disitu?" Tanya Aura kasar pada sosok paling menyebalkan di depannya itu.
Kevin pun tersenyum miring. "Santai dong! Gue kan cuma nanya! Lo jadi cewek bodoh banget bikin gue tertarik aja." Balas Kevin
Simak terus kisah kelanjutannya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Lupa kalau lagi taruhan
Semua orang yang ada di kantin pun langsung hening saat mengetahui tingkah Aura yang sangat berani itu. Memang sih Aura galak semua orang dia lawan. Tapi kali ini Kevin lawannya? Semua siswa siswi nggak ada yang berani melawannya.
Semua mata kini tertuju pada Aura dan Kevin. Menyaksikan kejadian langka itu. Seorang Kevin di lawan oleh seseorang. Cewek pula! Lalu bagaimana reaksi Kevin? Apakah Kevin akan memukuli Aura?
Kevin sendiri pun langsung terdiam saat ada seseorang yang berani melawannya. Ia menutup matanya sejenak saat jus itu mengguyur wajahnya. Selama ia bersekolah 2 tahun di sekolah ini tak ada yang berani mengusiknya. Namun lihatlah gadis cantik di depannya ini?
Perlahan-lahan Kevin pun membuka matanya dan langsung menghadiahkan tatapan tajamnya itu pada gadis di depannya. Semua orang akan takut dengan tatapan itu.
Namun lihatlah. Seorang Aura malah menantang manik mati Kevin. Ia sama sekali tidak takut.
"Kenapa? Lo marah karena ini?" Tanya Aura sedikit meninggikan suaranya. Ia merasa lawannya itu marah karena tatapannya.
"Lo benar-benar membuat gue marah!" Ujar Kevin tidak meninggi namun suara itu penuh dengan penekanan.
"Makanya! Jadi orang gausah belagu. Kalau salah ya tanggung jawab. Dasar cowok sinting!" Ujarnya langsung meninggalkan kantin itu.
Sangat tidak di percaya oleh Kevin, seorang gadis yang malam Minggu itu temukan justru malah mengusiknya kini.
Benar-benar gadis bodoh! Pikirnya.
Sedangkan Reyhan hanya tersenyum melihat sahabatnya di lawan oleh Aura. Apa dia bilang? Aura beda. Ngeyel sih!
Ketiga sahabat Kevin pun menghampiri Kevin. Sejak dari tadi ketiga orang itu hanya di belakang Kevin menyaksikan kejadian menarik itu.
"Sana ganti baju Lo!" Ujar Reyhan menepuk pundak Kevin. Kevin bahkan tak menoleh ke arah sahabatnya itu. Ia langsung membalikan badan dan pergi ke toilet.
Sedangkan Arya, David, dan Reyhan meneruskan kegiatannya untuk sarapan di pagi ini. Mereka duduk di meja yang dimana khusus untuk geng Kevin.
Dan David pergi ke kasir untuk memesan makanan. Tak butuh waktu lama David kembali dengan nampan yang berisi 3 makanan dan minuman. Untuk dirinya dan juga sahabatnya. Setelah itu David Langsung duduk bersama teman-temannya.
"Gilak... Gue ngeri sama kejadian tadi. Kalau gue kejar terus si Aura bakalan dapat nggak ya? Secera kenyataan Aura udah pasti benci sama si bos wkwkwkwkw." Ujar David malah kesenangan Karena Kevin menunjukkan sikap jeleknya pada Aura. Sedangkan mereka sekarang dalam keadaan Taruhan.
"Ya boleh-boleh aja sih kalau Lo mau ngelanjutin. Tapi inget jangan sampai banyak tingkah lu, nanti kayak si Kevin." Sahut Reyhan.
Reyhan adalah satu-satunya orang yang benar-benar tidak percaya pada temannya satu pun.
****
Diruang BK.
Setelah kehebohan tadi, Aura dan Kevin panggil ke ruang BK.
"Kalian berdua tadi tidak ikut upacara kan? Dan setelah itu juga kalian membuat kerusuhan di kantin." Kata Bu Vivi seorang guru BK yang galak. Namun bagi Aura dan Kevin yang sama Badboy dan badgirl ya biasa saja. Keduanya tak pernah takut pada siapa pun.
"Ya coba aja Bu dia mau ngalah, lagian apa susahnya sih ngalah memberi jalan dia main nabrak aja. Masak saya yang salah. Kalau nggak percaya lihat aja di Cctv." Bantah Aura yang tak mau disalahkan begitu saja.
"Saya sudah tau dan Kevin kamu harus minta maaf sama Aura." Suruh Bu Vivi pada Kevin.
"Ck. Kalau nggak mau?" Bantah Kevin yang membuat guru BK itu memijat pelipisnya. Sangat susah mengatur Kevin bahkan dari sejak kelas 10 SMA.
"Kalau nggak mau, kalian saya hukum untuk membersihkan kantin selama 2 hari. Kalian sudah tidak ikut upacara malah membuat kerusuhan di kantin pula." Ucap Bu Vivi penun penekanan dan memperlihatkan wajah galaknya itu.
"Dua hari?" Tanya Kevin hendak protes namun sang guru tak memberinya kesempatan.
"Ini nggak bisa di bantah. Lagi pula selama ini kalian selalu berbuat nakal. Kalau sampai kalian tidak melakukan hukuman ini maka nilai kalian akan saya kurangi! Silahkan keluar!"
Dengan rasa marah dan kesal Kevin pun keluar dari ruangan BK itu. Ia benar-benar benci dengan keadaan saat ini. Membersihkan kantin? Oh itu sangat tidak mungkin untuk dia lakukan. Namun mau bagaimana lagi? Mengadu orang tua? Nggak akan bisa karena papa Kevin tak akan membelanya. Bahkan akan membela pihak sekolah.
Lalu kemudian, Aura berjalan keluar dari ruang BK juga dan melangkah cepat mendahului Kevin. Dalam hatinya ia terus merutuki Kevin. Bisa-bisanya ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menyebalkan.
Begitu pula dengan Kevin yang terus menatap tajam gadis yang ada di depannya. Benar-benar membuatnya kesal. Ingin sekali ia menggertak gadis itu. Penampilan sok anggun tapi kelakukan kayak setan. Pikirnya! Padahal dirinya sendiri juga kayak setan hahaha.
Disaat yang bersamaan,
Aura benar-benar badmood pagi ini. Mana dia belum sarapan lagi. Ia pun melangkahkan kakinya ke dalam kelasnya dan duduk disamping Reina.
"Ra.... Lo kok bisa sih berurusan sama Kevin. Habis ini pasti Lo di buat ribet deh sama dia." Ujar Reina yang panik dengan melihat Aura tadi. Bahkan tadi ia sangat takut untuk menghampiri Aura. "Nih gue beliin Lo teh dingin sama roti kesukaan lo. kan lu belum sarapan tadi."
Aura pun menerima roti itu lalu dia minum susu terlebih dahulu. Setelah meminum teh dingin emosinya agak sedikit mereda. Rasa dingin teh itu membuatnya sedikit lebih segar.
"Thanks. Gue emang butuh banget nih sarapan."
"Nggak usah panik. Gue bisa atasin sendiri. Tuh cowok emang sinting, belagunya setengah mati." Ujar Aura dengan rasa kesalnya.
Oke Reina tau bahwa Aura adalah tergolong cewek yang pemberani. Tapi entah mengapa ia tak mempercayai sahabatnya itu bisa melawan pentolan sekolah itu.
"Ra... Gue takut terjadi apa-apa sama Lo. Kevin itu cowok paling nakal. Banyak siswa siswi yang bonyok karena nyenggol dia."
Aura pun memutar malas manik matanya. "Lo tau dia bad banget kayak gitu ngapain Lo ngefans dia?" Ucap Aura tak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu. "Kalau pun dia berani macam-macam sama gue yaudah gue jotos aja tuh wajahnya! Emang gue takut apa!" Lanjutnya.
Reina pun menyengir kuda. Ia tak malu dengan jalan pikirannya itu. Banyak kok yang kayak dia. Ciwi-ciwi di sekolah ini pun kayak dia.
Disaat yang bersamaan di kelas IPA 1.
Kevin sudah duduk di mejanya dengan wajah yang kesal, cemberut.
"Tuh cewek pengen gue banting aja! Emosi gue! Beraninya dia ngeguyur gue!"
"Tenang bos... Kita masih taruhan. Lo mau nyerah gitu aja sama gue?" Celetuk David membuat Kevin teringat sesuatu.
Taruhan? Bahkan Kevin lupa dengan itu. Ah... Anjing Kevin makin frustasi. Di satu sisi lain ia ingin menghajar tuh cewek, tapi di satu sisi lain ia juga tak mau kalah dengan temannya itu.