"Aku mencintai kamu."
Sesederhana itu, cara ku mencintaimu.
"Jangan tanya kenapa aku mencintaimu, karena sederhana saja aku mencintaimu dan jangan tanyakan alasannya.
Karena jawabannya sama, aku mencintaimu."
I LOVE YOU ❤️❤️❤️
"aku mencintaimu dan aku ingin hidup bersama mu."
😍😍😍
Seorang laki-laki yang memperjuangkan cintanya dengan hambatan restu dari Mamanya karena mereka berbeda.
Apakah mereka akan masih bisa bersama dengan tembok pembatas yang begitu tinggi dengan segala perbedaan yang membatasi mereka.
"Hidup ku jauh lebih nyaman sebelum mengenal Mu, Mas. Terimakasih atas semuanya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aeni Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#6
Kasih pagi ini sudah siap berangkat ke kampusnya.
"Kasih, hati-hati bawa kue nya ya."
Ibunya sudah menata kue diatas sepeda motor matic Kasih.
"Iya Buk, Kasih hari ini kayaknya pulang terlambat lagi Bu. Kasih sama Septi mau ke perusahaan yang rencananya mau magang disana."
"Iya, yang penting kamu hati-hati ya."
"Iya Buk."
Kasih meraih tangan Ibunya dan mencium punggung tangannya kemudian melajukan motornya menuju ke warung nasi biasanya.
🌹🌹🌹🌹
Di rumah Akmal.
Dia baru keluar dari kamarnya dan menyapa Oma yang ada di ruang keluarga.
"Pagi Oma."
Akmal meraih tangan Oma dan mencium punggung tangannya.
"Pagi Akmal, sudah rapi aja pagi gini."
"Iya Oma, ada meeting pagi. Kita sarapan yuk Oma."
Akmal menuntun Omanya ke meja makan.
"Kamu sibuk terus."
"Lagi ada kerjaan aja Oma, kenapa Oma mau jalan-jalan.?"
Akmal menarik kursi untuk duduk Oma.
"Jalan sama kamu.?, kurang seru."
Akmal mengerutkan dahinya.
"Maunya sama siapa Oma."
"Sama pacar kamu juga dong."
Mulai lagi Oma, tiap pagi Akmal sudah hafal dengan nasehat Omanya untuk menikah.
"Iya itu Oma, Akmal kapan mau mengenalkan pacarnya ke kita."
Mamanya ikut bicara, Mama Sella yang sangat menyayangi anaknya namun mungkin kita tepat saja caranya.
"Sudah kita sarapan."
Papa Anda, Papa yang bijaksana beliau selalu menasehati Akmal jika patuh kepada kedua orang tua adalah yang utama.
Akmal tidak menanggapi Mamanya, Dia mulai menyantap sarapannya karena harus segera berangkat ke kantor.
Selesai sarapan Akmal berpamitan dengan kedua orang tuanya dan juga Oma untuk berangkat ke kantor.
Begitu Pula dengan Papa Andi yang juga berangkat ke kantornya.
"Itu cucu Oma, kalau di singgung soal pasangannya malah diam saja."
Mama Sella sering sekali menyinggung Oma, karena dia menganggap terlalu memanjakan Akmal.
"Kamu saja yang tidak bisa mengambil hati Akmal, dia anak kamu tapi kamu tidak bisa mengerti perasaannya."
Oma memilih ke kamarnya daripada ribut dengan menantunya.
Mama Sella masih di ruang tamu memikirkan sesuatu.
"Kayaknya Jeng Sinta anaknya baru selesai kuliah dari Australia bisa juga coba kenalkan Ke Akmal."
Mama Sella mengambil ponselnya dan menghubungi temannya itu.
"Waalaikumsalam Jeng Sinta, gimana kabarnya ini."
"Alhamdulillah Jeng ada apa tumben gini."
"Ada waktu nggak, bisa ketemu ngobrol-ngobrol aja."
"Kapan jeng ?"
"Sebisa kamu, oh ya. Ajak anak kamu dong yang katanya baru selesai kuliah dari Australia itu."
"Oke, nanti aku tanya anak ku dulu ya jeng."
"Saya tunggu kabarnya jeng, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Selesai menelpon temannya Mama Sella melanjutkan pekerjaannya.
🌹🌹🌹
Di kampus...
Kasih sudah sampai di kampusnya setelah tadi mengantarkan kue ke warung nasi bude.
"Kasih.."
Panggil Septi yang baru saja datang.
"Baru datang kamu.?"
"Iya, macet tadi ada kecelakaan."
Kasih menganggukkan kepalanya lalu mereka berdua menuju ke ruang untuk mengikuti kuliah hari ini.
"Nanti jadi kan Kasih ke perusahaan.?"
"Jadi dong, harus kita selesaikan hari ini kan tinggal 1 Minggu lagi kita magang."
"Oke, siap.."
Mereka seksama mengikuti kuliah hari itu dan setelah selesai Kasih dan Septi menuju ke masjid karena sebentar lagi adzan dhuhur.
"Kasih, cowok kemarin gimana.?"
Tanya Septi kini mereka sedang memakai sepatu.
"Cowok mana sih Sep."
"yang ngajak kamu kenalan kemarin."
"Akmal.?.."
"Wah masih ingat namanya, he he he.. "Goda Septi.
"Ingatlah cuma gitu namanya."
Kasih berdiri selesai mengenakan sepatunya lalu diikuti oleh Septi.
"Sudah pernah ketemu lagi.?"
Kasih menggelengkan kepalanya.
"Nggak muncul lagi di warung.?"
"Nggak tau Sep, cuma kemarin bude itu bikang kalau katanya temenku datang ke warung, siapa coba padahal aku nggak punya kenalan diwarung itu."
"Nah.. Pasti Akmal itu..."
Tebak Septi.
"Emang dia temen ku.?"
"Masa iya pacar kamu Kasih, ha ha ha.."
Ledek Septi dan Kasih tersenyum kecut aja.
"Bawa motor aku apa punya kamu."
Mereka sudah sampai diparkiran dan segera ke perusahaan untuk mengurus perijinan magangnya.
"Motor ku aja."
Septi naik ke motornya dan Kasih segera mengambil helmnya dan segera membonceng.
"Pelan-pelan aja Sep."
"Iya kasih, tenang aja kamu."
Mereka melaju di jalanan menuju ke perusahaan, walaupun panas terik dan menghalangi semangat mereka untuk menyelesaikan urusannya.
Sesampainya disana Septi memarkirkan sepeda motornya dan segera bertanya ke satpam untuk meneruskan urusannya mereka kemarin.
Setelah dipersilahkan Septi dan Kasih masuk kedalam segera bertemu dengan HRD untuk mendapatkan bukti pengesahan jika mereka diterima disana.
"Alhamdulillah ya Sep."
Kasih tersenyum melihat kertas yang sudah mendapat stempel perusahaan dan harus segera dia kumpulkan lagi ke kampus.
"Iya Kasih, aku harus kita cari minum dulu ya."
Kasih tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Mereka pergi dari sana dan begitu melihat minimarket Septi membelokkan sepeda motornya.
"Aku tunggu sini ya Sep, minum aam roti ya aku." pesan Kasih.
"Oke."
Septi yang masuk ke dalam dan Kasih menunggu di teras sambil duduk di kursi.
"Ini Kasih."
Septi memberikan sebotol minum dan roti kepada Kasih.
"Makasih Sep."
Kasih menenggak minuman itu untuk menyegarkan tenggorokannya.
"Mbak, beli kue saya Mbak."
Datang anak kecil menjajakan dagangannya kepada Kasih.
Kasih merasa iba dengan anak kecil itu dan membeli beberapa kue.
Sebuah mobil datang dan parkir didepan minimarket itu.
"Makasih Mbak, kembaliannya Mbak."
"Nggak usah dek, buat kamu aja buat jajan."
Ucap Kasih sambil tersenyum.
"Kasih bukan ya.?"
Ucap seseorang dari dalam mobil itu sambil mengamati Kasih yang sedang membeli kue dari anak kecil tadi.
"Siapa Bro."
Temannya di dalam mobil itu ikut melihat ke arah pandangan Akmal.
Iya itu mobil Ridho namun Akmal juga ada di dalamnya mereka baru saja meeting di luar namun Ridho pingin beli sesuatu.
"Itu Kasih kayaknya."
Ridho ikut penasaran.
"Dua gadis itu.?"
Akmal menganggukkan kepalanya.
"Yang jilbab hijau." Ucap Akmal.
"Yakin.?"
Ridho melihat sosok Kasih merasa ragu kalau itu selera Akmal, gadis biasa saja dengan tampilan yang apa adanya tidak ada kesan yang mewah.
"Iya, itu Kasih. Aku mau kesana."
"Eh.. Tunggu."
Ridho mencegahnya.
"Kenapa, katanya mau beli perlu kamu itu."
"Yakin kamu itu gadis yang kamu taksir.?"
Ridho mempertanyakan lagi.
"Iya, kenapa sih."
"Berarti kalau ini Mal, Tante jelas meremehkan ini kamu tau selera Mama kamu kan.?"
"Udah diam kamu, penampilan bisa dipoles tetapi inner beauty nya bro memancar."
Akmal tak sabar lagi untuk turun dari mobil dan menyapa kasih takut dia keburu pergi.
"Gila ini bocah, kasihan cewek kamu kamu kali Mal maksud aku gitu."
Ridho menggerutu sendiri melihat Akmal berjalan menuju ke arah Kasih.
"Kasih..."
😉😉😉😉
masih arogan atau langsung baik😂