Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Jendral Manik
Sejak Jendral Manik menjadi pimpinan tertinggi pasukan kerajaan, siapapun menaruh hormat dan segan serta takut dengan kekuatan Jendral yang memiliki pasukan yang besar dan ditakuti.
Mereka semakin yakin, Orang-orang jahat yang telah mencelakai kakek Boru adalah orang-orang dari masa lalu yang mungkin pernah menyimpan dendam dan baru menemukan kakek Boru.
Namun mereka tetap bertanya-tanya, mengapa bisa hal itu menimpa kakek Boru yang tidak pernah memiliki musuh pribadi, bukankah dahulu kakek Boru hanya melaksanakan tugas? beliau tidak pernah memiliki pertikaian pribadi.
Setelah menguburkan kakek Boru mereka harus menenangkan Nakki yang kembali merintih dan menagis pilu karena kepergian kakeknya.
Sabarlah nak, kami yang akan menjagamu kami semua adalah keluarga mu, kami akan menyayangimu seperti kakek Boru padamu. Ucap beberapa kerabatnya yang merasa prihatin melihat kondisi Nakki.
****
Beberapa hari telah berlalu sejak kepergian kakek Boru, namun Nakki kecil selalu duduk bersedih memikirkan kakeknya.
Beberapa pemuka kampung yang memiliki ilmu kanuragan yang cukup juga telah menjelajahi desa untuk mencari petunjuk, siapa gerangan orang-orang jahat yang telah datang merusuh, namun mereka belum mendapatkan petunjuk.
Sementara Nakki, hatinya begitu terluka mengingat kakeknya harus mengalami pertarungan berat yang menyebabkan terluka parah dan karena usianya yang sudah tua, tidak mampu lagi bertahan menahan luka-luka parah ditubuhnya.
Meskipun masih anak-anak, Nakki memiliki rasa kasih sayang yang besar terhadap kakek yang sudah menjadi pengganti ayah dan ibu baginya.
"Nakki ayo sarapan nak, sudah beberapa hari kau hanya makan sedikit, kau jangan sampai sakit, kakekmu akan bersedih disana." Tutur seorang wanita yang dipanggilnya bibi.
"Iya bibi, Nakki akan makan nanti." jawab Nakki lemah.
"Nakki, boleh paman tahu, apa kakek mempunyai pesan untukmu?" tanya paman yang merupakan suami dari bibinya.
Nakki diam sesaat sambil menoleh kearah pamannya, mengingat apa yang diucapkan kakeknya sebelum menutup mata.
"Kakek berpesan, Nakki harus menemui Jendral. Jendral akan melindungi Nakki, paman". jawab Nakki
Paman, bibi dan beberapa orang lainnya terdiam mendengar penuturan Nakki, mereka tiba-tiba merasa yakin di dalam hati, Jendral yang dimaksud tentulah Jendral Manik, mengingat hubungan baik antara kakek Boru dengan kakek Jendral Manik di masa lalu.
Mengapa mereka tidak terfikir beberapa hari ini untuk melaporkan kejadian ini dan kepergian kakek Boru pada Jendral Manik.
Mereka sungguh lupa kalau saja lebih cepat disampaikan pada Jendral Manik mungkin saja penjahat yang telah menyerang kakek Boru bisa lebih cepat ditemukan.
Jendral Manik tentu akan segera mengirimkan pasukannya untuk mengusut kejadian tersebut, apalagi mengingat baru kali ini terjadi lagi peristiwa buruk di wilayah mereka.
Meskipun letaknya masih cukup jauh dari pusat kerajaan, namun sejak raja Qinrar naik tahta dan memiliki pasukan elite dibawah pimpinan Jendral Manik kerajaan ini menjadi aman sentosa dan jauh dari pertikaian dan aman dari gangguan perompak atau perampok.
Bahkan Jendral Manik keren bekerjasama dengan Kerajaan tetangga dalam membasmi dan mengusir perusuh yang mengganggu stabilitas dan kedaulatan kerajaan.
"Baiklah nak, kalau memang demikian pesan kakek Boru, kami akan mengantar mu menemui Jendral Manik." Ucap paman itu
"Kakek pasti memiliki pertimbangan hingga berpesan demikian, itu tentu untuk keselamatan mu, mengingat bisa saja penjahat itu datang kembali." Demikian pemikiran seorang pria yang tampak lebih tua dari pria lainnya.
"Baiklah nak, kami akan mempersiapkan beberapa keperluan, kau akan dibantu oleh bibi mu untuk menyiapkan beberapa kebutuhan mu, beberapa hari lagi kita berangkat menuju kediaman Jendral, sementara itu cobalah untuk makan dan bermain seperti biasa, kau jangan lagi bersedih, bagaimana pun kakek tentu mengharapkan cucunya selalu sehat dan berbahagia." tutur bibinya menghibur
"Terimakasih paman. Nakki tidak masalah tinggal di mana pun paman, bibi, tapi kalau keinginan kakek demikian, Nakki akan ikuti, agar kakek tidak perlu mencemaskan Nakki." Nakki mencoba tersenyum.
Demikianlah beberapa kerabat kakek Boru yang cukup dekat mencoba pengertian kepada Nakki agar gadis kecil itu bisa kembali ceria.
*****
Beberapa hari kemudian setelah menempuh beberapa jam perjalanan dengan kereta kuda mereka pun tiba di kediaman Jendral Manik.
Namun sungguh disayangkan karena sang Jendral sedang tidak berada di tempat, Jendral Manik sedang mengadakan kunjungan ke kerajaan tetangga bersama rombongan raja Qinrar.
Bersama Jendral Manik, ikut pula salah seorang istrinya untuk mendampingi, karena kunjungan tersebut berupa kunjungan persahabatan dan ramah tamah.
Adapun rombongan Nakki diterima oleh salah seorang penjaga gerbang, yang meminta mereka untuk kembali beberapa waktu mendatang sekembalinya Jendral Manik.
Sebelum kembali pulang, penjaga gerbang meminta pengantar Nakki untuk menceritakan keperluan mereka menemui Jendral Manik.
"Mohon disampaikan surat ini kepada Tuan Jendral, kami kerabat dari kakek Boru, Tuan Jendral tentu akan ingat nama kakek kami." Tutur paman Nakki dengan sopan.
"Baiklah, akan saya sampaikan begitu Jendral tiba dari lawatannya." Janji penjaga gerbang.
Mereka pun akhirnya kembali ke kampung karena tidak dapat bertemu dengan Jendral.
*****
Beberapa minggu kemudian.
Nakki sudah dapat bermain seperti biasa, meskipun gadis itu kini, sedikit berubah, jika sehari-harinya dihabiskan dengan bermain di kebun atau di sawah sambil membantu kakeknya bekerja.
Kali ini Nakki lebih betah di rumah dan memilih memberi makan ternak-ternak kakeknya, sambil sesekali mengunjungi makam kakeknya yang terletak di belakang rumah.
Nakki terkadang duduk disana seakan tanpa lelah dan takut, mungkin hubungan bathin dengan kakeknya begitu kuat hingga Nakki sedikitpun tidak merasakan takut, bahkan terkesan seakan berada disana, ia dapat lebih dekat dengan kakeknya.
Tak seorang pun bermaksud menegur Nakki, karena mereka memahami betapa sedih melihat kehidupan Nakki yang sejak kecil tidak memiliki orang tua kecuali kakeknya, mereka kerabatnya hanya kadang-kadang datang mengunjungi karena sibuk.
Suatu siang, mereka dikejutkan dengan berita kedatangan Jendral Manik, bahkan sebentar lagi Jendral Manik beserta rombongannya akan tiba di kampung mereka, tepatnya menuju ke kebun milik kakek Boru, dimana sekarang Nakki berada.
Menurut berita yang telah sampai karena kedatangan seorang prajurit urusan Jendral Manik.
Sang Jendral telah menerima pesan dari pengawalnya akan kedatangan Nakki dan keluarganya.
Bahkan Jendral Manik pun telah mendapat konfirmasi perihal kepergian Kakek Boru.
Sungguh Jendral cukup terpukul mendengar berita tersebut dan berjanji akan melakukan penyelidikan.
Karena itulah Jendral bersegera menuju ke kampung kakek Boru meskipun baru saja tiba dari kunjungannya bersama raja.
Kakek Boru adalah sahabat sekaligus kerabat kakeknya, menjadi tanggung jawab bagi Jendral Manik untuk menuntaskan perkara tersebut sesegera mungkin.
Bersama kedatangan Jendral Manik ikut pula beberapa puluh pasukan elitnya yang ditebar di berbagai sudut untuk mengamati hal-hal yang mencurigakan.
Namun yang paling mencengangkan dari semua bentuk perhatian Jendral Manik yaitu ketika Jendral Manik menyampaikan jika akan segera menikahi Nakki.