NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

satu hal yang harus aku tahu, di dunia ini tak ada yang tulus,kata ikhlas hanya sebuah kamuflase dibaliknya ada pemberi yang harus terbalas.

begitupun saat ini, keputusanku sudah benar-benar bulat. tak ada pilihan lain selain melanjutkan. sudah kepalang basah, lebih baik mandi saja. meskipun mandi di sini hanya menambah diri menjadi kotor.

penjara adalah ancaman yang menakutkan untukku,. daripada mempersulit diri, lebih baik aku ambil opsi yang terakhir.ya, menjadi partner baginya.

aku tertegun menatap sembari meremas ujung daster, berkali-kali aku membuang nafas lewat mulut, menahan gejolak yang meletup-letup. ku arahkan pandangan ke arah tembok, namun suara laki-laki itu mengganggu sekali. hanya suaranya saja mampu membuat bulu kuduk ku merinding. apalagi yang lainnya.

"apa ini kebiasaan ustaz jam segini?"

pertanyaan itu meluncur dari bibirku, ia menatapku kemudian tersenyum. pandangannya yang mengembun, membuatku salah tingkah.

"maaf mengganggu, aku bawakan sarapan untukmu....."

ucapku lagi. tapi tetap saja ia tak menjawab. aku menggigit bibir bawah saat yang membesarkan volume televisi.

semakin tak Karuan, aku akhirnya memutuskan untuk keluar rumahnya. sebelum kutinggalkan sarapan pagi yang sempat aku beli untuknya di atas meja. sebelum benar-benar pergi, kuberanikan untuk kembali melihat ke arahnya, hingga kamu terlibat kontak mata.ya, tanpa sadar tatapan itu seakan membiusku.

aku pulang ke rumah dengan perasaan yang berkecamuk, haruskah nanti aku yang menaruhkan diri terlebih dahulu. laki-laki yang sampai saat ini masih belum ke ketahui namanya itu, begitu ane ada misterius. bagaimana jika ia tahu bahwa uangnya sudah ku ambil banyak, sedangkan tak sedikitpun aku mau melayaninya.

"permisi.....!'

suara seorang ojek online tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu.

"dengan Dina?"

"iya saya sendiri,ada apa ya,mas?"

"saya disuruh nganterin Mbak Dina sekarang. sudah siapkah?"

"nganter? maksud bapak apa ya? saya nggak mau kemana-mana kok?"

sejenak ojek online itu nampak berpikir, kemudian ia mengambil ponselnya kemudian menyerahkan kepadaku.

"saya disuruh jemput ke sini. katanya buat antar Mbak Dina ke tempat spa"

aku mengucapkan mata berkali, dari ponsel aja kita kembali alamat penjemputan adalah benar alamatku.

"gimana Mbak Dina? mau sekarang apa kapan?"

"kalau boleh tahu siapa yang memesan ojek buat saya?"

"mas kevin Mbak?"

" kevin?"

apa mungkin laki-laki itu bernama jonri ketika dilihat seksama alamat yang dituju oleh ke kantinnya adalah tempat Spa yang berada di pusat kota.

apa harus aku mengikuti ini. tapi, untuk apa aku juga ke sana.

"Mbak Dina,gimana?"

"sebentar ya,pak saya ambil jaket"

tugas aku melangkah ke dalam rumah. intan dan hijrah Tengah asyik bermain, bahkan ada anak tetangga ikut turut serta. ada perubahan yang signifikan selepas aku membayar hutang seperti ini saat, anak-anakku sudah bisa berbaur dengan mereka lagi. hidup bertetangga memang penuh sandiwara.

telah mengambil jaket, masih dengan mengenakan baju daster, aku berpamitan kepada intan dan hijrah, dan berpesan agar tak kemana-mana selagi aku keluar rumah. kebetulan ada Bu santi, tetangga persis samping rumah. anak beliau kebetulan Tengah bermain bersama intan dan hijrah, sekalian juga aku menitipkan kedua putriku kepadanya.

selama perjalanan, aku masih menerka-nerka tempat seperti apa yang nantinya aku datangi. meskipun alamatnya tertuju jelas semua tempat spa. aku sama sekali belum pernah mengunjungi tempat seperti itu.

hampir 30 menit lamanya aku berkendara.

sepeda motor yang aku tumpangi, berhenti tepat di depan sebuah gedung yang cukup besar. tidak bagian depan terdapat plang yang cukup besar bertuliskan 'beauty spa dan salon.'

"sampai,Mbak"

"berapa,pak. ongkosnya?"

"sudah dibayar sama mas jonri, Mbak!"

"bapak yakin saya disuruh ke sini? meskipun bilang sesuatu nggak? saya kok ragu ya, pak?"

"masuk aja ke dalam, Mbak.saya cuma disuruh anterin mbak Dina ke sini buat perawatan katanya. kalau begitu saya pamit ya Mbak"

aku tertegun menatap kepergian ojek yang mengantarku, sesekali aku menatap sekeliling, di depan tempat sepatu tersebut hanya ada berjajar mobil-mobil pribadi. rasanya sangat sungkan untuk masuk ke dalam sana, mengingat penampilanku saat ini.

setelah berdiam diri cukup lama di parkiran, akhirnya aku memberanikan diri untuk melangkah ke dalam tempat spa itu.

tempat ini begitu mewah, lantainya saja sepertinya terbuat dari marmer. aku yang datang hanya mengenakan daster lusuh, tak urung menjadi pusat perhatian. bahkan kebanyakan wanita yang tengah menjadi pengunjung menatapku tak suka.

"maaf Bu, jangan ngemis di sini"ucap seorang wanita, sepertinya ia pegawai di tempat spa ini. terlihat dari seragam ungu yang dia kenakan. berwarna senada dengan tempat Spain yang memang segala aksesoris juga dinding didominasi dengan warna ungu dan pink.

_saya bukan mengemis,tegasku"

"ckk.... kalau bukan ngemis mau apa? minta minta?"

"udah keluar aja, dikasih uang"seorang wanita cantik yang tengah duduk di sofa perawatan mengeluarkan uang rp2.000.

"kasih sama ibunya bilang suruh cepat keluar!"

seketika darahku mendidih, serendah itukah penilaian orang lain kepadaku, hanya karena aku memakai daster lusuh.

"Saya bilang ,Saya bukan pengemis!"

"ibu ini ngeyel banget ya? mau keluar sendiri atau saya panggilkan security?"

sentaknya garang, pudar sudah kecantikan paras yang dimiliki penjaga itu, wajahnya yang cantik tak sebanding dengan sifat ya, karena tak ingin berdebat dan aku pun cukup tau diri, akhirnya aku membalikkan badan hendak keluar dari tempat ini.

bug.

aku menabrak tubuh seseorang, dari aroma tubuhnya sangat aku hafal.ya, dia laki-laki itu.

"begitu cara kamu menyambut pelanggan?"

"pak kevin? maaf!"

aku tertegun menatap interaksi laki-laki ini dengan pegawai tadi. siapa sebenarnya dia, kenapa pegawai itu nampak ketakutan. dan, benar laki-laki ini yang bernama kevin.

seketika tanganku ditarik oleh Kevin. memasuki sebuah ruangan. saking cepat, aku sampai terhuyung jika tidak segera menyumbangkan tubuh.

di dalam ruangan itu, dua orang wanita cantik langsung menyambut kedatanganku. tanpa basa-basi aku segera digiring memasuki ruangan selanjutnya. bakteri hipnotis, aku hanya pasrah saat kedua wanita ini menyuruhku untuk berganti pakaian. selesai menggantinya dengan sarung berupa kemben. aku diboyong kesebuah ranjang, dan sesi perawatan pun segera dimulai.

aroma wewangian menguar indra penciuman.

untuk pertama kalinya seumur hidupku aku merasakan sesuatu yang tak pernah aku impikan sebelumnya. seluruh tubuhku diberikan pijat-pijatan lembut yang menenangkan. otot-otot tubuh yang selama ini selalu tegang longgar perlahan, juga kulit ini diberikan semacam lulur yang menambah wangi.ah, beginikah surganya para wanita dan aku sangat menikmatinya.

"selesai mbak! kita lanjut perawatan terakhir"

saat aku terjaga, aku terbangun di ranjang yang sama. minta berapa lama aku terlelap yang jelas tubuhku serasa lebih segar.

"mari Mbak!"

terapis itu menuntunku agar duduk di sebuah bangku, di bawahnya terdapat cawan yang mengeluarkan asap pekat. dari aromanya mungkin sejenis aromaterapi.

"seperti ini ya, mbak. ini terapi buat pusaka kita"ujar wanita itu seraya memperagakan, ayah meminta aku mau lepas celana dalam kemudian ikut menirukannya.

"sudah mbak. bagaimana bagaimana dengan perawatannya? apa ada kekurangan?"

"terima kasih Mbak, Saya rasa cukup!"

kedua wanita itu beranjak pergi, kini aku sendiri di ruangan itu. semua masih serasa mimpi, apalagi saat menatap diri di pantulan cermin. semua perawatan dilakukan dari ujung rambut hingga kaki. rambutku kali ini begitu lurus terderai, rambut yanudah lembut sekali. kuku tangan dan kaki pun diberi cat kuku. dan kulit wajah dan tubuh ini terasa kenyal dan lembut.

"cantik!"

tiba-tiba Kevin muncul. dari balik cermin aku melihatnya tersenyum melihatku. iya menentang sebuah paper bag besar, yang kemudian ia simpan tempat di hadapanku. kini jarak kami semakin dekat, iya berdiri tepat di belakangku. bendungan kami bertemu di balik cermin.

"semua pakaian itu hanya boleh kau gunakan di depanku. di luar tetaplah menjadi seorang Dina yang kumal. tapi, jika di rumahku jadilah seperti ini...."

Cup

sebuah kecupan berlabuh di pundakku yang terbuka. mataku terpejam merasakan desir aneh saat kulit kami bersentuhan, dan....

Bersambung .....

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!