Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
enam
Disinilah zura berada,sebuah pesantren besar di kota B.Pondok pesantren Ar-Rahman milik K.H Abdul Muiz ini merupakan pesantren yang cukup terkenal karena pesantren tersebut juga memiliki sebuah yayasan yang terdiri dari TK, SD,SMP serta SMA.
K.H Abdul Muiz bekerja sama dengan beberapa pengusaha dan para donatur lainnya untuk membangun sebuah yayasan yang namanya pun sama seperti nama pondok tersebut.Saat ini yayasan tersebut di kelola oleh anak tertua Kiai Abdul yaitu Gus Ilham.
Gus Ilham sendiri merupakan lulusan terbaik di salah satu universitas negeri di kota B.Di usianya yang memasuki 30th, Gus Ilham belum juga mendapatkan seorang pendamping.
Sebenarnya banyak para sahabat dan teman Kiai Abdul yang terang-terangan ingin menjodohkan anak mereka
Namun Abah bukanlah type orangtua yang selalu memaksakan kehendak orangtuanya.Abah kiai selalu membebaskan anak-anaknya untuk mencari jodohnya masing-masing.Banyak juga para Santriwati yang menganggumi sang Gus,namun sifat dingin dan tegas Gus Ilham membuat para santri dan santriwati merasa segan dan hanya bisa mengagumi diam-diam.
Tak hanya santriwati,bahkan beberapa Ustadzah pengajar pun berlomba-lomba berusaha mendapatkan perhatiannya.
...----------------...
Pondok terlihat sepi,karena saat ini merupakan jam belajar bagi para santri.Zura berdiri menyandarkan badannya pada pintu mobil,beberapa menit lalu mereka tiba di pondok.
Dan saat ini Orangtuanya sedang mengeluarkan koper serta bawaan yang lainnya.
Zura melihat sekelilingnya,tempatnya tampak asri dan sejuk karena begitu banyak pohon dan tanaman.
Tak jauh dari gedung pondok pun terdapat perkebunan sayur milik pondok.
Zura menghirup udara dalam-dalam kemudian mengeluarkannya pelan-pelan.
Babak baru dalam hidupnya akan segera di mulai.
pasrah,itulah satu kata yang bisa ia lakukan saat ini.
" Walaupun kelak gue gak dapat kebahagiaan di tempat ini,setidaknya dengan gue tinggal di sini bisa bikin ibu sedikit tenang tanpa harus bertengkar lagi dengan ayah karena belain gue. "
Zura menatap langit yang begitu cerah,
"Bahkan langit pun ikut bahagia karena gue berada di tempat ini,Bunda...apa bunda liat zura di atas sana ?. Zura sudah berada di tempat yang ayah mau. Bunda tenang ya di sana,Zura pasti baik-baik aja disini "
Zura mengapus airmata yang mengalir di sudut matanya.
Sudah cukup baginya meratapi nasib yang harus ia jalani.Kembali zura membuang nafas kasar,"Semangat Zura !!" gumamnya.
Seseorang yang berada di lantai atas sebuah gedung yang terletak di pinggirnya pun terlihat memperhatikan zura."ternyata itu kamu ! Kita bertemu lagi..,apakah ini jawaban atas do'a ku tentang jodoh yang Allah kirimkan untuk ku. ?" bathin seseorang.
"Astaghfirullah " ucap orang tersebut kala sadar sedang memperhatikan zura."Ampuni hamba Ya Alloh karena tidak bisa menjaga pandangan."
"Zura " panggil ayahnya"Ayo masuk !"
Zura melangkahkan kakinya menuju sebuah pintu dimana orangtuanya sudah masuk terlebih dahulu.
"Assalamualaikum " ucap zura pelan
"Waalaikumsalam" semua orang yang berada di dalam langsung menjawab." Maaf pak kiai,perkenalkan ini anak saya Azzura yang akan mondok sekaligus sekolah disini. " ucap ayah
"Salim sama abah kiai sama umi nyai juga sayang " titah ibu
"Maaf abah,umi ini putri Nay satu-satunya yang waktu itu nay ceritakan sama umi "
Zura menaikan sebelah alisnya saat mengdengar ucapan sang ibu,ia tidak mengerti kenapa ibunya seperti yang telah akrab dengan pemilik pesantren.
Umi yang melihat kebingungan pada wajah zura langsung pindah duduknya ke sisi zura.
"Neng zura kenapa ?ada yang mau ditanyakan ? " tanya umi
Sikap dan Suara umi yang begitu lemah lembut membuat hati zura menghangat.
seketika teringat sang bunda namun sekuat tenaga ia menahan airmatanya agar tak jatuh.
"eng..nggak bu ustadzah " jawab zura gugup
"panggil umi nak,seperti ibu mu memanggil umi. "jawabnya sambil mengusap sayang kepala zura.
"Zura pasti bertanya-tanya kenapa ibu zura seperti sudah akrab dengan kami ? Betul kan nak?" tanya umi pelan,sedangkan zura hanya mengangguk." Kami memang akrab karena memang kami sudah lama kenal,bahkan kami sudah menjadi saudara. Zura tau tidak kalau ibu zura itu dulunya adalah salahsatu satri terbaik di pondok ini,bahkan juara umum di sekolah.
Ibu zura yang hebat ini juga merupakan seorang hafizah dari pondok kami,abah dan umi sangat menyayangi ibumu layaknya putri kami." umi menjeda ucapannya sejenak.
"Nak zura tau juga tidak,beberapa tahun yang lalu ibu mu pernah datang kesini dan menceritakan bahwa sekarang telah mempunyai putri cantik yang begitu baik,dan ibumu begitu menyayangi sampai-sampai satu hari satu malam ibu mu terus bercerita tentangmu.Ibumu bilang begitu bangga mempunyai seorang anak seperti zura. Umi jadi penasaran dengan gadis yang di ceritakan nay sama kami seperti apa ?
Ternyata benar gadis yang nay ceritakan begitu cantik dan manis bahkan lebih cantik dari yang umi bayangkan..MasyaAllah kamu benar-benar cantik nak. "
Deg
2 hati begitu terkejut mendengar kenyataan yang mereka dapat hari ini.
Ayah dan zura,
Ternyata mereka salah menilai selama ini.
Ayah baru mengetahui begitu besar rasa sayang istrinya terhadap putrinya,walaupun mereka tak ada ikatan darah.
Zura salah,Ternyata sang ibu tiri begitu sangat menyayanginya,selalu membanggakannya.
Membuat zura semakin bertambah rasa bersalah.
Zura menunduk,pundaknya bergetar.
Dadanya begitu sakit.
"ternyata selama ini aku salah,aku udah jahat sama ibu. Aku baru sadar kenapa ibu tidak pernah marah ketika aku memaki bahkan tak pernah melihat ibu,ternyata ibu adalah bidadari berhati malaikat.
maafkan aku bu,maaf karena tidak pernah mau melihat ketulusan ibu.
Aku janji bu,aku bakal menebus semua kesalahan ku dengan membuat ibu bangga !!"
Sejenak suasana hening,hanya terdengar suara isakan tangis zura dan ibunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
mau l thor, mau banget malah 🤭