Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Jadi Teman
Tifany masih kesal pada cavero karena kejadian kemarin. Dan hari ini tifany sudah mulai aktifitas hariannya lagi yaitu ke kampus
Begitu juga dengan cavero yang sudah mulai ke kantor
"mau bareng ngga?" tanya cavero meski masih kesal karena perbuatannya pada lidya namun cavero tak tega jika tifany naik kendaraan umum sendiri.
Cavero yang menolak adanya supir dan tifany sejak kecil sudah hidup serba dilayani
Tifany tak menjawab pertanyaan dari cavero dan berjalan keluar rumah,
"mba saya berangkat ya" tifany malah pamit pada art nya
"dasar bocah!"kesal cavero yang sudah menawarkan untuk mengantar malah ditolak mentah-mentah
Semalam tifany sudah meminta elsa untuk menjemputnya dan berangkat bersama ke kampus
"hai cinta! Sudah siap?" tanya elsa saat tiba di rumah tifany
"hm, ayo berangkat!" tifany naik mobil elsa yang diantarkan oleh supirnya
"kenapa ngga bareng suami tampanmu fan? Kelihatannya dia mau berangkat kerja juga" elsa mencerca tifany dengan pertanyaan
"bahas yang lain deh, males jawabnya" jawab tifany dengan nada malas bicara
"oke, kalau gitu tugas minggu lalu harus dikumpul sekarang dan juga saat kamu cuti menikah kemarin ada quis jadi harus menghadap langsung ke dosen untuk minta susulan"
Elsa berhenti bicara mulutnya dibekap oleh tifany
"oke aku jawab kenapa ngga bareng cavero, aku habis berantem sama pacarnya dan yang paling membuat kesal adalah tanpa tahu apa alasannya dia bentak aku di depan pacarnya itu"
Tifany memilih menjawab pertanyaan elsa yang pertama ketimbang membahas masalah pelajaran yang membuatnya pusing
"wow! Aku ngga salah denger kan ini?" elsa membelalakan matanya seolah tak percaya dengan yang didengarnya barusan
"fan, kamu ngga asal bicara kan? Gimana ceritanya suamimu dan pacarnya coba jelaskan kawan. Biar otak encerku ini bisa menangkap ucapanmu" elsa mendesak tifany dan akhirnya tifany dengan malas menjelaskan semua yang terjadi pada pernikahannya
Salah satunya adalah perjanjian nikah dan juga hubungan cavero dan lidya
"buset dah! Gila sih ini, ngga nyangka loh orang yang berpendidikan tinggi dan dari keluarga kaya raya, bisa melakukan hal itu
aku dukung kamu kalau mau selingkuh atau balikan sama arya" elsa merasa kesal pada suami sahabatnya
Yang seenaknya melakukan perbuatan yang membuat tifany sakit
"jangan mulai deh! Udah sampai ayo turun" ajak tifany
"pak mobilnya tinggal aja, bapak pulang ini ongkosnya bilang sama bunda saya ada kegiatan sampai sore" elsa meminta supirnya untuk pulang
Elsa ingin menghibur sahabatnya dan mengajaknya jalan-jalan selepas pulang kuliah
"fan, fan ada arya fan!" elsa menarik tangan tifany saat arya berjalan ke arahnya
"biarkan saja, memang kenapa sih?" tifany tentu saja masih menyimpan perasaan yang sangat dalam pada arya. Kekasihnya sejak bangku sma dulu Tifany kelas 10 dan arya kelas 12 dan tifany memutuskan kuliah di dalam negeri agar bisa satu kampus dengan kekasihnya
Sayangnya arya bukan orang mampu dan tak bisa membantu keluarga tifany saat ini. Dan mengharuskan keduanya putus dalam keadaan masih sama-sama sayang
"fan, boleh bicara sebentar?" tanya arya
"boleh ar, tapi selesai kuliah ini bagaimana?" jawab tifany yang saat ini merindukan kasih sayang dan perhatian arya yang selama ini ia dapatkan
Kini tak ada lagi perlakuan itu bahkan dari suaminya
"iya fan, saya tunggu di kantin kampus" arya setuju dengan tifany
Keduanya berjanjian akan bertemu usai tifany selesai jam kuliah
arya masuk ke ruang dosen yang memang sudah semester akhir dan sedang mengajukan untuk bimbingan skripsi
sedangkan tifany dan elsa juga masuk kelas untuk menerima mata kuliah oleh dosen
Dua jam berlalu tifany dan elsa selesai untuk hari ini dan sesuai janji tifany akan menemui arya.
"Sa, tunggu aku ya anter pulang lagi" tifany memohon
"iya tenang aja, lagian kenapa ngga pakai supir biasanya aja sih fan, kamu kan ngga perlu repot minta antar cavret itu" elsa makin kesal setelah mendengar semua cerita tifany
"jadi keberatan nih anterin aku?" tifany pura-pura merajuk
"engga cintaku, udah sana temuin arya. Aku tunggu di mobil ya" ucap elsa
Tak mau mengganggu tifany dan arya sekarang justru mendukung untuk keduanya balikan
"fan" panggil arya dan mengangkat tangannya agar tifany melihat
"iya ar" tifany menghampiri arya
Masih ada debar-debar didada tifany saat arya menatap wajahnya
"kamu sehat?" tanya arya pertama kali pada tifany
Terasa berdesir darah tifany mengingat kenangan bersama arya.
"sehat dong, ini masih kuliah kalau kamu gimana?" tanya tifany pada arya sedikit canggung
"aku baik fan, boleh minta sesuatu? Bisakah kita tetap berteman aku janji tak akan mengganggumu. Hanya ingin tetap di dekatmu dan ada saat kau butuh sebagai teman. Janji!" ucap arya membuat tifany menahan tangisnya
Begitu tulusnya cinta arya padanya namun tak ada yang bisa mengubah yang terjadi
"aku ngga boleh egois ar, kamu harus melanjutkan hidupmu, diluar sana banyak sekali wanita yang lebih baik dariku. Yang tak membuatmu terluka sepertiku" tifany sangat tersentuh namun dia tak boleh egois
"tapi fan, aku tak mengharapkan apapun. jika nanti kita berjodoh aku akan menunggumu, namun jika tidak nanti pasti kita temukan jalan terbaik.
Maukah berteman denganku tifany?" arya memohon dengan tulus
"baiklah, tentu saja kita bisa berteman. Walaupun aku malu sudah menyakitimu yang begitu tulus" tifany menunduk
"lupakan yang sudah terjadi, kita buka lembar baru sebagai teman. Jangan sungkan untuk bercerita kisah bahagia maupun sedihmu padaku" pinta arya
Tifany mengangguk dan tak mau berlama-lama larut dalam perasan. Tifany sadar saat ini sudah menikah meski bukan pernikahan yang diinginkan baginya tetap saja sakral
"ya sudah aku duluan ya ar, elsa sudah menungguku" pamit tifany
Arya melambaikan tangannya tanda berpisah dari tifany
"meski hanya teman berada didekatmu sudah membuatku merasa cukup fan" arya mengatakannya pelan agar tak ada yang mendengarkan ucapannya
"aku harus bisa menjadi yang kau andalkan nanti, dan kapanpun kau butuh aku akan ada untukmu fan" arya beranjak dan pergi meninggalkan kampus
Sementara elsa mengajak tifany ketempat karaoke untuk menghilangkan stres dan membuat tifany senang
"ayo fan mainkan!"
"lagu pertama untuk mantan kekasihku!"
"seedihhh! Sekarang buat suamimu yang diluar nurul" ucap elsa
"oke kita nyanyi bersama"
Lelaki buaya darat busyet aku tertipu lagi huohuo
Mulutnya manis sekali tapi hati bagai srigala
"aaaaaa, mami!" tifany menangis setelah menyanyi
"fan, kamu kenapa? Maaf ya fan" elsa ketakutan sudah membuat sahabatnya menangis
"bukan kamu sa, tapi takdir kenapa begini" tifany menangis lagi
"ssttt ngga boleh gitu. Tenang aja masih ada aku dan mami mu, semua akan baik-baik saja percayalah" elsa memeluk tifany