REVENGE

Kau bukanlah tujuan terakhir dari rencana hidupku. Bukan pelangi setelah badai, tapi kau adalah cahaya dalam gelap. Yang tidak bisa menerangi kegelapan jiwaku.

Selama tubuhku terbelenggu oleh n4fsu b3j4tmu, aku merasa gulungan ombak mengukung raga dan menghempaskan ke alam fata morgana.

Tidak ada kata-kata indah yang bisa aku sematkan dalam sanubariku, semua lapuk dan tak berharga lagi, seperti rengginang di rendam air.

Aku terjatuh dalam kubangan dosa abadi, yang tercipta dari keserakahan hatimu, aku terpuruk, jatuh lagi dan lagi.

Kitsune tidak mengerti dan selalu bertanya dalam hati. Dari sekian banyak wanita yang ada di pulau ini, kenapa pria ini memilihnya dan menggarapnya juga?

Apa salahnya? Dosa apa yang diperbuat, sehingga karma buruk ini menimpanya. Kitsune merenung sendiri, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ia ingin mencari solusi, namun otaknya buntu. Alex begitu berhasrat menguasai tubuh dan jiwanya. Akhirnya ia bertanya, walaupun nanti jawabannya dangkal atau memicu pertengkaran.

"Alex, jika ingin mengambil alih harta ku, kau bisa melakukan itu cukup dengan memaksa ku tanda tangan. Tolong lepas borgol ku, aku bukan pesakitan." ucap Kitsune.

Laki-laki itu berdiam diri, ia memandangi t*buh Kitsune yang memakai gaun merah warna ke sukaannya. Gadis itu begitu cantik, anggun dan manis.

"Jika hanya untuk menghancurkan hidup dan jiwa ku, setelah kau m*rujak tubuhku, seharusnya kau mencampakkan badanku di jurang atau di laut. Tidak perlu kau bersusah payah membiarkan aku hidup."

"Aku menginginkanmu titik. Apapun yang ingin aku lakukan, bukan urusanmu. Aku raja di raja."

"Maksudmu apa, jawab dengan normal, jangan halu..." kesel juga menghadapi Alex yang sombong.

Alex mendekati Kitsune dan memeluknya. Ia malah memposisikan dirinya sebagai seorang pacar atau suami?

"You crazy! Alex diam kau, aku wanita mur4h4n yang seenaknya kau jamah."

"Aku memang gila, ini belum seberapa. Tunggulah, jangan keburu nafsu dan aku akan membuatmu juga 9il4." ucap Alex mel*m4t b1bir Kitsune yang ranum.

"Humm..." wanita itu meronta marah.

Alex tidak memberi kesempatan, tidak perlu menunggu lama, Alex menarik tvbuh Kitsune kep4ngku4nnya. Mereka duduk berhadapan.

Saat kedua tangan Alex meraih leher Kitsune, tiba-tiba saja Kitsune menggigit leher Alex.

"Aduuhhh..."

Pria itu berteriak kaget, dengan spontan mendorong Kitsune dan ia berdiri tegak. Hampir Kitsune terjengkang kebelakang. Gadis itu cepat menguasai diri, kemudian ia menendang dada Alex dengan telak.

"Aaggghhh...." slow motion walaupun sedikit, semburan darah segar keluar dari mulut Alex.

Pria itu oleng dan terduduk lemas. Ia memegang dadanya, sambil memejamkan matanya. Alex menggelengkan kepalanya beberapa kali.

Kitsune mundur teratur mengambil posisi, ia mulai ancang-ancang untuk menolak serangan dari Alex. Ia sangat paham apa yang akan terjadi selanjutnya.

Alek berdiri, bibirnya menyeringai sinis. Ia membuka laci dan mengambil sebutir tablet dan air mineral dan menelannya.

"Butuh keberanian besar melawan ku, kau melakukannya dengan sadis. Kau cari m4ti!!" getar suara Alex saking marahnya.

Gadis itu berekspresi getir. Tiba- tiba ia kembali beraksi, kakinya melambungkan gelas dari meja seraya menendangnya, ke arah Alex. Nyaris mengenai wajah Alex.

"Praannkkk..." gelas itu pecah membentur tembok.

"Lepaskan aku atau kau m4ti." ancam Kitsune.

Alex tertegun, ia tidak percaya apa yang Kitsune lakukan. Ia malah senang melihat seorang wanita begitu menguasai ilmu bela diri.

"Kau hebat! Tapi kau tetap akan kalah denganku. Tidak ada manusia, apalagi perempuan boleh mengungguli ku."

Alex membuka laci, ia mengambil spet dan mengisinya dengan obat per*ngsang. Ia ingin menyiksa Kitsune dengan cara memperbudaknya.

Alex mendekat dan menyudutkannya ke tembok. Gadis itu mengangkat lututnya tapi Alex menekan tubuh Kitsune dan menjepit kakinya. Kemudian ia lebih cepat bertindak menyuntikan lengan Kitsune.

"Ahhh!" desah Kitsune akibat nyeri tipis di tangannya.

"Kau menyuntikan apa?"

"Obat penenang supaya kau tidak mengamuk."

"Jika kau merusak hidupku, kau akan membayar setiap tetes air mata yang aku keluarkan!!" pekik Kitsune geram.

Sorot mata menantang dari Kitsune mulai surut dan berkaca-kaca. Alex tersenyum melihat "rubahnya" sudah mulai lemas dan mengendur.

Senyum yang memuakkan tersungging dari b1bir Alex. Ia lalu membuka borgol tangan Kitsune dan mendorong gadis itu ke ranjang. Tapi Kitsune menahan dirinya dan bersandar di pinggir ranjang.

Wanita itu mengusap bekas suntikan di lengannya. Tubuhnya meriang dan berdesir halus. Namun, beberapa detik kemudian, ia meringis serta mendesah gelisah.

Tubuhnya perlahan memanas serta aliran darahnya bertambah cepat. Semangatnya menggebu tidak dapat dikendalikan. Ia tidak mengerti kenapa tubuhnya seolah ada yang mengendalikan.

Kitsune terperangah, ia naik ke ranjang dan merebahkan tubuhnya. Ia menoleh kepada Alex dan seketika menyadari apa yang dilakukan pria itu padanya.

Alex pasti menyuntikkan obat perangsang seks*al padanya. Kurang ajar. Ia marah dan melempar bantal, tapi tangannya tak bertenaga. Sangat lemah.

Alex tersenyum lebar dan berujar parau seraya naik dan tidur disamping tubuh Kitsune.

"Apakah kau berpikir aku akan menyiksa dirimu terus- terusan. Malam ini kita akan benar-benar menikmati bulan madu kita. Aku akan memberikan surga untukmu."

"Pergi kau..." lirih suara gadis itu. Tidak ada tenaga untuk melawan, Kitsune seperti tercucuk hidungnya.

Alex mem*luk t*buh Kitsune dari samping gadis itu memberontak dan berusaha lepas dari tangan Alex. Kitsune memukul Alex, tapi sangat lemah.

Ia tidak bisa berkutik lagi ketika seluruh badannya terasa aneh dan tidak bisa di ajak kerja sama.

Kedua kakinya mengempit, seolah ada sesuatu yang sulit di jelaskan akan segera mengucur, dari dalam rahimnya menuju rongga halus yang harus segera dijejali p4sak.

"Humm...0hh..."

Kitsune tidur belingsatan, ia menjilati bibirnya sendiri. Alex bersorak dalam hati melihat rubahnya membutuhkannya.

"Aaah!" d3s4h Kitsune.

Ia berusaha menahan dan mencengkeram tubuhnya sendiri, agar tangannya tidak m3mel0rotkan gaun yang dikenakannya. Tapi itu hanya sementara, kini tubuhnya bertentangan dengan batinnya? gaun merah itu terasa mengekangnya, sesak dalam tubuhnya.

Alex tertawa lepas yang membuat Kitsune gemetaran mendengar suara itu. Pria itu mendatanginya dengan santai, m3melvk dan mendekapnya seraya membelai wajah Kitsune penuh kasih.

Kitsune memejamkan matanya ia merasa terbuai oleh getaran halus dari sentuhan itu. Ia terhanyut.

"Tidak ada gunanya kau melawan, atau bertindak bar-bar, karena takdirmu aku yang pegang. Tubuhmu membutuhkanku, aku akan senang hati menyerahkannya utuh padamu." bisik Alex.

Laki-laki maskulin itu mulai mel4l4p b1bir Kitsune dengan liar. Tentu saja serangan itu di terima oleh Kitsune dengan gel0ra yang membara.

"Sayank, aku tahu kau akan menyukainya, aku senang merasakan lonjakan nikmat asmaramu."

"Ohh.. kau juga bisa menggila seperti aku. Tidak perlu lagi menahan diri, sayank. Keluarkanlah semua yang mengganjal di hatimu. Biarkan keluar ...."

******