Bagaimana rasanya, jika suamimu yang merupakan seorang dosen, digoda oleh sepupumu sendiri, yang tak lain adalah mahasiswi di kampus yang sama.
Bahkan, mereka sampai berani menginap di hotel. Pahahal, mahasiswi ini baru setahun menikah. Berita pernikahannya pun sempat viral, karena ia merupakan seorang selebgram yang dinikahi pengusaha tampan, berusia 12 tahun di atasnya.
"Kamu harus merasakan bagaimana rasanya suamimu diambil orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Hari ini, Tante Sintia kembali mengundang keluarga besarnya untuk menghadiri acara lamaran anak sulungnya. Semua diharapkan hadir, karena niat Tante Sintia yang ingin mempererat hubungan keluarga besarnya, paska masalah Mila dan Selia mencuat. Rega yang tak ingin hadir karena tak ingin melihat Mila bersama Arya pun terpaksa hadir karena Selia memaksanya.
“Mantan istrimu itu memang kurang ajar lama-lama. Sudah merebut Mas Arya dariku, sekarang mau menggodamu lagi. Awas saja dia,” kesal Selia pada suaminya di sepanjang jalan menuju venue acara lamaran akan digelar.
Tak ingin menanggapinya, Rega hanya diam karena ia sudah lelah menjelaskan bahwa ia hanya ingin bicara sebentar pada Mila.
Hingga setibanya mereka di parkiran restoran yang sudah direservasi Tante Sintia, mobil Arya pun juga tiba di waktu yang hampir bersamaan, disusul dengan satu mobil sedan di belakangnya. Arya datang bersama Mila, dan dari mobil di belakangnya, turun Cika dan seorang laki-laki asing yang diketahui merupakan teman dekatnya. Mereka berenam pun beradu pandang satu sama lain.
Ada satu hal yang membuat Selia semakin kesal bukan main. Tas yang Mila pakai, adalah sama persis dengan yang ia mau, hanya beda warna saja. Seketika ia pun dengki melihat hal ini, lantaran ia harus mengeluarkan uang sendiri ditambah harus berdebat dengan Rega jika ingin membelinya. Berbeda dengan Mila yang seakan tinggal minta pada Arya.
Mereka lalu berjalan masuk ke dalam dan Selia pun mendekati Mila untuk berbisik lirih padanya.
“Dasar wanita materialistis!” hinanya.
Hanya melirik ke arah Selia, Mila tak ingin menanggapinya.
Arya yang ikut mendengarnya pun sontak memberikan pembelaan. “Wanita itu fitrahnya memang dimanja dan dibahagiakan, hanya saja tak semua laki-laki bisa melakukannya. Tak semua wanita juga sadar dan bersyukur akan hal itu.”
Ucapan Arya seakan terdengar menohok.
Begitu sampai ke meja panjang yang sudah direservasi, mereka berenam pun dipersilakan duduk.
Mama Selia dengan sinis menatap Mila dan Cika. “Ditinggal ibunya mati sekarang bisa bebas ya. Anak-anak perempuan loh itu. Aduh, takut sekali kalau hubungannya kelewat batas. Anak zaman sekarang kalau pacaran suka tidak ada aturannya, apalagi anak-anak yatim piatu.”
Cika yang tak terima dengan ucapan tantenya itu ingin sekali melabraknya, hanya saja Mila menahan sang adik.
“Wah, Tante tahu saja kalau saya dan Mila sekarang pacaran, dan mungkin Cika dan Billy juga sebentar lagi menyusul. Tapi Tante, jangankan anak yatim piatu, anak perempuan yang masih punya orang tua lengkap dan sudah bersuami saja masih bisa kebablasan sampai hamil di luar nikah dengan pria lain,” sahut Arya dengan gaya bercandanya.
Arya memang terkenal dingin dan cuek, tapi jika dipersilakan menyindir, mulutnya bisa lebih tajam dari emak-emak, apalagi dengan gaya santainya tanpa dosa.
Seketika mama Selia pun diam, bukan hanya karena mendapat kode dari papa Selia, tapi karena ia juga shock mendengar kabar Arya telah berpacaran dengan Mila.
“Mbak, orang tua Billy itu temanku juga. Jadi, aku yang undang Billy, karena ternyata dia sedang dekat juga dengan Cika. Sebenarnya, aku juga undang orang tua Billy, tapi karena masih di luar negeri, jadi mereka tidak bisa datang,” jelas Tante Sintia memperkenalkan lelaki yang berada di samping Cika itu.
“Wah, adik kakak pintar cari laki-laki kaya ya,” sahut mama Selia yang lagi-lagi mendapat lirikan tajam dari suaminya.
“Iya dong, Tante. Kita ‘kan wanita-wanita berkelas yang bisa bersyukur, jadi bisa menarik perhatian lelaki mapan dan tampan,” jawab Cika yang sudah geram dengan kelakuan adik ipar ayahnya itu.
Tak ingin memperpanjang perseteruan di antara mereka, Tante Sintia segera memulai acaranya karena beberapa keluarga yang lain sudah datang.
Selama acara, Arya terlihat begitu perhatian pada Mila. Bahkan apa yang Mila butuhkan seakan selalu segera dipenuhi olehnya. Sekadar tisu misalnya, dan membukakan botol minuman pun ia sigap.
"Buahnya asam, sebaiknya kamu jangan makan, nanti asam lambungmu kambuh," tutur Arya manis.
Hal ini membuat Arya dan Selia tak henti menatap mereka sinis dan iri.
***
Sepulang acara, Mila dan Arya yang masih terlihat bergandengan, disusul oleh mama Selia. “Arya.”
“Ya, Tante?” Arya membalikkan badannya.
Tak suka karena kini Arya tak lagi memanggilnya mama, mantan mertuanya itu hanya bisa menyunggingkan senyumnya. “Arya, Mama bisa minta tolong? Mama mau ke dokter kamu itu loh, yang di RS Miami, mau kontrol karena sudah lama tidak ke sana. Tapi ‘kan kamu tahu sendiri kalau Mama datang sendirian, tidak dilayani sebaik saat bersama kamu.”
Meminta maaf karena tak bisa menemaninya, Arya akan memerintahkan anak buahnya untuk menggantikannya. “Arya bisa pastikan pelayanan mereka akan baik, mereka sudah kenal dengan orang-orang Arya.”
Tak mau jika bukan Arya yang menemaninya seperti dulu-dulu, mama Selia hanya mau ditemani olehnya. Dulu, Arya lah yang selalu bersedia menyempatkan hari Sabtunya untuk menemani sang mama mertua berobat di RS tempat biasa Arya melakukan medical check up rutin. Dengan Arya, mama Selia itu selalu mendapatkan pelayanan prioritas.
“Kalau begitu, Tante bisa ke RS lain saja, banyak kok yang sebagus RS Miami. Arya tidak bisa menemani sekarang, Arya dan Mila sedang ada urusan,” tolak Arya.
Mengatai Arya ingkar karena sudah tak lagi menganggapnya orang tua, mama Selia itu menuduh Mila lah penyebabnya.
Arya lalu dengan tegas tak membenarkan ucapan mama Selia, justru ia bersikap begini karena ulah Selia sendiri. “Andai anak Tante lebih bisa bersyukur telah memiliki Arya, mungkin Arya akan tetap sesuai seperti mau Tante."
"Arya permisi. Ayo, Sayang.” Lanjut Arya tanpa basa-basi, berlalu dari hadapan mama Selia dengan menggandeng tangan Mila.
...****************...
emaknya ngajarin begitu