Seorang pelayan yang rela menggantikan anak majikan datang ke sebuah hotel untuk perjodohan, pelayan tersebut di nodai oleh sang pria yang tidak mau di jodohkan dan saat ini dia hamil, begitu pula sang majikan yang hamil anak dari saudara ipar yang saat itu belum menjadi ipar nya, apa hubungan antara kedua nya? dan bagiamana nasib kedua anak yang ada di dalam kandungan dua wanita tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06 -Pelayan di hati sang ceo-
Anna yang merasa, David sangat lama berada di atas, dia memutuskan untuk melihat David, tetapi yang dia lihat hanya Olivia yang sedang duduk di sudut lorong, Anna berjalan sedikit lebih cepat, karena gaun yang dia pakai cukup ketat, jadi itu membuat nya sulit berjalan cepat
" Olivia kenapa kau berada di sini? kenapa menangis? Dimana David? " menatap sekitar
Olivia mengusap air mata nya, memperbaiki rambut nya dan juga dress yang ia pakai " dia berada di dalam nona, saya pamit ke bawah karena masih banyak pekerjaan yang harus saya lakukan " pergi dari sana
Saat Olivia pergi, David membuka pintu kamar dan melihat Olivia " kenapa kau pergi begitu saja Olivia " teriak David
Olivia berhenti dan menatap ke belakang "apa ada yang bisa saya bantu lagi? " menatap David
David memberikan kemeja nya yang kotor kepada Olivia " tolong berisikan kemeja ini, segera kembalikan kedua nya " bisik David, malam saat Olivia kabur dari hotel, dia mengunakan kemeja David
Olivia terdiam, dia mengambil kemeja itu lalu segera turun ke bawah. Anna mendekati David dan memperbaiki kerah baju nya " apakah kau dan Olivia saling kenal? " masih tetap berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa
David menatap Anna dan mengambil tangan yang menyentuh kerah nya " aku tidak kenal dia, tapi satu hal yang pasti, aku tidak ingin kau terlalu menyentuh ku "
Anna mengambil tangan David " kenapa kau berkata seperti itu? Kita akan segera menikah, apakah kau akan membatalkan pernikahan kita? " khawatir
" Tentu saja tidak " pergi menyusul Olivia
*
*
*
Seorang wanita mendekati Olivia yang sedang duduk di tepi kolam renang, dia menikmati langit malam, namun seorang wanita mengusik nya dan memberikan sebuah kertas
" Ada seorang pria yang meminta ku untuk memberikan ini kepada mu " memberikan selembar kertas putih yang sudah di lipat dengan rapi kepada Olivia
Olivia menerima nya dengan wajah yang bingung " siapa ya menyuruh mu? " menatap ke dalam rumah yang sudah terlihat sepi, karena semua tamu sudah pada pulang, hanya tinggal keluarga inti saja
Wanita itu pergi, Olivia membuka surat nya lalu membaca nya, dalam surat itu tertulis bahwa Raka ingin pergi bersama nya besok, dia ingin membawa Olivia ke salah satu tempat favorit nya, karena selama berada di desa, Olivia sudah menemani Raka ingin balas budi
Olivia tersenyum saat membaca surat tersebut, hingga " Olivia! " teriak Siti, dari dalam rumah
Semua khayalan Olivia hilang " iya nyonya " balas nya dan bergegas untuk masuk ke dalam rumah
Olivia menatap seluruh keluarga yang sedang berbincang, " besok Anna dan David akan pergi bersama, kalian tidak perlu khawatir " ucap ayah David, kepada ayah Anna yang berada di hadapan nya
" Aku akan pergi kalau dia juga ikut " David menunjuk Olivia yang sedang berdiri di belakang keluarga Anna
Siti merasa bingung dan menatap David " tetapi dia hanya pembantu, tidak perlu ikut campur dalam urusan keluarga " Siti terlihat sangat tidak setuju dengan perkataan David
David menatap Olivia " itu memang benar, saat belanja kita butuh seseorang yang bisa membawa barang-barang dan itu merupakan salah satu guna pembantu kan? " menatap semua orang
Siti menatap Olivia " bagiamana Liv? kamu besok bisa pergi bersama Anna dan David? "
Olivia menatap surat yang masih berada di tangan nya " maaf nyonya, besok saya ada cara dan saya mau mengambil cuti, karena cuti saya masih ada sisa dua hari lagi " balas nya
Siti menatap tajam ke arah Olivia " bisa lain kali saja Liv, besok pergi sana Anna dulu ya " nada bicara Siti sedikit di tekan, karena dia merasa Olivia seperti sedang melawan nya
Olivia menunduk " baik... "
" Tapi saya dan Olivia mau pergi bersama besok buk, kami tidak akan lama, setelah selesai melukis saya akan langsung mengantar Olivia ke butik tempat David dan Anna memesan baju mereka " potong Raka saat Olivia sedang bicara
Siti menatap Raka dan kedua orangtuanya " baiklah, tolong antar dia setelah urusan kalian selesai " jawab Siti
David menatap sang kakak dengan sangat tajam, hingga mereka semua pergi ke arah pintu depan, sekarang hanya tersisa Olivia dan Raka yang saling bertatapan dan ada sedikit senyuman yang canggung di wajah mereka.
Raka memberikan sebuah tiket kepada Olivia " kita akan ke sini besok, ini adalah sebuah pameran lukisan, dan beberapa lukisan ku ada di sana, kamu mau kan pergi ke sana " menatap Olivia
Olivia menatap tiket yang di berikan Raka kepada nya " iya mas boleh, saya senang kalau bisa pergi bersama mas "
" Raka " teriak David dari karena Raka begitu lama
Raka langsung menuju ke depan karena teriakan David, Raka memberikan senyuman kepada Olivia sebagai salam perpisahan, " sampai ketemu besok ya mas " ucap Olivia
*
*
*
David menatap Raka yang berada di sebelah nya " kenapa kau terlihat begitu akrab dengan Olivia " curiga
" Apa urusan mu, dulu saja kau tidak terlalu begitu peduli pada urusan ku "
" Aku menyukai Olivia dan sejak kami bertemu, dia sudah menjadi milik ku, siapa yang ingin merebut nya maka akan ku ambil nyawa nya, baik itu orang lain atau kau sekalipun " menatap tajam Raka
Raka berdecak " kau lupa, kau akan menikah dengan Anna, apakah kau akan selingkuh sebelum kalian menikah? "
" Kau tidak tau apa alasan ku menikah dengan nya, oleh karena itu tutup mulut mu dan jauhi Olivia jika kau tak ingin nyawa mu hilang " pergi
*
*
*
David sedang bersiap untuk ke butik bersama dengan Anna, sementara Raka, dia sudah keluar sejak pagi, " dimana Raka bu? " menatap ibunya yang sedang menyiapkan sarapan
" Raka? dia sudah pergi sejak pagi tadi, katanya ada urusan mendadak, ibu juga merasa dia sangat aneh tadi " menata makanan yang ia buat
David duduk di meja makan dan menatap ibunya " aneh kenapa? " mengambil satu roti dan mulai mengolesi nya dengan selai
" Dia sangat rapi dan juga wangi, ibu rasa kalian akan menikah di hari yang sama, jika Raka memang benar bertemu dengan seorang wanita " tersenyum
Abraham datang dan menatap David yang sedang berdiam di meja makan " kenapa kau tidak makan roti nya? Ada masalah? "
" Raka pagi ini pergi dengan rapi, ibu rasa dia sudah punya pacar jadi ibu bilang pada David, kalau pernikahan mereka bisa di adakan bersamaan jika Raka memang sudah mendapatkan wanita nya " tersenyum
David sangat murung, dia ingin marah namun kedua orangtuanya tidak tau jika malam itu dia sudah bersama dengan Olivia, " tetap saja, aku tidak ingin pernikahan kami sama, karena aku ingin hari spesial ku dan Anna berjalan dengan lancar tanpa adanya orang lain " pergi meninggalkan meja makan
" Padahal tidak masalah jika mereka menikah di hari yang sama " balas Abraham saat David keluar dari rumah
*
*
*
David dan Anna berada di salah satu butik yang sangat terkenal, mereka sedang memilih baju untuk hari sepesial mereka berdua nanti nya " apakah kau suka warna ini? " Anna menunjukkan salah satu warna kepada David
David dengan pikiran nya yang kacau, dia hanya diam saja, sama sekali tidak merespon
" David " ucap Anna sekali lagi
David tersadar " iya, bagus, aku suka warna apa saja, " duduk di salah satu kursi yang berada di sana, dia terus memikirkan perkataan kedua orangtuanya
Anna menatap David " kenapa aku merasa seperti nya kau tidak senang jika kita bersama, apakah ada masalah? "
" Dimana Olivia? "
Anna merasa sangat terkejut, " Olivia? Ada perlu apa dengan nya? "
David mengalihkan pandangan nya " tidak hanya saja aku ingin tau dimana dia "
Anna menelan air liur nya " dia pergi sejak pagi, aku juga tidak tau dia kemana dan kata nya dia akan langsung ke sini saat urusan nya sudah selesai "
David ingat dengan jelas, bahwa pagi ini ibunya mengatakannya jika Raka keluar dengan pakaian rapi dan sekarang, Olivia yang tidak berada di rumah, apakah benar mereka pergi bersama? kemaren malam itu adalah janji mereka? Isi pikiran David