NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Cinta

Dalam Pelukan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aili

Maya, seorang wanita muda yang cantik dan sukses dalam karier, hidup dalam hubungan yang penuh dengan kecemburuan dan rasa curiga terhadap kekasihnya, Aldo. Sifat posesif Maya menyembunyikan rahasia gelap yang siap mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Tekanan Yang Menyesakkan

Hari-hari setelah liburan di pegunungan terasa berbeda bagi Aldo. Meski mereka telah berjanji untuk lebih terbuka dan jujur, Maya tampak semakin khawatir dan cemburu. Setiap kali ponsel Aldo berbunyi, Maya akan langsung bertanya siapa yang mengirim pesan, meski Aldo selalu menjawab dengan tenang dan jujur.

Suatu malam, Aldo duduk di sofa, mencoba menikmati acara televisi favoritnya. Namun, Maya yang duduk di sebelahnya terus-menerus melirik ponsel Aldo yang tergeletak di meja.

“Kamu nggak mau jawab pesan itu?” tanya Maya, matanya tidak lepas dari layar ponsel.

“Itu cuma notifikasi email, Maya. Nggak penting,” jawab Aldo sambil mencoba fokus pada acara yang ditonton.

Namun, Aldo merasakan ketegangan di udara. Maya terus bertanya, dan semakin lama, Aldo merasa bahwa rasa cemburu Maya sudah menjadi beban yang menekan. Ketika Maya pergi tidur lebih awal karena merasa lelah, Aldo duduk sendirian, merasakan perasaan tertekan yang semakin menguat.

Keesokan harinya di kantor, Aldo merasa tak bisa berkonsentrasi. Seorang rekan kerjanya, Rian, melihat wajah muram Aldo dan menghampirinya.

“Kamu kelihatan capek, Do. Ada masalah?” tanya Rian sambil menepuk pundak Aldo.

Aldo menghela napas panjang. “Iya, sedikit. Masalah di rumah. Maya jadi makin cemburuan dan itu mulai mengganggu.”

“Cemburu? Bukannya kalian baru aja liburan bareng?” Rian mengerutkan kening.

“Iya, tapi justru setelah liburan itu semuanya jadi makin parah. Dia terus-menerus curiga dan itu bikin aku merasa nggak nyaman,” jawab Aldo dengan wajah lesu.

Rian mengangguk mengerti. “Mungkin kalian perlu bicara serius lagi. Cemburu itu wajar, tapi kalau berlebihan bisa merusak hubungan.”

Aldo tahu bahwa Rian benar. Dia pun bertekad untuk berbicara lagi dengan Maya, meski dia tahu itu tidak akan mudah.

Malam harinya, Aldo mengajak Maya duduk di ruang tamu untuk berbicara. “Maya, aku rasa kita perlu bicara lagi tentang masalah ini,” katanya dengan lembut.

Maya menatap Aldo dengan mata penuh kekhawatiran. “Masalah apa, Aldo?”

“Aku merasa tertekan, Maya. Kamu terus-menerus curiga dan cemburu, dan itu membuat aku merasa nggak nyaman,” jawab Aldo jujur.

Maya terdiam, wajahnya berubah muram. “Aku hanya takut kehilangan kamu, Aldo. Aku nggak mau ada orang lain yang mengganggu hubungan kita.”

“Aku mengerti, Maya. Tapi kalau terus begini, hubungan kita justru akan rusak karena rasa cemburu ini. Aku butuh ruang untuk bisa bernapas dan merasa dipercaya,” kata Aldo dengan nada lembut.

Maya menunduk, air mata mulai mengalir di pipinya. “Aku nggak tahu harus bagaimana, Aldo. Aku cuma sangat mencintaimu.”

“Aku juga mencintaimu, Maya. Tapi kita harus bisa saling percaya. Kalau terus-menerus curiga, kita nggak akan pernah bahagia,” Aldo menggenggam tangan Maya dengan lembut.

Maya mengangguk pelan. “Aku akan berusaha, Aldo. Aku janji.”

Meski malam itu mereka berusaha menyelesaikan masalah, Aldo merasa bahwa itu hanya sementara. Setiap hari rasa cemburu Maya semakin menghimpit, dan Aldo merasa semakin tertekan. Dia merasa kehilangan kebebasannya dan kebahagiaannya.

Pada suatu hari, Aldo memutuskan untuk mengambil cuti beberapa hari dari kantor. Dia merasa perlu waktu untuk berpikir dan mencari solusi bagi hubungan mereka. Aldo menghabiskan waktu sendirian di sebuah kafe favoritnya, mencoba menenangkan diri dan memikirkan langkah selanjutnya.

Saat malam tiba, Aldo pulang dengan perasaan campur aduk. Dia tahu harus mengambil keputusan sulit untuk kebaikan hubungan mereka. Maya menunggu di rumah dengan penuh kekhawatiran, dan saat Aldo masuk, dia langsung bertanya.

“Kamu dari mana, Aldo? Aku khawatir banget,” kata Maya dengan nada panik.

“Aku butuh waktu untuk berpikir, Maya. Tentang kita,” jawab Aldo dengan jujur.

Maya terdiam, air mata kembali mengalir di pipinya. “Kamu mau ninggalin aku, Aldo?”

“Bukan begitu, Maya. Aku cuma butuh ruang untuk bernapas. Aku nggak mau hubungan kita berakhir, tapi kalau terus begini, aku takut kita nggak akan bisa bertahan,” kata Aldo dengan suara berat.

Pagi itu, suasana di rumah Aldo dan Maya terasa lebih tegang dari biasanya. Maya duduk di meja makan, menggenggam secangkir kopi yang sudah dingin, sementara Aldo bersiap untuk berangkat ke kantor.

“Aldo, kita harus bagaimana?” tanya Maya dengan suara serak. “Aku nggak mau kehilangan kamu, tapi aku juga nggak tahu bagaimana mengatasi rasa cemburu ini.”

Aldo menatap Maya dengan rasa sayang yang mendalam, tapi juga dengan kelelahan yang tak tersembunyikan. “Maya, aku juga nggak mau kehilangan kamu. Tapi kita nggak bisa terus-terusan begini. Mungkin kita perlu bantuan dari luar. Konseling, mungkin?”

Maya mengangguk pelan, menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan. “Aku setuju. Kalau itu bisa membantu kita, aku akan mencoba.”

Hari-hari berikutnya dihabiskan dengan pencarian konselor yang tepat. Akhirnya, mereka menemukan seorang konselor yang memiliki pengalaman dalam menangani masalah kepercayaan dalam hubungan. Mereka memutuskan untuk menjalani sesi konseling bersama.

Di sesi pertama, konselor meminta mereka untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan dan kekhawatiran masing-masing. Aldo menjelaskan betapa dia merasa tertekan oleh rasa cemburu Maya, sementara Maya berbagi tentang ketakutannya kehilangan Aldo.

“Aku tahu ini mungkin sulit, tapi kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan yang sehat,” kata konselor dengan lembut. “Kalian berdua perlu bekerja sama untuk membangun kembali kepercayaan itu.”

Setelah beberapa sesi, Maya mulai memahami bahwa rasa cemburunya berasal dari ketakutan dan kurangnya kepercayaan diri. Dia mulai belajar untuk mempercayai Aldo dan menghargai dirinya sendiri. Sementara itu, Aldo belajar untuk lebih sabar dan mendukung Maya dalam proses penyembuhan ini.

Meski tidak mudah, mereka berdua berusaha keras untuk memperbaiki hubungan mereka. Aldo mulai merasakan sedikit kelegaan, dan Maya pun mulai bisa menahan diri dari dorongan untuk selalu curiga. Mereka mulai merasakan sedikit kedamaian dalam hubungan mereka.

Namun, tekanan di tempat kerja semakin membebani Aldo. Proyek besar yang sedang ditanganinya membuatnya harus bekerja lembur hampir setiap malam. Aldo merasa terjepit antara tanggung jawab pekerjaan dan upaya untuk memperbaiki hubungannya dengan Maya.

Suatu malam, setelah pulang larut dari kantor, Aldo menemukan Maya duduk di ruang tamu dengan wajah murung. “Aldo, kamu kerja sampai kapan lagi seperti ini?” tanyanya dengan nada putus asa.

“Aku nggak tahu, Maya. Proyek ini sangat penting, dan aku harus menyelesaikannya,” jawab Aldo dengan kelelahan terlihat di matanya.

Maya menghela napas panjang. “Aku merasa kita hampir tidak punya waktu lagi untuk bersama. Aku merasa semakin jauh darimu.”

Aldo merasakan rasa bersalah yang dalam. “Aku juga merasakan hal yang sama, Maya. Tapi aku nggak bisa meninggalkan tanggung jawab ini begitu saja.”

Malam itu, mereka tidur dengan perasaan resah. Aldo merasa semakin tertekan dengan semua tanggung jawab yang ada di pundaknya, sementara Maya merasa semakin kesepian dan terabaikan.

Hari-hari berlalu, dan tekanan di tempat kerja semakin membesar. Aldo mulai merasa kehilangan dirinya sendiri, terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Maya, meski sudah berusaha keras, kembali merasakan cemburu yang menggerogoti pikirannya setiap kali Aldo pulang larut atau menerima pesan dari rekan kerjanya.

Pada suatu malam yang tenang, Aldo duduk di depan komputernya, menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Maya mendekatinya dengan langkah pelan, matanya penuh dengan kekhawatiran.

“Aldo, aku nggak tahu harus bagaimana lagi. Aku merasa kita semakin jauh,” kata Maya dengan suara gemetar.

Aldo menutup laptopnya dan memandang Maya dengan tatapan lembut. “Aku juga merasa begitu, Maya. Mungkin kita butuh waktu untuk memikirkan semua ini.”

“Waktu?” Maya bertanya, suaranya mulai pecah.

“Aku nggak bilang kita harus berpisah. Tapi mungkin kita butuh waktu sendiri-sendiri untuk memikirkan apa yang sebenarnya kita butuhkan dan inginkan,” kata Aldo dengan berat hati.

Maya menatap Aldo dengan mata penuh air mata. “Kamu benar. Mungkin kita memang butuh waktu untuk diri sendiri.”

Malam itu, mereka memutuskan untuk berpisah sementara, memberikan ruang bagi masing-masing untuk berpikir dan mencari jawaban. Keputusan ini diambil dengan berat hati, namun keduanya tahu bahwa ini mungkin langkah yang perlu diambil demi kebaikan hubungan mereka.

Aldo pindah sementara ke rumah teman, sementara Maya tinggal di rumah mereka. Hari-hari berlalu dengan lambat, penuh dengan refleksi dan kerinduan. Keduanya mencoba memahami perasaan mereka sendiri dan mencari cara untuk memperbaiki hubungan mereka.

1
Nanik Arifin
akhirnya.... setelah hujan, pelangi pun datang
Adico
lanjut
Nanik Arifin
sudah ada cctv, masih blm tertangkap, sudah ada pengawasan masih blm tertangkap juga ??
siapa sebenarnya satria ??
siapa pendukung satria??
Nanik Arifin
begitulah hidup, cobaan datang silih berganti tuk mendewasakan kita. semoga rumah tangga kalian samawa
Adico
lanjut
Nanik Arifin
gangguan psikis benar" mengerikan 🙈
Nanik Arifin
sampai kapan kalian begini terus...
klo konseling dg psikolog g mempan, coba dekat diri dg Tuhan. setiap kekhawatiran muncul, mendekatlah dg sang pencipta. semoga dg begitu pikiran kalian bisa lebih tenang. terutama tuk Maya. berawal dr Maya & kini menular ke Aldo
anggita
ceritane mbulet cemburu tok yoh🤔
anggita
like👍+☝iklan buat author novel ini. semoga banyak pembacanya.
anggita
Maya.. Aldo,,, 💐
Octavio Gonzalez
Senang baca cerita ini!
Acap Amir
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
Divan: Terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!