NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ngambek?

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?" Suara rendah itu membuat netra hazel nya bergulir kemanapun, gugup. "Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Hei, La, Lo kenapa sih?"

Elia yang sadar, menatap Natalie linglung. Sial, kenapa pikirannya terus melayang ke kejadian di lorong koridor tadi sih?

"Jidat Lo kenapa di plester?"

"Panjang ceritanya," Eila malas menceritakannya. Bahkan setelah selesai bertingkah aneh di lorong Lelaki itu nyelonong pergi begitu saja.

Ngambek. Seperti Anak kecil yang mainnya di rebut!

"Udah Gue ditinggal gitu aja di Kantin. Anak-anak lain bilangnya Lo digendong ke UKS sama Max, udah yang kayak sakit parah." Natalie menyerocos.

Eila meringis, malu sekali mengingat itu. "Semua salah sepupu Lo itu!"

Natalie bertopang dagu. "Tapi kalo dilihat-lihat kayaknya tuh bocah serius sama Lo. Setau Gue, dia mana pernah seagresif itu sama Cewek."

Eila terdiam. Topik seputar Max membuat Eila keringat dingin, Lelaki itu menyeramkan sekali saat berkelahi dengan Zack lalu saat selesai mengobati lukanya di UKS, dia berubah manja layaknya Balita.

Apa dia punya kepribadian ganda?

Satunya psikopat lalu satunya lagi bayi menggemaskan yang polos?

Eila bergidik ngeri. Astaga, dia baru saja bilang Lelaki mirip beruang kutub seperti Max, menggemaskan?!

"Nih ya, La. Kenapa Gue nggak cerita ke Lo kalo Gue sepupunya Max. Alasannya karena dulu waktu SMP, hampir semua Cewek yang naksir sama dia nitip coklat, cake, atau surat cintanya ke Gue! Dan Max nggak pernah mau terima itu semua ujungnya Gue yang bawa pulang. Pas cewek-cewek itu tau, Gue di labrak habis-habisan!"

Natalie terlihat menangis palsu. "Bayangkan anak sekecil itu, La!" Lanjutnya penuh dramatis.

Eila menghela nafas, "Gue nggak akan nitip coklat ke Lo kok. Ngapain Gue kasih ke orang kalo Gue nya sendiri doyan?"

Natalie menggaruk tengkuknya. Bingung ingin merespon apa, Eila memang begini adanya. Gadis itu kurang merespon Lelaki manapun dan hanya punya ambisi untuk mendapat Beasiswa di Universitas bergengsi.

"Tapi, Eila. Gue yakin banget, Max serius sama Lo." Ucap Natalie meyakinkan Eila.

Eila mengedikkan bahunya. "Entahlah, Nat."

Gadis itu kembali sibuk pada buku catatannya, mempelajari kembali penerangan yang dijelaskan Guru tadi.

Lihat, masih saja dia belajar. Padahal saat ini jam kosong seharusnya dimanfaatkan dengan baik untuk bergosip!

Jika Ibunya mendapatkan Anak seperti Eila pasti dia akan sujud syukur, karena nilai Natalie yang berhasil mencapai KKM saja Ibunya itu sudah senang sekali sampai membelikannya tiket ke Jepang.

Natalie sejujurnya malu dan merasa tidak percaya diri berteman dengan Eila. Gadis itu mati-matian berusaha Beasiswanya bertahan hingga lulus dan kembali mendapatkan Beasiswa lagi untuk kuliahnya sedangkan Natalie hanya pandai menghambur-hamburkan uang orang tuanya saja.

Natalie tau kalau Eila membenci anak-anak yang memiliki privilege sepertinya. Tapi entah kenapa Gadis itu masih mau berteman dengannya.

Jika ditanya alasannya, Eila selalu mengatakan kalau dirinya berbeda dengan 'Mereka-mereka' yang Eila benci. Gadis itu justru berterimakasih padanya karena mau berteman dengan orang sepertinya.

Padahal Natalie yang merasa beruntung.

Natalie memperhatikan wajah serius Eila. Lihat saja, Lelaki manapun yang menyakiti Eila akan berurusan terlebih dahulu dengannya!

Termasuk, Max!

Bel sekolah berbunyi yang menandakan waktu pulang. Seisi Kelas berseru senang dan mulai membereskan peralatan Sekolahnya masing-masing begitu pula dengan Eila dan Natalie.

Dua Gadis itu keluar kelas dengan beriringan. Eila membelakkan matanya, terkejut begitu keluar kelas Ia langsung mendapati Max berdiri dengan tangannya yang masih-masing berada di saku celananya.

Lelaki itu menatapnya tajam, saat Eila melipir berniat kabur darinya sesuatu menahannya. Ranselnya seperti ditarik ke atas, membuat tubuhnya sedikit terangkat.

Eila menoleh dan mendapati wajah datar Max. "Ih! Turunin!!" Eila menendang-nendang berusaha meraih permukaan lantai.

Teman-teman kelasnya mencoba untuk tidak melihat ke arahnya, mereka sudah merasa terintimidasi dengan tatapan sinis yang dilayangkan Max.

Natalie juga tidak berniat membantunya, Gadis itu justru melambaikan tangannya dengan senyuman lebar.

Teman apa macam itu?

Max menurunkan Eila begitu Gadis itu tidak lagi berontak, bibirnya mengerucut seperti bebek.

Lelaki itu menunduk, menatap nya lembut Ia mengusap puncak kepala Eila. "Keningnya masih sakit?"

Entah kenapa perlakuannya itu membuat perutnya di serbu rasa geli.

"U-udah nggak terlalu." Jawab Eila yang tiba-tiba saja gugup.

"Hm.." Max menangkup wajah Eila, tatapannya yang tajam menyusuri fitur wajah Gadis itu. "Cantik.."

Eila bergerak menjauh dari Lelaki itu. "Minggir! Gue mau pulang."

Max mencengkal pergelangan tangannya,"Pulang bareng Gue."

"Gue mau naik Bus!"

"It's ok. Kita naik Bus." Ucap Lelaki itu membuat Eila menatapnya aneh.

"Gue mau sendiri! Lagian Lo, kan, bawa motor ke Sekolah."

Tanpa menunggu balasan Lelaki itu, Eila melangkah mendahuluinya. Suasana Sekolah yang lumayan sepi membuat Eila kembali mengutuk Max, jika saja dia tidak menahannya mungkin Eila bisa pulang lebih cepat ke Rumah.

Eila mendudukkan diri di Halte Bus yang berjarak hanya berapa meter dari Sekolahnya itu, lima menit menunggu sebuah Bus akhirnya berhenti.

Eila menaiki Bus itu, matanya mengedar dan menemukan kursi kosong di baris ke tiga. Kakinya otomatis melangkah menuju kursi tersebut, Eila mengeluarkan handset nya dari kantung ranselnya.

Memutar playlist Taylor Swift, Eila memakai handset itu ke telinganya. Bus yang akan berjalan dan terhenti kembali tidak dihiraukannya. Dia bahkan tidak sadar kalau kursi kosong di sebelahnya sudah ditempati.

Eila sibuk menatap jendela Bus, apalagi saat Bus benar-benar berjalan meninggalkan Halte.

Jalanan yang ramai lancar dan bisingnya kendaraan yang terendam oleh senandung musik yang tengah didengarkannya membuat Eila perlahan memejamkan mata.

Jendela Bus yang tidak benar-benar tertutup menghantarkan cahaya mentari sore keemasannya, jatuh menimpa wajah cantiknya yang tenang.

Lelaki yang duduk di sebelahnya memandanginya dengan intens. Seolah benar-benar terpikat dengan pesona Gadis disebelahnya itu.

Dengkuran halus mulai terdengar darinya. Max, Lelaki yang duduk di sebelahnya itu mengulum senyum geli.

Tangannya yang besar terulur melindungi wajah Eila dari sengatan sinar matahari langsung itu, menggantikannya dengan punggung tangannya.

Max benar-benar mencintainya. Tidak perduli seberapa sering Gadis itu menolaknya, Max akan dengan sangat keras kepala tetap berdiri di sisinya.

Seakan Tuhan mengizinkannya. Bus sedikit melambung karena tidak sempat menghindari jalanan yang berlubang, membuat wajah Eila jatuh menyender ke bahunya.

Gadis itu tidak terganggu dari tidurnya, dia justru bergerak semakin menyamankan posisinya di bahu Max.

Max memperhatikan dengan seksama wajah Eila. Matanya terpejam dengan bulu mata panjang yang lentik, hidung mungilnya yang bangir, dan bibir mungil yang kemerahan mengerucut.

Seolah memanggilnya untuk mencicipi bibir semerah buah ceri itu.

"Damn," Umpat Max pelan dengan suara seraknya.

1
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!