Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.
Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan dari Ibu
Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian Sulastri merebahkan tubuhnya di ranjang , Ia Mencoba memulihkan energinya dengan beristirahat , namun bayangan kejadian hari ini membuat Ia susah memejamkan mata .
Ia pun teringat kaca mobilnya yang belum diperbaiki , setelah mengecek jam di ponselnya saat itu pukul 16 00 Iya memutuskan untuk pergi ke bengkel langganannya , mengganti kaca mobilnya yang pecah .
Sesampainya di parkiran Ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari jauh , namun ketika menengok ke sana kemari tidak seorang pun terlihat .
"Ah... Mungkin ini perasaanku saja , karena terlalu lelah .....". pikirnya dalam hati
Sulastri pun segera melajukan mobilnya menuju ke bengkel , tanpa disadarinya pria yang sedari tadi mengawasi dari dalam sebuah mobil SUV mengikutinya dari jarak yang cukup aman , mengurangi kecurigaan Sulastri .
Namun bagaimanapun juga Sulastri merasa curiga ,Ia merasa mobil SUV hitam di belakangnya mengikutinya dan selalu menjaga jarak ..
"Mungkinkah mobil itu juga komplotan para pengendara motor tadi siang?? Mau apa sebenarnya mereka??" Sulastri membatin
"Sebaiknya aku cepat perbaiki mobil ini..." Sulastri mempercepat laju mobilnya.
...****************...
Setelah berpikir sejenak Adi memutuskan untuk mencari alamat yang tertera di kartu nama pemberian Sulastri , Ia memilih naik ojek cepat sampai sebelum malam tiba ,.
Sesampainya di alamat tersebut Adi tidak menemukan orang yang dia cari , yang Ia temui mengaku sebagai asisten dari Sulastri .
"Maaf pak, bu Sulastri nya sedang tidak disini, apa ada pesan untuk disampaikan?" sapa si asisten tampak ramah..
Ia tahu betul, Sulastri tidak mudah memberikan kartu namanya pada orang asing, apalagi pada orang yang penampilannya sederhana seperti ini, jelas ini orang spesial menurut bos nya itu.
" Saya ingin menyampaikan sesuatu, tapi saya ingin menyampaikannya secara langsung"..tegas Adi
"Oke, kalau begitu mungkin bapak bisa menghubungi nomor di kartu nama itu, atau datang lagi kesini besok pagi pak." Asisten Sulastri memberi saran...
Adi tak bisa berbuat banyak, Ia pun menerima saran tersebut meski dengan perasaan sedikit kecewa...
"Mba, tadi saya sudah mencoba menelpon tapi tidak diangkat, sampaikan saja jika mba ketemu dengan dia'.. Ucap Adi sambil berpamitan utk pergi..
"Baik pak, nanti saya sampaikan..'. Balas si asisten
Adi pun beranjak meninggalkan tempat itu, sebenarnya dia hanya mau mengembalikan kartu ATM yang dia rasa tidak pantas ia terima, karena pertolongan yang dia berikan tidak mengharapkan apapun dari orang yang dia tolong.
Berjalan beberapa lama Adi melewati sebuah mini ATM center, dia lantas kepikiran utk mengecek isi dalam ATM yang di berikan oleh Sulastri sekalian ia beristirahat sebentar, karena jalan seperti itu selain sulit juga menguras banyak energi, ditambah lagi banyak pikiran yang membuncah di benaknya membuat ia mudah lelah.
Alangkah terkejutnya Adi setelah mengetahui saldo dalam kartu ATM tersebut, angka nolnya banyak sekali, nominal yang sama sekali diluar jangkauannya selama ini. Meski bagi sebagian orang hanya sebagai uang jajan, tapi bagi Adi uang sebanyak itu hanyalah mimpi bagi dirinya..
"Wah.. Ini musti aku kembalikan, aku tidak berhak dengan uang sebanyak ini.." Adi semakin mantap untuk mengembalikan kepada Sulastri..
Namun ketika ia memeriksa uang di sakunya tinggal sedikit, ia memutuskan utk mengambil sekedarnya saja buat pegangan..
...****************...
Malam pun telah larut, Adi yang sudah terlihat kelelahan belum juga menemukan tempat yang nyaman untuk istirahat malam itu. hanya terlihat sederetan ruko yang telah tertutup dan penerangan lampu luar yang seadanya. Ia memilih duduk di teras ruko yang lantainya agak bersih dan menyandarkan tubuhnya ke pintu rolling door..
Tak berapa lama Adi pun tertidur, pulas sekali, mungkin karena seharian ini dia terus berjalan dan jarang sekali istirahat, sampai pada keesokan paginya suara berisik di telinganya membuat ia terbangun..
"Masih pagi begini, siapa yang datang?"..pikir Adi
Rupanya di sebelah ruko tempat ia beristirahat, 2 orang gadis dan seorang laki laki sedang menurunkan barang bawaannya di atas mobil pik-up, melihat dari bentuknya dapat dipastikan bahwa apa yang mereka bawa adalah bahan bahan makanan dan perlengkapannya.
Adi memperhatikan dengan seksama tanpa menyapa, salah seorang segera membuka pintu ruko tersebut dan yang lainnya mulai memasukan satu persatu barang barang yang mereka bawa.
Adi mengerenyitkan dahinya, mengingat sesuatu.. Tapi apa ya.. Sedikit lupa..
"Astaga...."
Adi hampir terlonjak dari duduknya menyadari bahwa salah satu dari tiga orang itu adalah orang yang ada di foto di rumah itu.. Apa mungkin dia anaknya mbok Darmi? Tapi siapa namanya yah, Adi lupa menanyakannya waktu itu..
Adi hendak menyapa tiga orang itu, namun dia urungkan ketika dilihatnya ketiga nya telah masuk ke dalam ruko dan menutup rapat ruko tersebut, Adi pun melanjutkan istirahat nya.
Ketiga orang di ruko sebelah mulai dengan persiapan memasak untuk jualan agar sudah siap pagi nanti, saat orang orang mencari sarapan.
...***...
Pagi pun datang, adi mencuci muka di sebuah wastafel yang kebetulan ada di luar ruko tersebut, biasanya itu disediakan untuk para pelanggan yang datang berkunjung..
Pintu rolling itu terbuka, terlihat gadis yang semalam ingin Ia sapa sedang mempersiapkan berbagai masakan di atas etalase, sementara yang lainnya mempersiapkan kursi dan meja, serta menyapu lantai dan mengepel nya, pelayan kelaki mengeluarkan beberapa kursi dan meja ke area luar yang di teduhi kanopi dari alderon.
Adi yang merasa lapar pun segera masuk untuk memesan makanan, ia memilih duduk di pojok depan..
"Mba, bubur satu pakai sate telor 2 ya.." Adi memesan..
"Baik pak, minumnya apa?" satu pelayan setelah menghampiri pelanggan pertamanya di hari itu..
"Teh manis hangat aja"..
" oke pak,
Buryam 1
sate telor 2
teh manis hangat 1
Ditunggu ya pak, terimakasih" jawab pelayan mengulang pesanan Adi, mungkin ini sudah jadi template kali yah..
Setelah selesai menyantap makananya, Adi memanggil pelayan yang semalam ingin disapanya, setelah pelayan itu mendekat ia pun mulai bertanya..
"Bolehkah saya bertanya mba, siapa namamu?"
"Nama saya Mei pak" jawab si pelayan
" Apakah kau kenal denga mbok Darmi?" tanya Adi lagi..
Pertanyaannya dengan nada lembut, namun sampai di telinga Mei seperti mendengar teriakan dahsyat yang membuat dia gemetar, seolah lantai keramik itu telah goyah,..
Bukannya menjawab pertanyaan orang di depannya ia malah balik bertanya..
"Anda siapa om, apa hubungannya dengan ibu saya?" rasa khawatir jelas terlihat dari nada suaranya.
"Saya bukan siapa siapa, saya hanya kebetulan lewat dan mampir ke warung ibumu" Adi menjelaskan
"Bagaimana keadaan ibuku om? Apa dia baik baik saja?" tanya Mei, suaranya bergetar
"Jangan khawatir tentang itu, ibumu terlihat sehat, hanya saja..."
" Hanya saja apa om?" potong Mei semakin gugup..
Pandangan mata Adi menyadarkan Mei, ia telah begitu lancang memotong ucapan orang yang baru ia kenal.. Mei pun tertunduk, hampir saja tangisnya pecah kalau tidak ditahan.
"Maaf om, saya hanya mengkhawatirkan ibu saya" ucap Mei
"Tidak apa, om mengerti, pasti kamu sangat menyayangi ibumu"..
"Ibumu hanya kangen sama kamu, Ia ingin segera bertemu, itu pesan dari ibumu" Adi menerangkan
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Mei, hanya sesenggukan yang terdengar dari sana yang perlahan semakin mengeras dan akhirnya pecah lah tangisannya..
Adi membiarkan dan hanya memandanginya dengan perasaan haru, dengan tanpa disengaja ia menemukan dua orang yang saling merindukan tapi terhalang oleh jarak dan keterbatasan, mungkin selama ini Mei mengalami kesulitan yang dia tidak ketahui, namun dalam hati Mei ingin pulang meskipun belum bisa mewujudkannya.
Setelah tangisnya mereda, Adi pun mencoba menguatkan hati Mei..
"Sabarlah Mei, nanti pada saatnya kamu harus sempatkan pulang, obati rasa kangen kalian, jangan sia siakan ibumu, selagi ia masih hidup.." Adi menasehati..
Kembali isak tangisnya meninggi, namun tidak lama..
"Terimakasih om, telah mengingatkan, saya pasti segera pulang.." ingin rasanya memeluk orang didepannya, namun diurungkan karena malu..
"Kalau boleh tahu, nama om..."
"Nama saya Adi," potongnya memperkenalkan diri..
...****************...
Setelah selasai sarapan, Adi menghidupkan kembali ponselnya, kali ini datanya di nonaktifkan, hanya selularnya saya yg aktif.. Ia meminta izin kepada Mei untuk sementara duduk di dalam toko sebelum melanjutkan perjalanannya..
Ponsel kini telah aktif.. Disana notif panggilan tak terjawab ada 11 kali, namun dari nomor tak dikenalnya..
"Siapakah yang menelepon berulangkali itu, apakah ada sesuatu yang sangat penting? Tapi nomor tidak dikenal..hanya saja setelah diperhatikan nomor itu....".....
...****************...
Adi sepertinya ingat nomor yang tertera di panggilan itu adalah nomor yang sama dengan yang tertulis di kartu nama.. Apakah telah terjadi sesuatu, hingga dia menelpon berulang kali..
Kita tunggu episode berikutnya yah..
Halaman nya sudah tidak muat..
Jangan lupa like dan ikuti author ya..