maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Syifa dan Malik yang di minta meninggal kan ibu nya, di sana untuk menjalani pemeriksaan pada akhirnya memutuskan untuk duduk di kantin rumah sakit saja' atas ajakan dari Malik teman nya, tersebut walaupun awalnya Syifa sempat menolak nya, karna merasa bingung karna tidak seperti biasa nya, pihak rumah sakit meminta nya, untuk meninggalkan ibu nya, di sana dan kembali lagi nanti saat mereka sudah selesai melakukan pemeriksaan pada ibu nya.
Mendengar hal tersebut Syifa menjadi takut karna berpikir tentang penyakit ibu nya, yang menjadi semakin parah namun pihak rumah sakit berkata' tidak ada masalah dengan penyakit ibu nya, mereka hanya akan melakukan pemeriksaan seperti biasanya namun pihak keluarga di minta untuk tidak ada di sana agar mereka bisa memeriksa pasien dengan lebih baik.
" tidak akan ada apa-apa dengan ibu mu semua nya, pasti baik-baik saja Syifa. "
Malik bicara pada Syifa dengan menggenggam tangan Syifa yang terlihat sedang gelisah agar bisa menjadi sedikit tenang.
Syifa yang merasa kan tangan nya, di genggam oleh Malik dengan cepat segera menoleh pada Malik dengan tersenyum kaku karna merasa malu dengan sikap lembut dari Malik yang sedang menggenggam tangan nya.
" semoga saja itu benar' Malik karna hanya ibu yang tersisa di hidup ku Malik. "
Syifa bicara dengan lirih pada Malik.
" lalu aku' kamu tidak menganggap ku nona. "
melihat kesedihan di mata Syifa Malik mencoba sedikit bercanda dengan Syifa agar Syifa merasa sedikit tenang.
Syifa kembali tersipu malu saat mendengar malik yang sedang bercanda dengan nya, dengan sedikit menggoda nya.
" Syifa apa kamu sudah memikirkan tentang tawaran ku untuk bekerja di perusahaan Daddy ku' karna asisten pribadi Daddy ku masih mencari sekretaris untuk nya, sampai dengan hari ini. "
" entah lah Malik' aku belum mengatakan nya, pada ibu ku sampai dengan hari ini Malik' karna melihat keadaan ibu ku yang masih begitu lemah aku takut ibu ku jadi kepikiran Malik. "
" bicara kan itu nanti Syifa' semakin hari kebutuhan mu semakin banyak Syifa' gaji mu di kafe tidak akan cukup untuk mencukupi kebutuhan mu Syifa. "
Syifa mengangguk kan kepala nya, saat mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Malik pada nya, karna yang di katakan oleh Malik itu benar' kalau bukan karna bantuan dari Malik yang selama ini selalu membantu nya, entah sudah menjadi apa dirinya saat ini' yang hanya cuma hidup berdua saja dengan ibu nya, yang sering sakit-sakitan.
" besok pergi lah ke perusahaan Daddy ku untuk interview aku sudah mengatakan nya, pada asisten pribadi Daddy ku tadi pagi Syifa' urusan di kafe biar karyawan yang lain saja yang mengurus nya, aku akan bicara pada teman ku untuk memberikan mu ijin satu hari lagi besok' jadi kamu bisa tetap bekerja di sana jika kamu tidak di terima bekerja di perusahaan Daddy ku. "
Malik tertawa terkekeh saat mengatakan tentang Syifa yang belum tentu di terima bekerja di perusahaan Daddy nya.
" jadi untuk apa aku melamar bekerja di sana kalau belum tentu di terima kau kan anak Daddy mu masak aku gak di terima bekerja di sana berarti kamu gak keren dong Malik. "
Malik yang mendengar ucapan dari Syifa kembali tertawa terbahak-bahak karna merasa begitu lucu dengan sikap teman nya, Syifa' yang terlihat begitu manja di mata nya.
" aku hanya bercanda Syifa pergilah besok untuk interview aku yang akan menjamin mu bisa bekerja di sana karna Daddy ku tidak akan pernah menolak permintaan dari putra nya, yang tampan ini nona. "
Syifa tersenyum saat melihat Malik yang berbicara dengan menepuk dada nya.
" pede sekali anda. "
" tentu saja memang nya, kamu meragukan ketampanan ku yang paripurna ini Syifa. "
Syifa menggeleng kan kepala nya, saat melihat tingkah pede Malik yang kembali keluar.
Sedangkan di sisi lain. ~~~~~~~~~
" apa dia gadis itu Julia. "
Seorang pria yang sedang duduk di sofa yang ada di samping meja kerja dokter bertanya pada ibu Syifa.
" iya dia putri ku Zain' apa kamu benar-benar akan melakukan nya, Zain' aku takut dia akan di lukai oleh wanita itu Zain' aku takut Zain karna hanya putri ku yang tersisa di hidup ku Zain. "
" kamu jangan khawatir kan itu Julia karna aku dan darma akan berusaha menjaga putri mu' dengan baik lagi pula pria itu tidak lagi selemah dulu Julia dia pasti akan menjaga putri mu dengan baik. "
" lalu bagaimana dengan Malik' aku kasian pada anak itu yang mungkin akan menjadi korban dari rencana gila kita ini Zain. "
Sang dokter yang sedang duduk di kursi kebesaran nya, yang ada di depan ibu Syifa bertanya pada Zain teman nya.
" Malik anak yang sangat baik' dia pasti akan mengerti dengan keadaan ini suatu saat nanti' walaupun mungkin pada awal nya, dia tidak akan menerima nya, tapi kita harus tetap menjalankan rencana yang sudah kubuat sejak lama. "
" bagaimana jika putri ku tidak mau dengan nya, Zain. "
" maka maaf kan aku Julia' karna aku akan menjebak putri mu agar dia bisa mengandung benih pria tua merepotkan itu Julia. "
" kau gila Zain. "
Protes sang dokter pada Zain yang ingin menjebak Syifa putri dari teman mereka sendiri.
" apa kau punya cara yang lain selain menjebak Syifa agar teman mu yang tua itu segera memiliki keturunan hah.... "
Zain bertanya dengan nada yang terdengar sedikit kesal pada teman nya, yang seorang dokter' yang bekerja di rumah sakit tempat ibu Syifa biasa di rawat.
