NovelToon NovelToon
Become The Duke'S Adopted Daughter

Become The Duke'S Adopted Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:72.8k
Nilai: 5
Nama Author: Atiiqah Alysia Hudzaifah

Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.

Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.

Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana

Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?

Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?

Semua keanehan ini..

Tidak masuk akal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6 | Perasaanku tak enak

Disuatu ruangan dikediaman Velvord.

"Bagaimana keadaan 'nya'?"

"Seperti yang anda perintahkan, saya telah mengawasi perkembangan kesehatan nona melalui tabib, tuan. Dan mereka mengatakan bahwa kondisi nona berangsur-angsur membaik."

Pria tersebut mengangguk "Lalu?"

dengan ragu asisten itu menjawab "Saya juga sudah mencari tau penyebab nona menjadi sakit, namun sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya."

Pria itu menghentikan gerakan tangan nya. Dia meletakkan bulu tinta ditangannya lalu menatap Hendrick. "Kamu hanya ku perintahkan untuk mencari penyebab kenapa putriku tidak sadarkan diri, namun kamu bahkan tak dapat melakukan nya?"

Hendrick tersentak, Dia kemudian berlutut "Maafkan saya tuan, saya pantas dihukum."

Duke mendengus "Sudahlah."

Dia lalu bangkit dan melangkah mendekati jendela di sana "Lalu apa yang kamu dapat setelah 4 hari mengawasinya?" Alverd terdiam sejenak seolah berpikir "Bukankah kamu bilang bahwa dia sudah sadar dan mulai membaik? Apa kamu membohongiku?" Tuduh nya dengan nada peringatan.

Hendrick kembali berlutut "S-saya tidak berani, tuan."

"Kalau begitu kenapa selama ini dia tidak kemari? Apakah sakitnya separah itu?"

"Yang tabib katakan adalah nona mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrsi, tuan. Itu menyebabkan lemahnya tubuh nona dan lamanya pertumbuhan nona diantara anak seusianya."

Alverd mengkerut "Apakah dia dapat dipercaya?"

"Iya tuan, saya berani jamin. Lantaran bukan hanya satu tabib yang mengatakan itu, tetapi semua tabib yang saya perintahkan untuk memeriksa nona mengatakan hal yang sama."

Hendrick kembali meluruskan "Untuk memastikan tidak adanya kesalahan dalam pemeriksaan dan penanganan, saya telah memanggil beberapa tabib yang dikenal akan kemampuan medisnya. Dan hasilnya adalah sama." Hendrick semakin menunduk, tak berani menatap lawan bicaranya.

Alverd sendiri masih diam kaku seolah tak percaya.

Dehidrasi? Kekurangan nutrisi? Tidak makan? Penghuni kediamannya? Kekurangan nutrisi?! Terlebih itu adalah putrinya sendiri!?

PRANGG

Hendrick terlonjak kaget melihat tangan tuannya berlumuran darah. Dengan panik dia berdiri berniat memberi tahu para pelayan untuk segera memanggil tabib. Namun isyarat tangan Alverd menghentikannya.

"Kau masih belum menyadarinya?"

Hendrick mengernyit heran "Maaf?"

"Menurutmu bagaimana kondisi tubuh 'nya'?" Tanya duke dengan nada rendah. "Kau bahkan tidak mencurigai alasan kenapa tubuh nya terlihat sangat kecil?"

Hendrick terdiam seolah baru menyadari kebodohannya.

Astaga

Segera Hendrick bersujud "Ampuni saya tuan!! Karena kebodohan saya, nona akhirnya menderita! Saya pantas mati!"

Alverd menatapnya dingin "Kau siap mati?"

"Saya akan melakukan apapun bila itu menyangkut kesetiaan dan tanggung jawab! Maka, Hukumlah saya tuan!"

Alverd melangkah mendekatinya "Sungguh ironis, putriku sendiri mengalami kelaparan dikediamanku. Apakah aku terlihat seperti ayah yang bodoh? Yang dengan bodohnya tak menyadari kesulitan putrinya?"

"Itu sama sekali tidak benar, Tuan. Saya yang bersalah karena tidak becus dalam mengawasi nona, karena itu jangan menyalahi diri anda sendiri tuan justru saya lah yang sepantasnya disalahkan."

"Kalau begitu tebus kesalahanmu dengan mengawasi dia dengan benar. Cari tau penyebab malnutrisinya dan hukum pelaku dengan alasan membuat pelanggaran karena menyiksa majikan."

"Baik tuan, akan saya laksanakan. Terimakasih karena telah mengampuni saya, tuan."

"Siapa bilang? Kau ku hukum berlari mengelilingi kediaman ini sebanyak 20 putaran selama sebulan penuh. Dan jangan lupakan latihan wajibmu yang kutambah beberapa hari."

Hendrick terlihat pasrah "Baik, tuan."

...-oOo-...

Sedangkan disisi lain

Kelopak matanya terbuka menampilkan Iris biru tua yang dalam dengan sejuta emosi didalamnya, namun mereka yang melihat tidak dapat mengartikan makna tatapan yang ditunjukkan pemiliknya saat ini.

Lidya mengerjapkan matanya pelan menyesuaikan setiap cahaya yang masuk ke retina matanya. Pandangan nya mengedar memperhatikan setiap sudut ruangan yang beberapa waktu lalu telah resmi menjadi kamarnya.

Lidya berdecak, meski tidak nyaman ia harus terbiasa dengan lingkungan barunya. Lidya memilih bangun dan mulai meregangkan tubuhnya.

"Kali ini apa agenda kita.." Gumamnya entah pada siapa.

Lidya bangkit melangkah mendekati balkon kamarnya, mendorong pintu balkon tersebut tak lupa menyikap tirai yang menghalangi pandangannya. Tertampang langit biru dengan awan putih sebagai pelengkapnya. Hembusan angin sejuk yang membawa aroma segar dari embun pagi masuk ke penciuman nya, suara kicauan burung melengkapi suasana damai pagi hari.

Hahh.. Sungguh kedamaian pagi hari yang menenangkan.

Siapa yang berani mengganggu ketenangan pagi hari-nya----

Brakk

"Nona!--- Ah rupanya anda sudah bangun?!"

Lidya menoleh malas.

Kecuali pelayan sialannya ini.

.

.

.

"Saya pikir anda masih tidur.. jadi saya berencana membangunkan anda sebelumnya, tapi rupanya anda sudah bangun. Baguslah! Pas sekali tadi kepala koki barusan Mengantarkan sarapan pagi anda, jadi sebelum dingin anda harus sudah menghabiskan makanan ini agar tetap enak."

Oliver menata makanan yang dibawanya pada meja yang sudah disiapkan. Tak lupa ocehannya yang sama sekali tidak bermutu dan malah terkesan mengejeknya nya.

"Tubuh anda yang sangat kecil itu harus segera diisi. Jika para pangeran melihat tubuh anda yang seperti itu, bukan hanya tidak tertarik, mereka pasti akan langsung jijik melihat anda."

Dengar lah apa yang dikatakannya. Apakah ucapan seperti itu pantas diucapkan oleh pelayan?

"Jadi selagi kepala koki masih berbaik hati pada anda karena kejadian kemarin, lebih baik anda memanfaatkan itu untuk memperbaiki penampilan diri."

Lidya mengernyit "Apa hubungannya kepala koki dengan penampilan?"

Oliver tertawa kecil "tentu saja jika anda cantik bukan hanya kepala koki yang akan tertarik pada anda, tapi bahkan seluruh kesatria akan mulai melindungi anda. Jadi anda tidak akan mengalami kesulitan di kediaman ini." Ucapnya santai.

Lidya mengepal "maksudmu aku harus menggoda para rendahan itu agar dianggap?" Ucapnya dengan nada rendah.

Oliver masih fokus menyusun makanan hingga tidak menyadari perubahan suhu yang terasa lebih dingin "dikatakan menggoda terdengar sangat kasar, nona. Mungkin kata yang lebih tepat adalah menarik perhatian kaum laki-laki demi kenyamanan hidup."

"Jadi benar kau menyuruhku menggoda mereka." Lidya bangkit, melangkah mendekati pelayannya.

Merasakan perasaan yang tiba-tiba tak enak pelayan itu berbalik, dan betapa terkejutnya ia mendapati nona nya tepat dibelakangnya tengah menatapnya tajam dengan tangan bersedekap.

"Betapa kurang ajar nya dirimu! Menyarankan nonamu sendiri untuk menggoda seorang lelaki!"

PLAK

Oliver Tersungkur. Matanya melebar, dia terkejut sekaligus ketakutan "MA--MAAFKAN SAYA NONA! SAYA BERSALAH! AMPUNI SAYA NONA!" Mohon Oliver dibawah kaki Lidya.

'Sialan..'

Batinnya dengan tatapan membunuh.

'Aku akan menghabisimu, anak sialan!'

Lidya mengabaikan ucapan pelayannya dan lebih memilih menatap tangan yang baru saja digunakan untuk menampar pelayannya. Tangannya memerah terkesan hampir membengkak. Lidya menatapnya horor.

'Tubuh ini benar-benar lemah! Sesekali aku harus kembali melatih diriku atau aku akan mati kelelahan hanya karena tubuhku.'

'Beberapa hari kedepan mungkin aku harus menahan diri untuk tidak menampar pelayan sialan ini sampai tubuhku sedikit lebih baik.'

...-oOo-...

Disuatu tempat di istana kerajaan

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA MEMASUKI ISTANA."

Sebuah kereta kuda dengan ukiran mewah berhenti tepat didepan pintu masuk istana. Para prajurit berbaris menanti keluarnya Putra mahkota yang baru pulang dari sekolahnya di Akademi. Putra mahkota telah membina ilmu di Akademi selama 6 bulan dan ini adalah hari liburnya yang pertama setelah satu semester dilewati.

"BERSIAP! BERI HORMAT!!"

"Selamat datang kembali matahari Kekaisaran! Semoga kebahagiaan selalu menyertai Anda pangeran!"

Kaysen mengangguk "terimakasih" Sambil melangkah melewati para prajurit yang berbaris rapi mengantar kepulangan nya. Tepat didepan sang ibu, dia berhenti. Menunduk hormat pada sang permaisuri.

"Saya kembali, ibunda."

Permaisuri mengangguk lalu menepuk kepala putra kesayangannya.

"Selamat datang kembali, putraku."

Kaysen mengangguk "Dimana ayahanda?"

Permaisuri tersenyum "dia menunggumu ditempat biasa."

"Kalau begitu saya akan menemui beliau terlebih dahulu."

Permaisuri mengangguk dengan mempertahankan senyum keibuannya "ya, temuilah dia. Dia pasti sangat merindukan putra kesayangannya itu."

Kaysen mendengus "menurutku tidak. Kalau begitu saya permisi ibunda." Pamitnya menunduk hormat. Permaisuri mengangguk menanggapi. Kemudian Kaysen bergegas menuju ruangan singgasana dimana itu adalah tempat favorit kaisar alias ayahnya.

.

.

.

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA MEMASUKI RUANGAN!!"

Tak tak tak

Suara langkah kaki terdengar mengambil alih perhatian setiap manusia disana. Mereka memberi hormat pada putra mahkota Kekaisaran.

"Salam kepada yang mulia putra mahkota, semoga anda senantiasa diberikan umur yang panjang."

Kaysen mengangguk "bangunlah!" Mereka kembali tegap "saya disini hanya ingin memberi salam kepada anda yang mulia kaisar."

Kaisar mengangguk pada para bangsawan sebagai isyarat menyuruh mereka 'keluar'. Para bangsawan menangguk hormat kemudian keluar dari sana meninggalkan mereka berdua.

Setelah beberapa waktu berlalu dan tidak ditunjukkan tanda-tanda putranya akan berbicara, kaisar pun jengah.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan? Kau tau waktuku tidak sebanyak itu hanya untuk berdiam diri menatap wajahmu." Sarkas nya.

Kaysen tersenyum kecil menanggapinya "Hormat kepada yang mulia kaisar, maaf mengganggu waktu anda saya hanya ingin memberi salam. Kalau begitu saya permisi." Hormatnya lalu berniat melangkah menjauhi singgasana.

Kaisar berdecak 'anak sialan! Dia masih sama!'

"Selangkah lagi kau mendekati pintu itu, jangan salahkan aku bila jabatanmu sebagai putra mahkota kucabut." Ancam nya tak main-main.

Kaysen berhenti melangkah, diam diam dia tersenyum sinis "apakah perlu saya ingatkan bahwa putramu hanya saya?"

Kaisar menyandarkan tubuhnya dengan tangan bersedekap "cukup buat satu putra lagi dan kau akan tersingkirkan." Dia tersenyum miring "berani mencoba?"

Kaysen mendengus kesal lalu berbalik kembali mendekati ayahnya "anda masih menyebalkan ayahanda."

"Dan kau masih tetap kurangajar, bocah!"

Kaysen mendelik "sifat ini diturunkan darimu!"

"Aku merasa tidak pernah bersikap se- kurangajar itu ketika kecil dahulu."

Kaysen merotasi kan matanya malas "zaman semakin berubah." Kemudian melangkah mendekati tempat duduk disana.

"Ah benar juga, aku ingin tau. Ibunda mengatakan bahwa anda merindukan saya. Apa itu benar, yang mulia?" Ejeknya dengan tatapan menggoda.

Kaisar mendelik "tugasku terlalu menumpuk hingga lupa bahwa kau masih hidup."

"Sialan!" Umpat Kaysen

"Hahahaha.."

Kaysen mendelik "cukup bercandanya ayahanda, sekarang apa yang ingin kau tanyakan. Mengenai kemampuanku di Akademi? Atau kekuatan sihirku yang sudah meningkat? Atau kau ingin tau nilai ku berada di urutan berapa saat ini? Atau---- DENGARKAN AKU SIALAN!!!" Umpatnya lagi kali ini ketika menyadari Kaisar sama sekali tidak mendengarkan nya dan malah justru sibuk dengan berkas ditangannya.

Kaisar berhenti membaca, wajahnya menggelap "Apakah mulutmu perlu diajarkan etika lagi, pangeran!?" Ancam nya dengan nada penuh peringatan.

Kaysen menunduk "maaf, saya bersalah ayahanda."

Kaisar menghela nafas "aku tidak begitu penasaran dengan kemampuanmu di Akademi karena aku sendiri percaya putraku dapat melakukan yang terbaik demi namanya dilingkungan sosial. Sebaliknya,"

Kaisar menatap intens putranya "apakah ada yang menarik mengenai kehidupan mu di sana?"

Kaysen mendengus "sama sekali tidak." Kemudian bangkit "karena tujuanku disini telah selesai, saya pamit. Saya harus beristirahat karena perjalanan yang cukup lama untuk sampai kemari."

Kaisar membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, seakan semua kata-katanya tersangkut ia hanya bisa menipiskan bibirnya "kau benar. Selamat beristirahat, pangeran."

Kaysen diam kemudian mengangguk "semoga anda selalu sehat, yang mulia. Saya permisi."

.

.

.

Klek

"Hah.."

Kaysen menyadarkan tubuhnya pada pintu ruangan singgasana Kaisar. Setelah selesai pertemuan itu ia memilih bersandar sejenak merenungi sesuatu.

Kaysen tersenyum culas "sama sekali tak peduli yah.." Gumamnya

"Yang mulia."

Kaysen menoleh dan mendapati asistennya "Erick." Memanggilnya.

"Ada apa?"

Erick kemudian menunduk "selamat datang kembali, yang mulia. Maaf baru menyapa anda."

Ahh jadi begitu.. Kaysen mengangguk menanggapi "tak masalah, kau begitu juga karena ku. Bagaimana kabarmu?" Tanyanya sambil berjalan meninggalkan ruangan ayahnya.

"Saya baik, yang mulia." Erick Senantiasa mengikuti tuannya.

Kaysen mengangguk "bagus. Tugas-tugas yang ku berikan padamu bagaimana perkembangannya?"

"Semua terjalankan dengan baik. Beberapa desa yang bermasalah sudah ditangani, laporan mengenai pencurian sudah diadili pelakunya, banyaknya laporan penyerangan yang dilakukan pengemis sudah diatasi dengan memberikan bantuan beberapa koin emas juga makanan dan ganti rugi bagi korban penyerangan berupa koin dan bantuan kesehatan."

Kaysen mengangguk puas "hasil kerjamu selalu memuaskan, Erick."

Erick tersenyum kecil "terimakasih namun anda terlalu memuji saya, yang mulia. Ini telah menjadi tugas saya sebagai pengganti sementara anda selama di Akademi."

"Tidak. Kau memang pantas dipuji."

"Kalau begitu terimakasih. Saya tersanjung atas pujian anda."

Kaysen diam tidak menjawab. Kali ini matanya mengedar memperhatikan sekeliling istana yang tidak berubah sejak terakhir ia melihatnya 6 bulan lalu. Letak guci, pot bunga dan para pelayan yang berlalu lalang yang akan memberi salam saat melewatinya. Masih sama seperti dulu.

Hanya beberapa hal yang berubah seperti..

"Apakah ada kesatria baru disini?"

"Benar, yang mulia. Beberapa kesatria lama sudah waktunya untuk berhenti karena terbatas umur, karena itu dipekerjakan beberapa kesatria baru untuk menggantikan mereka."

"Begitu.. Bagaimana kemampuan mereka?"

"Mereka telah di uji dengan beberapa tes tertulis dan tes kekuatan dengan melawan kesatria Kekaisaran yang sudah di pilih. Bila calon kesatria berhasil mengalahkan kesatria pilihan kerajaan, dan hasil tes tertulis pun memuaskan, maka dia resmi menjadi kesatria Kekaisaran setelah melalui sumpah kesatria."

Sekali lagi Kaysen mengangguk puas "adakah kesatria baru yang terlihat menarik?"

Erick tersentak "saya baru ingin mengatakannya, yang mulia. Terdapat kesatria baru bernama Liam Finnigan yang menarik banyak perhatian semua penghuni istana termasuk kaisar."

"Alasannya? Karena kekuatan?"

"Benar."

"Bukankah hal itu sudah biasa?" Kaysen nampak bingung.

"Benar namun itu semua karena kesatria baru tersebut berhasil mengalahkan ketua kesatria Kekaisaran yang terkenal akan kekuatannya, yang mulia."

Kaysen sejenak berhenti, diikuti Erick dibelakangnya. Namun keterkejutan nya hanya sebentar dan kembali berjalan. Ketua kesatria, tentu saja ia tau. Terkenal karena kerasnya latihan dibawah bimbingannya. Belum ada yang bisa mengalahkan ketua kesatria tersebut selama ini kecuali dirinya. Dan kini, sudah ada orang lain yang berhasil mengalahkannya. Namun ada yang membuatnya tak mengerti.

"Apakah Kekaisaran menunjuknya sebagai syarat tes kekuatan yang perlu dikalahkan?"

"Bukan yang mulia, Kekaisaran menunjuk kesatria dengan kekuatan sedang sebagai lawan mereka, namun berbeda dengan yang lain yang langsung melawan kesatria tersebut, Liam justru meminta untuk menjadikan ketua kesatria sebagai lawannya. Pihak istana tentu menolak, namun Liam justru menantang ketua kesatria dengan ucapannya yang seolah merendahkan harga diri ketua kesatria."

"Anda tentu mengerti seperti apa harga diri ketua kesatria, dan karena hal itulah terjadi uji kekuatan antara ketua kesatria melawan orang yang bahkan belum menjadi kesatria."

"Lalu dia menang?"

Erick menunduk "benar, dan karena hal ini banyak pihak luar yang meragukan kekuatan kesatria Kekaisaran."

Kaysen diam masih dengan berjalan "wajar mereka ragu bila seorang kesatria Kekaisaran yang diakui lebih hebat dari kesatria lainnya justru kalah dengan seorang pria yang merupakan calon kesatria."

"Ada satu masalah lagi, yang mulia."

"Apa lagi?" Kaysen mengernyit heran. Masalah apa lagi yang lebih parah dari ini? Masalah ini saja sudah membuat harga diri kesatria Kekaisaran dijatuhkan, dan ada masalah baru lagi?

Erick nampak ragu untuk mengatakannya, namun setelah memantapkan hati ia mulai bicara "kesatria baru tersebut.. Belum menjadi seorang pria."

Kaysen berhenti "maksudmu..?"

"Dia masih lah seorang pemuda berumur 16 tahun."

Jederrr

"1 tahun diatas anda, yang mulia."

Tubuh Kaysen seolah membeku. Semuda itu?

"Dan hal inilah yang menjadi perbincangan panas di istana. Pemuda berusia 16 tahun berhasil menumbangkan seorang ketua kesatria, terlebih.. Hasil tes tertulisnya dikatakan....

Sempurna."

Kaysen tak bisa berkata-kata. Bukan hanya terkejut, raut wajahnya menunjukkan emosi tak percaya.

Erick kembali melanjutkan "bahkan mulai muncul gosip yang mengatakan bahwa kemungkinan..." Erick menutup mulutnya tidak melanjutkan.

"Katakan.."

"Katakan, Erick!!"

Erick menelan ludahnya kasar "muncul gosip yang mengatakan bahwa kekuatan Liam jauh melebihi anda. Mereka berkata bahwa hasil tes anda dahulu tidak sempurna dan ketika anda mengalahkan ketua kesatria anda terlihat kesulitan dengan mengeluarkan semua kekuatan anda."

Raut dingin muncul diwajahnya "Dia tidak begitu?"

"Kesatria baru tersebut mengalahkan ketua kesatria dengan mudah dan tidak terlihat kesulitan terlebih dengan nilai sempurna nya ketika ujian tertulis-----"

"Cukup."

Kaysen kembali melanjutkan langkahnya disusul Erick dibelakang.

"Untuk saat ini aku tidak ingin membahas hal yang membuatku pusing dulu. Jadi beritahu aku bagaimana keadaannya."

Erick mengernyit "maaf?"

Tatapan dingin seketika menghunus matanya.

Deg

Gleg

'Cepat berpikir Erick.. Siapa yang dimaksud yang mulia? Yang dekat dengan yang mulia. Permaisuri? Kaisar? Bangsawan? Tidak mungkin. Tidak ada bangsawan yang pernah dipedulikan yang mulia, kecuali.....---- Ah benar! Putri duke Alverd!'

"M--maksud anda Lady Gricella?"

"Perlu kuulangi?"

Gleg

'Yang mulia benar-benar dalam suasana hati yang buruk'

"S--saya mendengar bahwa Lady Gricella sempat sakit beberapa waktu lalu."

Kaysen mengernyit "sakit? Kenapa?"

Erick menggelengkan tidak tahu "untuk alasan lebih jelas saya kurang tahu, mungkin duke menyembunyikan alasan putrinya sakit dari para bangsawan diluar sana."

Kaysen diam tidak merespon, dia sedang berpikir jika menyuruh Erick untuk mencari tau akan membutuhkan waktu yang cukup lama terlebih bila duke sudah turun tangan untuk menutupi masalah ini. Berarti cara yang paling cepat dan tepat adalah datangi langsung.

Kaysen mengangguk mantap "apa saja agenda ku beberapa hari kedepan?"

Erick membaca laporan ditangannya "makan bersama kaisar dan permaisuri esok hari, kunjungan ke beberapa desa yang memiliki masalah dalam waktu satu minggu, menangani kasus pencurian, kunjungan putra mahkota sebagai perwakilan kaisar untuk mendatangi kerajaan Allsively, pertemuan semua keluarga kerajaan di Kekaisaran Alabestia."

Kaysen rasanya ingin menghabisi semua orang yang membuat jadwalnya sepadat ini. Dia memijat pelipis nya.

"Tambahkan disana kunjungan ku ke kediaman duke Velvord."

"Baik, dengan alasan?"

"Terserah! Buat saja sesukamu. Tujuanku hanya ingin menemui sahabatku, Ella. Alasan resminya kau yang pikirkan." Ucapnya lalu meninggalkan Erick disana.

Erick menangis tak berair, sungguh cobaan apalagi ini?

Kaysen tersenyum miring 'tunggu aku Ella.. Aku akan segera menemuimu meskipun tidak dalam waktu dekat. Tapi aku pasti akan mengunjungimu. Kau pasti merindukanku kan? Begitupun aku.' batinnya lalu tertawa..

Benar benar gila.

...-oOo-...

Sedangkan disisi lain

"Hachii... hachii.."

Lidya menggaruk hidungnya "perasaanku tak enak.."

"Semoga kehidupan tenang ku tidak semakin terganggu nanti."

.

.

.

To be continued_

1
Wulansari Fiona Serhalawan
ya ampun thor,lama banget upnya,aku tungguin smpe mau jamuran loh thor😩! aku smpe hampir amnesia krna author kelamaan up. double up donk thor atau klu nggk tenble up deh sklian thor,bener nggk sih nulisnya🤔🤣! dalam hati author "nih pembaca gue 1 ini maruk bener ya,udh protesnya bejibun malah minta up tenble lagi. kaga tau apa gue mikir jln critanya ampe nggk tidur sma mkn yg bener" bener nggk sih thor,maaf klu salah🤣🤣🤣
Lylysifah
cepet sembuh thor yaa.. cerita mu akan selalu kutunggu
sansan
semoga cepat sehat ya thorr... bisa update lagi... ak mau otw baca.. Nemu novel ini langsung baca info penting dulu... 🤭🤭 takutnya Hiatus apa gimana gt...
Ita Xiaomi
Maaf kk klo bs jgn gunakan kata ini. Kasar banget.
akyyaa_
Biasa
Viona Syafazea
bener banget.. 🤣🤣🤣
Nadine Wulans
ku tunggu up nya kak yg panyang biar puasss lanjutt🌹
Dewi Ansyari
Season 2 jadi penasaran deh 🤔
Dewi Ansyari
AQuarium di bilang laut dalam kotak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Lucu banget Leo namanya
Dewi Ansyari
Wah luar biasa rancangan baju-bajunya benar bagus dan cantik
Dewi Ansyari
Wow nama Ella sudah di sebut hebat .semuanya pasti terkejut hingga ingin muntah darah🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Ansyari
siapa sebenarnya laki2 berambut perak itu jadi penasaran deh 🤔
Dearest
semoga lekas sembuh ya othor yang imut²...
gak sabar baca ceritanya lagi.

tapi tolong banget nih untuk konfliknya gak usah terlalu banyak n ribet karna aq bakal skip kalo udah terlalu kompleks konfliknya.

get well soon ya bebep
Chauli Maulidiah
isabela itu sp thor? koq aku lupa ya..

btw, cepet sembuh ya thor. biar bs liat aksi si lidya lagi..
Dewi Ansyari
Gracella di lawan 🤣🤣🤣🤣 dasar Isabella bodoh
Kartika Lina
syafakillah ya thor,, gws,, semangat 💪💪💪 kusetia menunggu update an nya 🤭🤭🤭
febri_2474
get well soon ya thor, ttp semangat
ana azizah
karakter nya ga se wow yg di prolog
kirain bakal beneran kejam
tapi yg ada malah kebalikannya, naif, banyak mikir doang ga gerak
Dewi Ansyari
Kenapa selalu panggil Lidya kan udah pindah di mensi jadi namanya Gricella
Kartika Lina
kebayang kepala othor ngebul demi memuaskan kita para readers yg bawel selalu minta update,, keren pisan othor mah lah,, uhuyy pisan 👍👍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!