Sheila Cowles, seorang anak yatim piatu, menjalani kehidupan sederhana sebagai cleaning service di sebuah toko mainan anak-anak.
Suatu hari, karena kecerobohannya, seorang wanita hamil besar terpeleset dan Sheila menjadi tersangka dalam kejadian tersebut.
"Kau telah merenggut wanita yang kucintai. Karena itu, duniamu akan kubuat seperti di neraka," kata Leonard dengan penuh amarah.
"Dengan senang hati, aku akan menghadapi segala neraka yang kau ciptakan untukku," jawab Sheila dengan tekad yang bulat.
Bagaimana Sheila menghadapi kehidupan barunya sebagai ibu sambung bagi bayi kembar, ditambah dengan ancaman Leonard yang memendam dendam?
🌹Follow akun NT Othor : Kacan🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MDHD 6
Wajah Sheila mencelos, matanya membelalak lebar. Keringat dingin mengalir di pelipisnya saat ia menyadari apa yang Leonard inginkan.
Apa Leonard sudah gila dengan menjadikannya seperti Zora yang baru saja dimakamkan.
"Aku tidak mau!" teriak Sheila, menolak dengan tegas. Ia bukan boneka yang bisa didandani sesuka hati Leonard.
Rahang Leonard menegang, dirinya tidak suka dibantah, apalagi oleh seorang wanita seperti Sheila.
Leonard maju beberapa langkah, tujuannya adalah membuat wanita pembangkang seperti Sheila menurut akan kemauannya.
"Kau pikir bisa menolak? Tidak!" ucap Leonard penuh penekanan dengan mata menatap tajam ke arah Sheila.
Melihat itu, sontak membuat Sheila buru-buru membalik badan—hendak melarikan diri. Namun, dua wanita di kanan dan kirinya langsung memegangi kedua tangannya.
"Berani-beraninya kau melarikan diri!" bentak Leonard dengan suara menggeram marah.
"Berhenti! Kau sudah kelewatan. Aku bukan barang pengganti!" ucap Sheila bersungut-sungut.
Dada Sheila naik turun, napasnya terengah-engah sambil membalas tatapan Leonard yang tajam.
"Kalian kembali bekerja, pengasuh ini biar menjadi urusanku!" ucap Leonard pada Ava dan Clare.
"Baik, Tuan." Kedua wanita itu langsung melepaskan lengan Sheila.
Leonard berhadapan dengan Sheila, ia tersenyum sinis seraya menjungkitkan sebelah alisnya.
Tanpa memperdulikan tatapan berapi-api Sheila, Leonard menarik kuat tangan Sheila, membawanya menuju meja rias secara paksa.
"Hisss jangan paksa aku!" pekik Sheila, ia berusaha melepaskan cekalan tangan Leonard pada lengannya. Namun, kekuatan pria bertubuh tegap itu tak sebanding dengannya.
Dalam sekejap mata, Sheila berhasil didudukkan di atas kursi.
"Sedikit saja kau bergerak, maka penata rambut ini akan memangkas habis rambutmu!" ucap Leonard penuh ancaman.
Sheila yang ingin beranjak pergi sontak terdiam, ia tidak berani bergerak karena ancaman yang dilayangkan oleh Leonard.
"Cepat ubah model rambutnya menjadi seperti istriku!" Leonard menyadarkan pria bertulang lunak yang sedari tadi terdiam.
Pria bertulang lunak gelagapan, ia tersadar. "A-ah siap, Tuan. Aku akan membuat rambutnya persis seperti milik nyonya Zora," ucapnya dengan suara lembut.
Leonard mendengus, ia memundurkan langkah sambil bersedekap dada, matanya memperhatikan si penata rambut yang mulai mengerjakan tugasnya.
Sheila menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin, hatinya terasa pedih saat si penata rambut menggunting rambut panjangnya menjadi pendek seperti wanita hamil yang pernah ia temui di toko mainan.
Helaian rambut panjang Sheila perlahan berjatuhan ke atas lantai.
Sepanjang proses penataan rambut, Sheila hanya bisa menahan diri untuk tidak menangis. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang-orang.
Dari cermin besar, Sheila dapat melihat seringai puas Leonard yang mengarah padanya.
Pandangan keduanya saling bertemu, Leonard mengangkat tinggi kedua alisnya seolah mengejek Sheila yang tidak berdaya.
"Selesai, rambutmu sudah persis seperti milik nyonya Zora apalagi warnanya juga sama," ucap si penata rambut.
Sheila memegangi rambutnya yang berubah menjadi pendek, gaya rambut di atas bahu bukanlah gayanya, ia menyukai rambut panjang yang menjuntai indah.
"Apa kau puas?" Sheila berdiri, ia menoleh, berhadapan langsung dengan Leonard.
Leonard memasukkan kedua tangan ke dalam sakunya. "Belum, aku belum puas!" sahut Leonard tajam.
Apa?! Belum puas? Sheila tidak habis pikir dengan jalan pikiran Leonard.
Suasana di kamar Leonard semakin menegang, penata rambut yang berada di antara mereka ikut merasakan ketegangan itu.
"Tuan, apa saya sudah boleh pulang?" tanya si penata rambut dengan suara pelan, wajahnya terlihat ketakutan.
Tanpa mengalihkan tatapan matanya pada Sheila, Leonard menjawab. "Silahkan, uangnya sudah kutransfer. Ingat, jangan sampai berita keberadaan wanita pengasuh di rumahku sampai ke telinga orang lain!" ucap Leonard penuh penekanan.
Pria bertulang lunak tersebut mengangguk cepat.
"B-baik, Tuan," sahutnya tergagap, tanpa berlama-lama lagi, ia langsung pergi keluar dari kamar yang dipenuhi dengan foto seorang wanita cantik berambut pendek.
Kini hanya ada Sheila dan Leonard yang saling berhadapan.
"Sekarang kau ganti baju dengan baju milik Zora!" titah Leonard, suaranya lantang terdengar.
Mata Sheila semakin terbelalak, bibirnya bergetar kecil sangking kesalnya.
"Kau gila ya? Apa kau ingin membuatku menjadi bayang-bayang istrimu?!" teriak Sheila dengan napas memburu.
"Sudah kukatakan, aku akan menciptakan neraka untukmu, P-E-N-G-A-S-U-H!" balas Leonard tak kalah tajam, mengeja kalimat terakhir dengan penuh penekanan.
Sheila mendelikan matanya, namun Leonard malah membalasnya dengan senyum ejekan.
"Aku tidak sepenuhnya bersalah di sini, tapi kenapa kau memperlakukan aku sekejam ini?" tanya Sheila, suaranya lebih lembut dari sebelumnya.
Leonard mendengus kasar. Dia tidak suka dengan orang seperti Sheila, sudah berbuat jahat namun bertindak seolah itu bukan kesalahannya.
"Kau yang menyebabkan istriku meninggal, dan kau masih berusaha membela diri!" Leonard menggeram marah.
"Aku sudah memasang tanda lantai basah, jadi apa itu sepenuhnya salahku?!" Sheila maju selangkah, tangannya mendorong kuat dada Leonard.
Tubuh yang tidak siap, membuat Leonard sedikit terhuyung ke belakang.
Seketika mata Leonard mendelik tajam, tingkah kurang ajar Sheila mematik kemarahannya.
"Pengasuh kurang ajar!"
Secepat kilat Leonard menarik kedua bahu Sheila, membuat tubuh Sheila menempel pada tubuhnya. Dia dengan cepat menukar posisi berdirinya dengan posisi Sheila, lalu dengan penuh tenaga mendorong tubuh langsing itu hingga terlentang di atas ranjang.
Sheila yang terkejut reflek menarik kerah kemeja Leonard hingga keseimbangan tubuh Leonard terganggu yang membuat keduanya ambruk di atas ranjang dengan posisi tubuh saling menimpa.
Bruk!
Tubuh Sheila berada di bawah Leonard, posisi yang mirip seperti roti selain.
Tatapan keduanya saling beradu, mereka hening sejenak.
Napas Sheila terasa sesak, beban berat yang menimpanya, membuatnya kesusahan bernapas.
"Kau sengaja menarikku! Dasar wanita penggoda," hina Leonard.
Jarak yang dekat, membuat hangat napas Leonard menerpa wajah Sheila.
Sheila merasa terhina, pria di atasnya tidak jera dalam menuduh serta mencemoohnya.
Dengan emosi yang mendidih, Sheila mendorong kuat tubuh Leonard. Disaat menemukan sedikit celah, Sheila langsung menyikut pentungan milik Leonard dengan sekuat tenaga.
Hyak!
"AHRG!" teriak Leonard kencang, memegangi pentungan perkasanya yang terasa sakit.
Bersambung ....
Pecah sudah masa depanmu Leonard😌😌😌 Ngilu gak? Ngilu gak? Ngilu dong ya masa enggak🤣🤣🤣
di tunggu kelanjutan ya