NovelToon NovelToon
Istri Kedua Tuan Vi

Istri Kedua Tuan Vi

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Nikah Kontrak
Popularitas:57.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Season 2 Pengganti Mommy

Pernikahan Vijendra dan Sirta sudah berusia lima tahun lamanya, namun mereka belum dikaruniai momongan. Bukan karena salah satunya ada yang mandul, itu semua karena Sirta belum siap untuk hamil. Sirta ingin bebas dari anak, karena tidak mau tubuhnya rusak ketika ia hamil dan melahirkan.

Vi bertemu Ardini saat kekalutan melanda rumah tangganya. Ardini OB di kantor Vi. Kejadian panas itu bermula saat Vi meminum kopi yang Ardini buatkan hingga akhirnya Vi merenggut kesucian Ardini, dan Ardini hamil anak Vi.

Vi bertanggung jawab dengan menikahi Ardini, namun saat kandungan Ardini besar, Ardini pergi karena sebab tertentu. Lima tahun lamanya, mereka berpisah, dan akhirnya mereka dipertemukan kembali.

“Di mana anakku!”

“Tuan, maaf jangan mengganggu pekerjaanku!”

Akankah Vi bisa bertemu dengan anaknya? Dan, apakah Sirta yang menyebabkan Ardini menghilang tanpa pamit selama itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Dua minggu berlalu, keadaan masih tenang, karena Vi masih bisa memantau Ardini yang masih bekerja di kantor Vi. Ardini pun tidak lagi memikirkan malam itu, ia berusaha membuang semua memori yang terekam di malam itu, meskipun hanya sia-sia yang Ardini dapatkan, karena semakin ia ingin melupakannya, semakin pula bayangan kejadian malam pekat di ingatannya.

Ardini masih bekerja di perusahaan Vi karena dia masih membutuhkan biaya yang banyak untuk sekolah adiknya yang akan masuk SMA. Perusahaan Vi berani memberikan gaji banyak, jadi Ardini sangat sayang untuk meninggalkan pekerjaannya yang baru ia jalani satu minggu. Sayang sekali jika dia tidak menerima gaji pertamanya.

Sedangkan Sirta, dia belum juga pulang dari Paris, dia masih senang-senang di sana bersama teman-temannya, menghabiskan uang untuk foya-foya dan ajang pamer di sosial medianya. Vi tidak peduli akan Sirta yang seperti itu, sudah biasa Sirta begitu, pamit hanya lima hari untuk pergi ke luar negeri, tapi bisa sampai dua minggu bahkan satu bulan di sana.

Vi lebih fokus dengan keadaan Ardini, ia pantau gadis itu dengan baik, ia tidak mau jika Ardini hamil, malah Ardini menutupi dari dirinya. Selama ini Ardini cuek dengannya, bahkan kadang Vi ingin mengajak bicara dengannya Ardini langsung menghindar.

Siang ini Vi akan menemui klien yang sudah menunggunya di sebuah Restoran yang ada di Hotel Berbintang. Langkah jenjang Vi yang tegas membuat semua karyawan perempuan terpesona dan mengagumi Vi. Vi sedikit membenarkan dasinya, wajahnya begitu tampan memesona. Sampai di lobi kantor, dia melihat pemandangan yang begitu merusak matanya. Perempuan dengan rambut yang dikuncir ekor kuda itu sedang bercengkrama dengan mesra dengan seorang pria di depannya. Bahkan perempuan mencium tangan pria tersebut, dan pria itu mencium kening perempuan yang ada di depannya.

“Siapa dia? Apa laki-laki itu kekasihnya?” tanya Vi dalam hati. “Bukan urusanku!” lanjutnya.

Vi masih melihat mereka, lalu perempuan itu masuk ke dalam kantor, dan berpapasan dengan Vi. Vi menghentikan langkah perempuan itu, “ke ruangan saya sebentar! Sekarang! Jangan membantah!” ucap Vi.

“Ba—baik, Pak!” jawabnya dengan takut.

Vi langsung berbalik arah, ia berjalan di depan Ardini untuk kembali ke ruangannya. Ardini lalu mengekorinya dengan langkah cepat untuk mengimbangi langkah Vi. Ya, perempuan itu adalah Ardini. Entah kenapa Vi tidak suka melihat Ardini dengan pria itu, padahal Vi bukan siapa-siapanya.

“Duduk!”

Setelah sampai di ruangannya Vi langsung menyuruh Ardini untuk duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya. Tidak peduli dia akan terlambat menemui kliennya, yang terpenting urusan dengan Ardini selesai.

“Ada apa Tuan memanggil saya?” Ardini memberanikan diri untuk bertanya pada Vi.

“Siapa laki-laki itu?” tanya Vi.

“Apa urusan Tuan sampai tanya laki-laki tadi?” jawab Ardini.

“Siapa dia Adin? Apa dia kekasihmu?” tanya Vi lagi.

“Tunangan saya, Tuan. Saya akan menikah dalam waktu dekat ini,” jawabnya.

“Kalau kamu hamil? Apa dia mau menikahi gadis yang sudah hamil dengan laki-laki lain? Tinggalkan pria itu, jelaskan padanya keadaanmu, aku akan menkahimu!”

Ardini tersenyum ringkih, bisa-bisanya Atasannya itu menyuruh dia seenak jidatnya untuk meninggalkan kekasihnya. Memang Ardini pun masih bimbang dengan keadaannya, dia belum ada tanda-tanda apa pun, haid pun belum terlambat, karena saat melakukannya bersama Vi malam itu, dia baru selesai haid empat hari.

“Kenapa diam? Apa kamu sudah bilang tentang keadaanmu sekarang padanya, dan dia menerimamu? Adin, aku akan bertanggung jawab penuh atas apa yang sudah aku perbuat padamu, tolong pikirkan baik-baik! Tinggalkan kekasihmu, menikahlah denganku!”

“Tidak! Saya tidak akan menikah dengan Tuan, meski kekasih saya  nantinya kecewa dan meninggalkanku karena keadaanku yang seperti ini! Saya permisi Tuan!”

Ardini langsung keluar dari ruangan Vi. Vi mengusa kasar wajahnya, bisa-bisanya dia marah besar melihat Ardini diperlakukan seperti itu oleh kekasihnya. Padahal Vi bukan siapa-siapanya, dia bisa sejengkel itu saat ini.

“Gak, aku gak cemburu!” ucapnya lirih.

“Kenapa kamu? Kenapa balik lagi ke sini? Terus kenapa ada Ardini?” tanya Alex.

“Bukan urusanmu, ayo berangkat!”

“Kamu cemburu lihat dia dengan kekasihnya? Baru nyentuh sekali sudah uring-uringan lihat dia sama kekasihnya, ingat bro, kau sudah memiliki istri!”

“Diam, kau!” hardik Vi.

Alex hanya mengendikkan bahunya, biar saja Vi seperti itu, Alex malah lebih suka jika Vi bisa selingkuh dan suka dengan perempuan lain, karena istrinya sudah di luar batas kelakuannya.

**

Selesai meeting, Vi dan Alex kembali ke kantor. Kerjasama dengan klien kali ini sudah deal, dan membuahkan hasil yang memuaskan bagi Vi. Alex masih berada di ruangan Vi, sedang menata beberapa berkas, dan mengecek semua pekerjaannya. Ia tidak mau salah dalam bekerja, sedikit kesalahan pasti akan membuat teman sekaligus atasannya itu uring-uringan.

“Kau sudah tahu kalau perempuan itu hamil, Lex? Apa kau sudah mencari tahunya?” tanya Vi.

“Harus gitu aku tanya dia hamil atau tidak karena perbuatanmu? Gila saja kalau kau menyuruhku begitu? Nanti juga kelihatan tanda-tandanya orang hamil?” jawab Alex.

“Masalahnya dia tidak menunjukkan apa pun saat ini, apa dia mual, muntah, pucat wajahnya. Dia sehat-sehat saja,” ucap Vi.

“Apa kau berharap OB itu hamil?”

“Enggak lah!”

“Kau berdusta! Kau ingin dia hamil, kan? Aku tahu kau sudah ingin memiliki anak, Vi. Cuma istrimu saja begitu?” ucap Alex.

“Entahlah,” jawab Vi lemas.

Vi menekan telefonnya untuk disambungkan ke pantry, dan dia ingin dibuatkan kopi oleh Ardini, dan mau Ardini yang mengantarkannya.

“Suruh Ardini yang buatkan kopi untuk saya, dan suruh dia juga yang mengantarkannya!” perintah Vi pada seorang laki-laki yang mengangkat telefon di pantry.

Alex hanya tersenyum miring melihat kelakuan labil atasannya itu. Seperti remaja yang sedang puber kalau menurut Alex. Alex menebak akan ada benih cinta di hati Vi pada Ardini, apalagi sudah hampir tiga minggu sang istri belum juga pulang dari Paris, entah apa yang dilakukan istrinya di luar negeri tanpa suaminya. Yang jelas senang-senang, hura-hura, foya-foya, menghabiskan uang suaminya tanpa peduli suaminya yang hanya ingin dibahagiakan dengan diberikannya keturunan. Hanya itu saja yang Vi harapkan selama ini. Vi ingin keturunannya lahir dari rahim Sirta, wanita yang sangat ia cintai.

Ceklek!

Pintu ruangan Vi terbuka, Vi sudah senang dan semringah melihat pintu ruangannya terbuka, namun rasa itu seketika surut karena yang terlihat di depan pintu bukan Ardini, melainkan Sirta, istrinya yang baru saja datang dari luar negeri.

“Sayang .... aku kangen!”

Sirta langsung berlari, berhambur ke pelukan Vi dan duduk di pangkuan Vi dan mengecup bibir Vi. Alex hanya menaikkan alisnya melihat Sirta yang begitu. Sudah biasa Alex melihat adegan seperti itu, jangankan ciuman bibir, adegan panas penuh peluh kenikmatan pun sudah biasa Alex lihat di ruang kerja Vi.

“Kau bisa keluar, Alex? Kau tidak tahu aku sedang merindukan suamiku?” ucap Sirta pada Alex.

“Baiklah, Nyonya,” jawab Alex.

Buru-buru Alex keluar dari ruangan Vi, karena dia tidak mau makin panjang urusannya dengan Sirta jika dia masih di ruangan Vi.

“Sirta, jangan seperti ini, aku sedang gak mood!” tolak Vi saat Sirta menyentuh Vi supaya gairahnya bangkit.

“Kau menolakku, Sayang?” ucap Sirta.

Setelah Alex keluar, tidak lama kemudian pintu ruangan Vi diketuk seseorang, Vi langsung menyuruh orang tersebut masuk, Vi tahu pasti itu Ardini, namun Sirta masih saja tidka mau turun dari pangkuan Vi.

“Siapa sih ganggu saja!” gerutu Sirta. Lalu ia kembali mencium bibir Vi dengan begitu bergairah.

“Tuan i—ini ko ....”

“Kamu siapa? Kamu baru kerja di sini?” tanya Sirta dengan ketus.

“Ah i—iya Nyonya. Maaf ini kopinya Tuan Vi,” ucap Ardini.

“Sejak kapan ada OB perempuan, Vi?” tanya Sirta.

“Sudah lama ada OB perempuan,” jawab Vi santai.

“Terima kasih kopinya,” ucap Vi pada Ardini.

“Iya, Tuan.”

Ardini keluar dengan perasaan campur aduk karena melihat adegan Vi dan Sirta berciuman. Ia berdiri sejenak di depan pintu ruangan Vi, lalu sekelebat bayangan malam itu muncul di pikiran Ardini, semua adegan malam itu teringat lagi diingatan Ardini. Ardini meremas ujung bajunya, tubuhnya bergetar dan menangis.

Ardini baru sadar dia ada di depan ruangan Vi, hingga Alex melihatnya dan mendekatinya.

“Kau baik-baik saja?” tanya Alex.

“Ah ma—maaf Tuan!”

Ardini langsung menyeka air matanya dan pergi dari depan ruangan Vi. Alex tahu pasti Ardini baru saja melihat Vi beradegan panas dengan Sirta, jadi Ardini mengingat kejadian malam itu.

“Hmmm rumit!” desah Alex lalu dia kembali ke ruangannya.

Sedangkan di dalam ruangan Vi, Sirta masih saja memaksa Vi untuk bermain panas, karena Sirta sudah lama tidak menikmati permainan panas yang begitu menggairahkan dengan sang suami.

“Stop, Sirta! Aku sedang gak mood. Aku sedang banyak pekerjaan!” ucap Vi menolak Sirta.

“Aku ingin, Sayang ...,” rengek Sirta.

“Nanti di rumah saja, aku sedang banyak pekerjaan, Sayang,” ucap Vi sedikit pelan, supaya Sirta luluh dan melepaskan jeratannya.

“Oke kalau begitu, tapi aku minta uang lagi, aku mau langsung cabut arisan, Sayang,” pinta Sirta.

“Uang lagi? Kamu di luar negeri sudah menghabiskan uang satu milyar lebih, Sirta! Ini uang lagi? Untuk apa?” tanya Alex dengan emosi, karena Sirta selalu minta uang, uang, dan uang.

“Arisan, Sayang? Ya sekalian buat pegangan jalan-jalan. Dua ratus juta saja,” pintanya.

“Astaga ...,” desah Vi kacau.

Mau tidak mau Vi menuruti permintaan istrinya. Ia mengambil ponselnya lalu mentransfer uang sebesar yang Sirta mau.

“Terima kasih, sudah masuk, Sayang. Aku cabut dulu, ya?” pamit Sirta.

“Itu ada syaratnya, Sirta!”

“Syarat?”

“Ya, nanti malam kamu tidak usah minum pil kontrasepsi lagi!”

“Oh gak bisa dong! Aku gak mau punya anak!”

“Aku mau punya anak!”

“Aku gak mau!”

“Baiklah, aku akan menikah lagi!”

“Jangan macam-macam kamu Vi! Aku tidak akan pernah mengizinkannya, aku akan bunuh perempuan yang berani dan mau nikah sama kamu!” ancam Sirta.

“Terserah kamu, Sirta!”

Vi benar-benar muak sekali dengan istrinya. Sirta sudah tidak bisa dibiarkan lagi, jalan satu-satunya Vi memang harus mencari istri kedua, itu saran dari Oma Nungki dan Oma Laras, karena Sirta sudah kelewat batas.

1
Ma Em
Sirta itulah akibatnya kamu tak mau hamil dan selalu bersenang senang dgn teman sosialita kamu akhirnya kamu kehilangan cinta Vi yg begitu besar mencintaimu.
afaj
surta percayaalsh kamu mendapatkan yg lbh awuwo nnt , semoga nnt sakinah mawadah warahmah ya
Sunaryati
Segera ceraikan saja, mungkin rahim juga sudah kering, minum penunda kehamilan selama 5 thn, padahal belum pernah hamil
Sunaryati
Itu memang kesalahan besar Sitta, alasan tak mau punya anak , trauma nasib ibunya, seharusnya dibicarakan sama suami, ini malah kurang ajar sama mertua
Iin Marinta
jangan lama2 ya vi ceraikan sirta nya 😂
siti umi khusnul khotimah
bagus
Ma Em
Semoga Sirta tdk berbuat macam macam sama Ardini dan kandungannya dan Ardini dilindungi dari segala macam yg membahayakan Ardini dan bayi yg dikandungnya
afaj
wadaw
afaj
emang msh bs punya anak dia
Sunaryati
Jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap Ardini dan bayinya, jika Sirta benar mencelakai Ardini harus ditindak tegas, jangan karena cinta kamu jadi bodoh Vi
Ma Em
Akhirnya Ardini bertemu dgn omanya Vi semoga keluarganya Vi baik sama Ardini
afaj
hore Dapat restu
Ma Em
Semoga kehamilan Ardini tdk apa apa dan selalu sehat jgn sampai ada gangguan lagi agar Vi dan Ardini bahagia
Sunaryati
Bagus
Sunaryati
Jangan cuma gertakan saja, Vi benar realisasikan ucapanmu tunjukkan Ardini pada keluargamu, jika perlu Ardini untuk sementara sampai lahiran, tinggal di rumah orang tuamu agar Ardini dan anakmu ada yang mengawasi sekaligus melindungi
Siti riyanah Quin
Luar biasa
Susi Marwiyah
bagus pgn tau cerita selanjutnyq
Ma Em
Lagian Vi istri seperti Sirta masih dipertahankan untuk apa punya istri kalau tdk mau punya anak lebih baik diceraikan saja sdh tdk mau mengurus suami kerjanya cuma kelayaban yg ga jelas.
Sunaryati
Beri tahu orang tua dan oma jika kamu sudah beristri lagi dan akan punya anak, agar banyak yang melindungi Adin
Ma Em
Biarkan mama, papa dan omanya Vi tau bahwa Vi sdh punya istri lagi dan sekarang sedang mengandung anaknya Vi semoga orang tuanya Vi serta omanya baik dan sayang sama Ardini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!