Istri Kedua Tuan Vi

Istri Kedua Tuan Vi

Chapter 1

Season 2 Pengganti Mommy sudah Up lagi nih, yang kemarin sempat saya hentikan publish dulu karena ada suatu kendala. Yuk ikuti kisah anak-anaknya Maya dan Erga!

Vi menatap pintu kamar yang terbuka. Seorang perempuan dengan tubuh indah, memakai gaun yang mahal, dan menjinjing tas mahal brand ternama itu masuk ke dalam kamar. Vi hanya mentap dengan tatapan kesal dan jengkel pada perempuan yang disebut sebagai istri. Mata Vi beralih menatap arloji yang masih melingkar di tangan kirinya. Dengan gaya cool dan tegas ia menatap kembali perempuan yang bernama Nara Sirta, istrinya yang cantik yang sangat ia cintai.

“Perempuan, jam segini baru pulang, ke mana saja kamu?” tanyanya ketus dan dingin.

Memang Vi seperti itu, dia laki-laki yang terlahir dari kutub utara, laki-laki dingin yang ditaklukkan oleh Sirta, dan menjadi sangat bertekuk lutut pada Sirta. Akan tetapi malam ini Vi tampak jengkel pada Sirta yang baru pulang di pukul satu dini hari. Sudah hilang kesabaran Vi kali ini.

Vijendra Eka Wijaya, putra sulung dari pasangan Ergantara Wijaya dan Elisia Maya Anastasia. Pria terdingin bahkan kulkas dan AC pun kalah dinginnya, karena dia terkenal pria jelmaan dari kutub utara. Begitulah perempuan jika memberikan julukan Vijendra yang akrab disapa Vi. Laki-laki tampan, bahkan Daddy nya sangat kesal, karena Vi lebih tampan darinya, terlebih Opa Ehsan pun kesal, karena memiliki cucu yang sangat tampan, dan ketampanannya melebihi dirinya dan Elang, anak sulungnya.

Vijendra CEO muda tertampan, terdingin, akan tetapi memiliki segudang prestasi yang sangat membanggakan. Nara Sirta, perempuan yang berhasil merebut hatinya itu, perempuan yang sangat ia cintai dan sudah ia nikahi selama lima tahun, namun belum ada keturunan, dan Vi sangat merindukan seorang bayi hadir di tengah keluarganya yang harmonis itu. Seperti adiknya yang sudah memiliki dua anak. Akayla menikah muda, lulus kuliah langsung menikah, karena ia dilamar pengusaha kaya raya yang umurnya dua puluh tahun lebih dewasa dari Akayla.

Erga dan Maya tidak mempermasalahkan itu, karena pria itu adalah pilihan putri sulungnya. Jadi mau tidak mau Erga dan Maya merestui pernikahan mereka. Sekarang sudah menjadi desainer ternama, sekarang dia sudah memiliki anak laki-laki berusia lima tahun yang sangat tampan, dan anak keduanya perempuan berusia satu tahun yang begitu cantik, lucu, dan menggemaskan yang membuat Vi iri sekali, dan ingin segera memiliki anak.

Namun, semua itu hanya mimpi dan angan-angan Vi saja, karena sang istri masih belum mau hamil. Bukan belum mau saja, Sirta malah tidak mau hamil dan melahirkan karena ia takut tubuh seksi dan indahnya akan rusak dan kendor. Ia sangat menjaga tubuhnya, demi kepuasan sang suami, supaya suaminya tidak melirik perempuan lain yang lebih seksi darinya.

Sirta mengambil ponselnya, lalu meletakkan tasnya. Ia tidak peduli pertanyaan suaminya itu, malah bermain ponselnya dan bergabung di grup sosialitanya lagi untuk membahas esok hari akan pergi hangout ke mana lagi.

“Sirta, apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan?! Kau dari mana jam satu pagi baru pulang, hah?!”

Nada bicara Vi semakin tinggi. Ia makin jengkel dengan istrinya, dan baru kali ini Vi bicara sekasar dan seseru ini pada Sirta.

“Kau membentakku, Vi?”

“Lebih tepatnya bertanya, dan memaksa meminta jawaban darimu!”

“Kamu seperti tidak tahu aku saja, Vi? Kamu curiga aku pergi dengan laki-laki? Kamu kan selalau memerintahkan anak-anak buahmu buat mengintai aku kalau aku sedang di luar?” ucap Sirta enteng.

“Yang aku permasalahkan, kenapa sampai jam satu pagi, Sirta! Apa kurang puas kamu keluyurannya? Kamu keluar dari pagi, bareng aku ke kantor!”

“Ya biasa, aku cari tempat yang enak buat hangout, buat ngobrol sharing-sharing usaha yang menghasilkan.”

“Usaha apa? Punya butik dan salon kecantikan saja kau tinggal kelayaban terus?”

“Ada karyawan yang bisa aku percaya ngapain aku turun tangan? Memangnya kamu? Punya orang kepercayaan kamu masih ikut pusing?”

“Aku mempertahankan kualitas perusahaanku, aku membangungnya dari nol, jadi aku sangat menjaga nama baiknya! Tidak seenaknya!”

“Ya sudah sih apa sih yang kamu permasalahkan? Maunya apa, Sayang? Aku tahu kamu hanya kangen sentuhanku, kan? Oke aku kasih kamu servis terbaik.”

Vi menarik napasnya berat. Sirat benar-benar sudah susah diatur akhir-akhir ini, apalagi kalau Vi membahas soal anak, Sirta pasti akan mengalihkan pembicaraan, atau akan terjadi perdebatan panas antara mereka.

Sirta meletakkan ponselnya, perempuan dengan tubuh seksi itu perlahan berjalan dengan anggun mendekati suaminya. Tubuhnya berlenggak-lenggok dengan indah, bak model papan atas yang sedang berjalan di atas catwalk.

Sirta memeluk Vi dengan menyentuh dadanya intim. Memberikan sentuhan yang membuat Vi memejamkan matanya, merasakan sentuhan lembut dari jari-jari lentik istrinya. Perlahan Sirta menautkan bibirnya di bibir laki-laki yang sangat ia cintai dan ia kagumi ketampanan juga keperkasaannya. Laki-laki bertubuh sempurna itu menghela napas, lalu menyingkirkan tangan Sirta, dan melepaskan pelukan Sirta.

“Sampai kapan kamu akan begini, Sirta?” tanya Vi dengan mentap mata Sirta dalam-dalam.

Sirta memeluk Vi, menenggelamkan wajahnya di dada Vi yang datar dan seksi, lalu ia kembali mentapa suaminya yang dari tadi menatapnya penuh dengan emosi dan kemarahan.

“Sampai aku puas dengan kesenanganku, Vi. Bukankah kita sudah sepakat sejak awal kita menikah? Kau bilang kau tidak akan melarang aku melakukan apa pun yang aku suka? Ini yang aku suka, ini duniaku, Vi,” jawabnya dengan senyum angkuh.

“Kamu hanya memikirkan kesenangan dan kebahagiaanmu saja tanpa memikirkan kebahagiaanku, Sirta! Kamu tahu sendiri aku sudah ingin memiliki anak, begitu juga Mommy dan Daddy, tapi kamu selalu menolak, kamu bilang masih terlalu mudalah, belum siap repotlah, inilah, itulah! Kau tidak lihat Akayla masih muda sudah punya dua anak!”

“Ya itu adikmu, aku belum mau kok! Kan aku bilang aku gak mau punya anak, aku belum siap, jangan paksa aku!”

Vi menatap nyalang istrinya. Dia langsung menjauhkan tubuh istrinya dan pergi ke kamar mandi untuk menghindari perdebatan yang bisa meruncing jadinya. Vi membuka seluruh bajunya, ia berdiri di bawah shower, membiarkan tubuhnya dibasahi oleh aliran air yang cukup menenangkan pikirannya yang sedang panas karena Sirta.

“Aku memberikan kebebasan kamu bukan untuk seperti ini, kamu malah keterusan tidak mau hamil. Sepertinya aku sudah salah memberikan kebebasan ini padamu, Sirta!” batin Vi.

Vi memejamkan matanya sambil menengadahkan wajahnya, membiarkan germercik air membasahi pahatan wajahnya yang sempurna. Vi membayangka bagaimana dulu pertama kali mengenal Sirta. Gadis cantik yang ia kenal sejak SMA, yang membuat hatinya menghangat karena cinta Sirta yang tulus. Vi mengingat kebahagiaan yang ia ukir bersama dengan Sirta sejak awal pacaran hingga menikah, dan sekarang malah semakin memanas keadaannya hanya karena Vi ingin memiliki anak, dan selalu ditolak oleh Sirta. Vi benar-benar merindukan momen romantis dan harmonis seperti dulu lagi.

Dada Vi merasakan sentuhan yang begitu intim dari jari seorang perempuan yang sangat ia kenal. Sentuhan yang begitu memabukkan Vi, namun kali ini rasanya beda. Mata Vi terbuka dan menatap tajam pada perempuan yang sedang menyentuh dadanya, mengusap dadanya dengan lembut penuh gairah, bahkan sudah menyentuh bagian inti tubuh Vi yang sangat disukai perempuan itu.

“Mau apa kamu!” tanya Vi dengan tatapan nyalang. Emosi yang baru saja reda, kini kembali tersulut saat tangan Sirta berselancar di tubuh Vi untuk membangkitkan gairah Vi.

“Aku kangen begini, Honey? Kita main di sini ya?” ajaknya dengan penuh gairah, dan mulai mencumbu suaminya.

“Aku akan melayani kamu, kalau kamu mau stop meminum pil kontrasepsi itu, dan memberiku anak!”

Vi langsung menyingkir dari Sirta. Mengambil handuknya lalu melilitkannnya di pinggangnya. Vi langsung keluar dari kamar mandi, lalu memakai kaos dan celana pendek, dia langsung pergi ke kamar tamu untuk tidur di sana. Sedangkan Sirta yang hasratnya sudah menggebu, dia tidak bisa menahan hasratnya itu, ia mulai bermain sendiri, membayangkan tubuh suami yang sangat ia cintai.

“Diajak enak-enak gak mau! Maunya anak, anak, dan anak! Aku ingin bebas tanpa anak, Vi!” ucapnya kesal dengan menyenangkan tubuhnya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!