Evelyn Arasely adalah seorang gadis manis yang periang.putri tunggal Bapak Walikota Sofyan Martadinata. kehidupannya yang serba berkecukupan menjadikannya seorang putri di istana sang Ayah. suatu ketika di kampus yang bergengsi tempat dia mengenyam pendidikan, kedatangan seorang Mahasiswa yang tadinya nonaktif namun kembali melanjutkan kuliahnya satu jurusan dengan Evelyn Arasely di Fakultas Hukum dan Tata Negara. Evelyn Arasely sangat tertarik dengan Seniornya itu. Sagara Abhiseva nama sang Senior pria yang sangat pendiam,dingin dan terkesan angkuh,dengan pesona wajah tampannya,kulitnya yang putih dan postur tubuh yang tinggi menjulang, membuat Sagara Abhiseva sangat menarik perhatian kaum hawa di kampus itu,termasuk Evelyn Arasely. hingga suatu saat Evelyn Arasely berhasil merebut perhatian dan hati Sagara Abhiseva. mereka pun menjadi sepasang kekasih yang nampak bahagia hingga terjadi sesuatu kepada keluarga Evelyn Arasely yang membuat mereka terpaksa harus terpisah jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Alarm Evelyn Arasely berbunyi bertalu-talu. Evelyn pun terkaget dan bangun, setelah mengerjapkan matanya sejenak,dia pun bangun dan terduduk lalu meraih ponselnya.
"Baru pukul tujuh,masih ada waktu tiga jam" gumam Evelyn Arasely seraya bangkit dari tempat tidur
Mulai membersihkan apartemennya dan berolahraga.
Firma Hukum A & E Partner
Sagara Abhiseva baru saja masuk ke dalam ruangannya saat Vann William menyusul masuk dengan membawa sebuah bungkusan paket.
"Selamat pagi Pak Sagara,maaf menyela waktu Pak Sagara sebentar ini ada paket untuk Pak Sagara dibawa oleh Office Boy kantor,alamat pengirimnya Restoran Seafood Kapal Pesiar" ucap Vann William mengeja dengan nada yang terdengar bingung
Rafael Nelson yang mendengar pun ikut bingung.
"Restoran Seafood Kapal Pesiar?" gumam Sagara Abhiseva
"Buka" ucap Sagara Abhiseva
Vann William pun segera membuka paket itu.
"Dompet? ini dompet Pak Sagara?" tanya Vann William seraya mengangkat dompet itu
Sagara Abhiseva menyipitkan matanya menatap benda pipih berwarna hitam itu lalu mengangkat tangannya meminta dompet itu
Vann William menyerahkan dompet itu segera.
Sagara Abhiseva membuka dompet itu,setelah menyadari bahwa ada yang kurang dari dompet itu,dia pun memejamkan matanya.
"Berani sekali dia" gumam Sagara Abhiseva
"Ada apa Pak? apa ada yang hilang?" tanya Rafael Nelson saat mendengar ucapan Sagara Abhiseva
"Hhhmmm... kapan peserta wawancara yang lulus test itu datang menandatangani kontrak mereka?" tanya Sagara Abhiseva
"Pagi ini sekitar jam sepuluh,sekitar satu jam lagi Pak" jawab Vann William
"Khusus yang bernama Evelyn Arasely,tanda tangan kontrak kerja dia di ruangan ini tepat dihadapan saya,cukup dengan kertas kosong" ucap Sagara Abhiseva datar
Rafael Nelson dan Vann William pun saling memandang kebingungan,lalu mengangkat bahu serentak.
Evelyn Arasely pun tiba di gedung Firma Hukum A & E. dia pun turun dari taksi dan melangkah masuk.
"Nona Evelyn" sebuah suara menahan langkah kaki Evelyn Arasely sebelum masuk ke lift, dia pun menoleh mencari sumber suara itu
"Hei,Paul..." sapa Evelyn Arasely
"Selamat pagi,apa kabarmu Nona Evelyn?" tanya Paul Wilson
"Baik,dan kamu?" tanya Evelyn Arasely
"Sama baik,mengapa kau tak menelponku tempo hari? padahal aku sudah meluangkan waktuku untuk mentraktir kamu segelas kopi" ucap Paul Wilson
"Ohh... maaf,hari itu aku mendapat desk job yang lain,jadi aku buru-buru pergi,lupa memberimu kabar lagi" ucap Evelyn Arasely
"Baiklah,melihatmu ada disini kembali,sepertinya ini kabar baik,apa kau datang untuk tanda tangan kontrak kerja?" tanya Paul Wilson lagi
"Iya betul sekali,aku lulus test wawancara dan diterima meskipun masih masa percobaan selama tiga bulan,tapi paling tidak aku sudah masuk di Firma Hukum ini" ucap Evelyn Arasely seraya tersenyum kecil
"Ya,kau sangat beruntung Nona Evelyn" ucap Paul Wilson
Mereka pun memasuki lift bersama.
Paul Wilson pun meninggalkan Evelyn Arasely setelah saling bertukar nomor telpon.
"Nona Evelyn Arasely?" tanya staff HRD itu
"Iya betul,saya Evelyn Arasely" jawab Evelyn Arasely
"Maaf Nona,khusus untuk anda,tanda tangan kontrak kerjanya di ruangan pimpinan langsung ya, ruangannya ada dilantai paling atas lantai tujuh belas,silahkan naik keatas menggunakan lift" ucap staff HRD itu
Evelyn Arasely pun kebingungan.
"Ma... maaf,ta... tapi... mengapa hanya aku? maksudnya kenapa langsung di ruangan pimpinan? maksudnya pimpinan Firma Hukum ini?" tanya Evelyn Arasely tiba-tiba dilanda rasa cemas dan takut
"Iya Nona Evelyn,untuk lebih jelasnya silahkan Nona langsung naik saja ya,saya hanya menerima perintah seperti itu" ucap staff HRD itu lagi
Evelyn Arasely pun melangkah gontai,semangatnya yang meluap-luap tadi tiba-tiba menguap entah kemana.
"Pimpinan Firma Hukum A & E,bukankah itu Pak Arthur Hasibuan? mengapa dia memintaku menemuinya langsung? apakah dia mengenaliku? apakah dia sudah tahu tujuanku masuk ke Firma Hukum miliknya ini?" batin Evelyn Arasely
Dia pun naik ke lift menuju lantai tujuh belas.
*Thing... pintu lift pun terbuka
Evelyn Arasely melangkah keluar dengan kaki sedikit gemetar dan tangan yang mulai dingin
"Ya Tuhan,lindungilah aku" gumam Evelyn Arasely
Lantai ini berbeda dengan lantai yang lain, kesan dingin dan misterius,lampu yang temaram,dinding berwarna agak gelap,namun terdapat tanaman Bongsai di sepanjang jalur.
"Pagi Nona Evelyn Arasely" sebuah suara tiba-tiba menyapa Evelyn Arasely
"Ya Tuhan... kau membuatku kaget Tuan ... ehh Pak..." seru Evelyn Arasely sedikit terloncat
Vann William nampak tersenyum melihat ekspresi Evelyn Arasely
"Aku... itu... anu... tadi oleh staff HRD diminta langsung naik kelantai ini untuk bertemu dengan pimpinan" ucap Evelyn Arasely dengan terbata-bata
"Ohhh iya,betul sekali,silahkan Nona Evelyn ikut saya kedalam" ucap Vann William seraya bangkit dan masuk kedalam ruangan Sagara Abhiseva
Evelyn Arasely pun mengikuti langkah Vann William.
Saat pintu dibuka nampak ruangan yang sangat luas,dindingnya berwarna krem dan abu-abu. lukisan yang pastinya dengan harga mahal tergantung dibeberapa sisi dinding. koleksi kamera nampak berjejer di sebuah lemari kaca.
Tampak sebuah foto pemandangan sebuah taman yang sangat familiar dimata Evelyn Arasely.
"Bukankah itu taman kampusku dulu,iya betul itu taman kampusku,lapangan basketnya, pohonnya bangku tamannya,dan hei... ini seperti hasil memotret ku saat masih kuliah dulu,ada apa ini? siapa pimpinan Firma Hukum ini sebenarnya?" batin Evelyn Arasely
"Silahkan duduk Nona Evelyn Arasely,pimpinan sedang rapat evaluasi kasus,setelah itu selesai baru beliau akan menemui anda,apakah saya perlu menyiapkan minuman untuk anda Nona Evelyn?" tanya Vann William lagi
"Ohhh... cukup air mineral saja Pak..." ucap Evelyn Arasely
"Namaku Vann William" ucap Vann William memperkenalkan dirinya
"Ohh... terimaksih Pak Vann William" ucap Evelyn Arasely seraya duduk di sofa beludru berwarna biru langit itu
"Empuk sekali sofa ini" gumam Evelyn Arasely
Seraya menunggu,dia pun mengeluarkan ponselnya membalas pesan Olivia Natassia yang hanya dibacanya sekilas.
"Iya Oliv,aku sudah di Firma Hukum A & E,aku sedang menunggu pimpinan Firma Hukum ini untuk melakukan tanda tangan kontrak kerja secara langsung,entahlah apa yang terjadi disini, tapi kau tahu Oliv ada foto yang sangat familiar disini,foto taman kampus kita,dan sepertinya aku lah yang memotret taman itu dulu atau hanya perasaan ku saja,mungkin hanya mirip kan" tulis Evelyn Arasely dalam pesannya
Ruang Rapat
Para Pengacara Muda itu nampak serius memaparkan hasil penyelidikan awal mereka terhadap kasus masing-masing.
Dari ekspresi Sagara Abhiseva nampak hasil kerja mereka cukup memuaskan sementara ini.
"Cukup" ucap Sagara Abhiseva singkat
Rafael Nelson pun memberi kode kepada para pengacara itu untuk segera pergi dan menyelesaikan pekerjaan mereka.
"Terimakasih Pak" ucap mereka serentak lalu melangkah keluar dari ruang rapat
"Pak Sagara,Nona Evelyn sudah berada di ruangan anda menunggu" ucap Rafael Nelson
Mendengar itu Sagara Abhiseva hanya tersenyum tipis,lalu beranjak keluar menuju ruangan kerjanya.
"Siapkan kertas kosong" ucap Sagara Abhiseva
Evelyn Arasely pun mulai jenuh,sudah hampir satu jam dia menunggu,lalu berdiri dan mendekati foto taman itu,memperhatikan dengan seksama dan memotretnya.
*klik...
"Hei... Nona,kau paham bukan,memotret milik pribadi seseorang bisa dianggap melanggar hukum?"
