NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimana akan tinggal

Pak Sumitra beserta istrinya sedang berkumpul di ruang keluarga bersama Priyatna ketika mendengar Asih menangis tersedu sedu.

"Mah itu Asih kenapa?" ujar Pak Sumitra yang langsung menghentikan obrolan mereka bersama sang adik yang baru datang dari wilayah kota itu.

"Iya, kenapa lagi itu anak ? sebentar Pak, biar aku tengok dulu. Oh ya Yat, makanlah dulu sana di meja makan masih cukup kalo sekedar untuk mengganjal perut," ujar Bu Sumitra sembari bangkit dari duduknya.

"Nanti saja Teh, tadi kebetulan aku juga sudah mampir makan di Pujasera sekalian shalat maghrib," jawab satu satunya saudara kandung yang di miliki Bu Sumitra itu.

Sementara Bu Sumitra meninggalkan ruangan itu untuk menemui Asih yang sedang menangis bersedih, Pak Sumitra kembali melanjutkan obrolannya dengan adik iparnya itu.

"Adek kenapa kok malam malam gini nangis, pamali atuh sayang..." ujar Bu Sumitra sambil mendekati kemudian memeluk anak bungsunya itu dengan penuh kasih sayang.

"Ak Gandi dan Ak Randu nggak mau main sama Asih mamah..." rajuk Asih pada mamanya itu sekaligus menghentikan isak tangisnya.

Bu Sumitra yang sudah paham masalah anak bungsunya itu hanya tersenyum kecil, mengingat tadi sebelum kedatangan adiknya, Gandi dan Randu sudah berpamitan diam diam kepadanya untuk belajar bersama di rumah temannya.

"Ya sudah, Asih tungguin saja mereka sebentar lagi juga pulang kok nak," ujar Bu Sumitra menghibur anak bungsunya yang paling di manjakan itu.

"Yuk, Asih temuin saja Om Priyatna kasihan sudah datang dari jauh jauh kalo nggak di temani Asih,"

Asih hanya menurut saja ketika mamanya itu kemudian menggandengnya dan membawanya ke ruang keluarga dimana sekarang Sinta kakaknya yang paling sulung juga ikut terlibat obrolan ramai dengan bapak dan juga Om nya.

"Anak manis kenapa kok nangis, sini duduk dekat Om !" ujar Priyatna sambil tersenyum manis pada keponakannya itu untuk menyambut kedatangannya.

Barulah setelah beberapa lama kemudian terdengar ucapan salam dari luar ruangan dimana Gandi yang melihat Priyatna langsung bergegas menghampiri Om nya yang paling baik itu untuk menyalami tangannya.

Sementara Randu hanya berdiri di pojokan sesaat sambil menyaksikan sahabatnya bercengkerama dengan pamannya, sebelum kemudian ia ikut duduk setelah Bu Sumitra membawanya mendekat.

"Randu ini kenalkan adiknya ibu nak, beliau namanya Pak Priyatna," ujar Bu Sumitra sambil membawa Randu mendekat kepada Priyatna.

Randu hanya tersenyum malu malu sebelum kemudian menyalami dengan penuh hormat tangan orang yang sebenarnya sudah dikenalnya meskipun hanya sekilas, saat itu dia masih sangat kecil dan sedang di ajak jalan jalan oleh pamannya dan kemudian bertemu dengan orang yang sekarang berada di hadapannya itu yang ternyata adalah adik dari ibu lurah.

"Saya Randu pak," ujar Randu sambil mengangguk hormat mengenalkan dirinya.

"Sepertinya kita pernah bertemu bukan nak ?" ujar Priyatna sambil menatap wajah Randu dalam dalam.

Wajah yang bagi Priyatna sangat dikenalnya karena itu wajah dari wanita yang pernah sangat lama memenuhi hatinya saat itu.

"Benar pak, ketika itu saya sedang jalan jalan dengan Paman Wiguna," jawab Randu ramah.

"Oh iya iya, aku ingat jadi kamu sekarang sudah sebesar ini nak, dulu saat di bawa Wiguna kamu masih sangat kecil," ujar Priyatna sambil tersenyum gembira.

"Oh iya bapak turut bersedih dan berbela sungkawa ya nak atas musibah yang dialami keluarga besar kamu, percayalah bapak sangat sedih ketika mendengar beritanya, karena bapak kehilangan sahabat bapak yang paling baik karena musibah itu, yaitu pamanmu Wiguna," tutur Priyatna.

Randu tak menjawab apapun soal itu selain hanya mengangguk perlahan saja.

"Wiguna pamanmu itu teman bapak yang paling akrab, beliau sering mampir ke tempat bapak dan membawakan madu yang kualitasnya terbaik," lanjut Priyatna.

Randu hanya mengangguk membenarkan ucapan pria yang sebaya dengan bapaknya itu, karena memang pamannya sering menjual sendiri madunya ke kota saat hasilnya sedang berlimpah selain menyetorkan ke bandar bandar madu baik yang ada di sekitar maupun yang di kota.

"Randu duduk sini dekat bapak !" ujar Pak Sumitra menimpali sambil memberikan kode pada istrinya untuk membawa Asih keluar dari ruangan itu.

Bu Sumitra yang paham akan kode dari suaminya segera berpamitan pada adiknya itu dengan dalih akan membawa Asih untuk beristirahat sembari berpesan agar makan dulu sebelum istirahat.

Sedangkan Randu pun menurut apa yang dikatakan lurah desa itu untuk duduk di dekatnya.

"Jadi begini nak kemarin bapak sudah bilang kepadamu kan kalo ada yang tertarik untuk menjadi bapak asuh kamu nah beliau adik bapak inilah orangnya nak, sekarang bapak ingin dengar pendapat kamu apakah kamu bersedia menjadi anak asuh adik bapak ini dan kemudian tinggal di kota atau kamu ingin tinggal disini bersama kami tapi syaratnya hanya satu yaitu Randu harus mau bersekolah lagi," ujar Pak Sumitra sambil menatap wajah Randu.

Lagi lagi Randu hanya terdiam dan kemudian menundukkan kepalanya, karena ia benar benar tak tau harus berbuat bagaimana. Dia sadar merasa tak berhak memilih bahkan untuk hal yang berkaitan dengan hidupnya sendiri sekalipun.

Saat ini dia hanyalah anak yang baru berusia sebelas tahun, yang tak memiliki siapapun sebagai sandaran untuk alasnya berpijak di bumi ini selain orang orang yang berada di hadapannya kini tersebut.

"Jadi bagaimana Randu ? kalo Randu tak ingin kemana mana maka tentu saja sudah jelas rumah ini juga merupakan rumah kamu nak," lanjut Pak Sumitra yang semakin membuat bingung Randu.

"Biarlah Randu aku bawa ke Bogor saja kang, semalam aku dan Yeni sudah sepakat untuk mengadopsi anak ini," tukas Pak Priyatna yang setelah melihat Randu secara pribadi dan bagaimana anak itu bersikap ia semakin tertarik untuk membawanya ke keluarganya.

Yeni istrinya sudah tak mungkin melahirkan anak lagi untuknya sejak operasi pengangkatan rahimnya karena miom yang ia derita, sedangkan mereka sangat berharap memiliki anak lelaki yang tak pernah kesampaian karena anak mereka satu satunya yang mereka miliki adalah perempuan meskipun memiliki paras yang sangat cantik jelita.

"Tunggu dulu Yat, biarlah Randu yang menentukan apakah ia mau tetap disini ataukah ikut bersamamu," ujar Pak Sumitra yang membuat Pak Priyatna bingung atas sikap kakak iparnya itu.

"Baiklah kalo begitu biarlah Randu memikirkannya malam ini, karena malam ini aku akan menginap disini tapi besok setelah sarapan aku akan segera berpamitan kang," ujar Pak Priyatna

Sebenarnya lah Randu sudah memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, tempat dimana ia dilahirkan ke dunia ini namun di tempat ini pula segala sendi kehidupannya seakan terhempas begitu saja.

Jika tetap tinggal di tempat ini, Randu merasa akan selalu dibayangi tragedi itu dan itu tak bisa membuatnya move on dari musibah yang merenggut segalanya darinya itu. Hanya saja mulutnya terlalu kelu untuk berbicara.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!