NovelToon NovelToon
CINTA DAN AMARAH

CINTA DAN AMARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aghie Yasnaullina Musthofia

Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.

Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 DEJAVU

Syava sampai di panti, ia disambut oleh ibu dan adik-adiknya, karena hari ini weekend.

"Sya,,, apa kamu tidak kejauhan kalau setiap hari PP dari kantor ke panti? ", tanya Santi, yang kini ausah duduk berkumpul dengan adik-adiknya.

"Syava juga lagi mikirin itu bu,,,", jawab Syava sembari memandang ibunya.

"Ongkosnya itu tiap hari pasti lumayan Sya,,,dan ibu takut kamu kecapekan dijalan, apalagi tanganmu sering kram"

"Apa Syava cari kos-kosan aja ya bu didekat kantor,,,? Tapi nanti ibu gimana?"

"Jangan mikirin ibu,,, ibu baik-baik aja,, lagian ada mbak Ninik yang selalu bantuin ibu ngurus adik-adikmu"

Syava berfikir sejenak. Kemudian tersenyum memandang ibunya.

"Emmm baiklah bu,, lusa Syava akan cari kos-kosan dekat kantor Syava"

*

*

Di balkon sebuah apartemen, seorang perempuan sedang meratapi nasibnya.

" Sudahlah Sis,,, jangan mikirin Rey terus,, lihatlah dirimu, kau seperti mayat hidup, dan badanmu semakin kurus "

"Hiks, hiks, hiks,,, aku merindukan Reyner, Don. Aku tidak bisa melupakan kasih sayangnya yang lembut dan penuh perhatian".

" tapi ini sudah terjadi Sis, dan kamu gak bisa rujuk lagi sama dia".

"Aku tau Don, tapi aku berharap Reyner masih belum move on dariku".

Saat kejadian malam itu Doni tidak lagi mau menyentuh Siska karena dia tidak mau melakukannya jika Siska tidak mau. Namun yang pasti Doni tetap menemani disaat Siska terpuruk.

Siska tidak menyalahkan Doni, karena semua ini memang salahnya sendiri yang memaksa Doni melakukan hubungan percintaan tersebut.

***

Hari minggu yang begitu cerah, Syava sudah yakin untuk mencari kos-kosan di dekat kantor ia bekerja. Syava mengemas bajunya sebagian yang ia pakai untuk bekerja, dan sebagian ada dipanti, karena setiap weekend nanti Syava akan pulang.

Ia merogoh ponsel nya menghubungi sahabatnya.

"Hallo Sya ada apa? "

"Len,,, nanti sore temenin gue nyari kos ya,,, yang deket-deket kantor? "

"Lah emang lo mau ngekos? "

"Iyaaa, ibu nyuruh gue cari kos yang deket kantor, biar gue gak bolak-balik dari kantor ke panti, lo tau sendiri kan jaraknya lumayan"

"Kenapa gak tinggal di rumah gue aja, kan sayang uangnya, bisa lo tabung, daripada buat bayar kos"

"Serius lo? "

"Seribu rius malah, rumah gue kan gak jauh-jauh amat dari kantor, lo bisa tinggal disini kapanpun lo mau"

"Ih gak ah, gue takut ngrepotin lo ama ibu Sarah"

"Lo kayak ama siapa aja sih Sya, lo ama gue itu udah bestong, kaya besi yang gak bisa kepotong, nempel terus gak bisa dipisahin"

"Yeee enak aja, kalo gue nikah masa lo mau nemplok gue mulu"

"Hahahah itu mah beda cerita kali,,,. Udah mending sekarang lo siap-siap, nanti gue tunggu dirumah, jangan berangkat terlalu sore biar gak kemaleman, oke"

"Siap bos,,, thanks ya Len,,, lo sahabat gue yang paling the best"

"Yang the best itu lo,,, kan yang mau nerima gue jadi sahabat kan cuma lo doang hahahah"

Syava terpingkal mendengar ucapan sahabatnya, dari dulu Leni memang tidak pernah memiliki teman, dan Syava lah yang mau berteman dengan nya dan mau mendengar semua keluh kesahnya, hingga sampai kini mereka dewasa.

Mereka mengakhiri panggilannya.

.

Pukul 3 sore, Syava sudah menceritakan semua pada Santi, dan Santi lagi-lagi bersyukur karena Syava menginap di rumah sahabatnya Leni dan tidak jadi ngekos.

"Ibu baik-baik ya,,, jaga kesehatan,, kalo weekend Syava pasti akan pulang"

"Iya Sya,,, kau juga jaga dirimu baik-baik, sampaikan salam ibu pada Leni dan Sarah"

"Siap bu,,, Syava berangkat ya bu,,,?", ujar Syava sembari menyalami tangan Santi.

"Iya hati-hati ya nak,,,,!", dan dijawab anggukkan oleh Syava.

Syava mulai melajukan motor nya, dan menghilang dari pandangan Santi.

Santi menghela nafasnya.

"Semoga kau selalu bahagia Sya,,, ayah dan ibumu pasti merindukanmu"

Hah apa ini, apa jangan-jangan orang tua Syava masih hidup, kenapa bu Santi mengatakan itu?.

***

Dirumah Leni.

"Akhirnya lo dateng juga Sya, ibu gue nungguin lo dari tadi"

Syava menghampiri dan menyalami tangan Sarah.

"Bagaimana keadaan ibu,,,?", ucap Syava tulus, Syava tau jika keadaan bu Sarah tidak baik-baik saja, namun tak ia tampakkan pada Leni putrinya ataupun Syava.

"Baik Sya,,, kamu udah makan belum?, ibu udah masak makanan kesukaan kamu"

"Wah benarkah, makasih ya bu,,,? ", Syava memeluk bu Sarah seperti ibunya sendiri, dan Leni tidak pernah merasa cemburu sedikitpun.

" iya sama-sama, ayo kamu makan dulu sana, kamu pasti capek tadi perjalanan kemari"

"Iya bu,,, aku sangat kelaparan tadi di jalan", ujar Syava manja dengan mengelus perutnya, ia selalu seperti itu, menghargai setiap kebaikan yang diberikan padanya.

.

Dimeja makan Syava dan Leni memakan hidangan yang dibuat Sarah. Sarah memandangi keduanya, ia merasa seperti punya 2 orang putri.

" kok ibu gak makan? "

"Ibu udah makan,,, tadinya mau ajak Leni tapi dia mau nungguin kamu katanya, yaudah ibu makan duluan"

Syava ber"oh" ria serta menganggukkan kepalanya.

"Ih Syava kebiasaan deh,,, mencuri krupuk"

"Hehe,,, krupuknya kejauhan Len,,, "

"Ih,,, dasar, doyan krupuk, awas terbang lo nanti"

"Biarin, wleee,,, ", ejek Syava, tapi Leni sama sekali tidak marah dan malah lucu melihatnya.

Ditengah-tengah makan mereka, handphone Syava berdering, Syava menatap layar, ternyata Aris kekasihnya, Syava segera mengangkat panggilan,

" hallo, kenapa beb?"

... 

"Sekarang? "

... 

"Baiklah, dimana? "

... 

"Boleh ajak Leni gak? "

... 

"Oh gitu yah, oke habis ini aku otw ya,,,? "

... 

"Bye... "

Leni memberi kode 'ada apa'.

"Aris ngajak gue ketemuan di mall deket sini, katanya ada hal penting yang mau dibicarakan, dan gue gak boleh ngajak lo", wajah Syava muram, karena ia juga pengen ngajak Leni, sekedar merefresh otak karena besok sudah kembali bekerja.

"Yaudah sih gak papa,, lagian deket ini,,, tapi, pulangnya jangan malem-malem, oke"

"Oke deh,,, kapan-kapan kita hangout bereng ya,, sama ibu juga", Syava menoleh pada Sarah.

Sarah yang hanya diam memperhatikan, tiba-tiba  mengernyitkan dahinya.

"Lah kenapa bawa-bawa ibu, ibu gak mau ah, lagian ibu udah gak kuat jalan lama-lama"

"Tapi kan ibu juga butuh refreshing bu,, biar ibu seneng,,", Sahut Leni, Syava juga mengangguk tanda setuju.

" dengar ya,,, walaupun ibu sakit-sakitan, ibu tetap bisa merasakan kebahagiaan, apalagi ibu mempunyai putri yang baik dan sayang sama ibu seperti kalian, itu menambah kebahagiaan ibu"

"Ah ibu,,, "

Seketika keduanya berdiri dan memeluk Sarah.

Syava sejak kecil bersahabat dengan Leni, dan Syava sudah menganggap Sarah seperti ibunya sama dengan Santi, dulu rumah Leni masih di dekat panti asuhan milik Santi, tapi saat itu ayah Leni sering mabuk-mabukan dan akhirnya menjual rumah tersebut, beruntung Sarah mengambil uang penjualan rumah itu diam-diam, karena jika tidak uang itu akan habis untuk bermain judi.

Pada akhirnya mereka pergi dari lingkungan itu, dan memilih rumah di tengah-tengah gang agar harganya tidak terlalu mahal, yaitu rumah yang ditempati Leni sekarang.

***

Masih jam 5 sore, Syava langsung OTW  ke mall untuk ketemu dengan Aris.

"Ada apa sih beb,,, kok ngajak ketemuannya dadakan, hari minggu lagi, harusnya kan kemarin malam mingguan, tapi kamu nya sibuk", Syava tak henti bicara sementara Aris nampak tak merespon ocehan Syava.

" Aku mau nikah Sya... "

Syava terlonjak kaget mendengar perkataan Aris, ia menatap Aris dalam, hatinya berdetak sakit.

"Apa maksudmu Ris?"

"Aku minta maaf Sya,,, mamaku jodohin aka sama anak temennya, dan aku gak bisa bisa nolak", kata Aris sambil menyodorkan undangan pernikahan Aris dengan wanita yang dijodohkan oleh orang tuanya.

"Kenapa tiba-tiba? Kenapa kamu gak bilang kalau kita saling mencintai? ", tanya Syava dan kini matanya mulai berembun.

Aris tak kuasa menjawab, karena sejatinya Aris suka dengan cewek yang seksi bak model seperti wanita yang akan dijodohkan padanya, apalagi Aris anak dari orang tua yang terpandang.

"Maafkan aku Sya,,,tapi,,", belum usai Aria menjawab.

"Apa karena dia kaya? Terus cantik, putih, s*ksi, rajin kesalon, aku juga bisa kok kayak gitu kalau punya uang", airmata Syava kini audah banjir di pipinya.

" Yah mau gimana lagi Sya,,, orang tuaku juga terus maksa aku jauhin kamu,,, dan harus nerima perjodohan ini, kalau enggak aku gk bakal dapet harta warisan orang tuaku"

"Heh! Basi! "

Syava tersenyum mengejek, ia tau jika orang tua Aris selalu memandang B3 wanita yang dekat dengannya.

Hening

"Aku minta maaf Sya, aku harus pergi,, aku gak mau ngecewain orang tuaku, kita sampai disini saja, sorry,,, "

Dengan tega Aris meninggalkan Syava tanpa rasa bersalah.

Syava hanay memandang langkah Aris yang semakin menjauh.

"Hiks,,, hiks,,, hiks tega kamu Ris,,,, "

Syava menangis sejadi-jadinya diatas kedua tangannya yang diletakkan di atas meja.

...

Puas menangis Syava berlari menuju pintu keluar, tanpa diduga Syava lagi-lagi menabrak Reyner yang akan  masuk mall.

Bugh...

Tabrakan maut itu terulang, Syava terpental hampir terjungkal kebelakang, namun tangan Reyner gesit menangkap pinggang Syava, Syava yang tadinya akan terjungkal terbawa dalam pelukan Reyner yang mencengkram kuat tangan kekarnya.

"Hahhh,!!! "

Mata mereka bertemu, dan,,, dag dig dug duarr jantung Reyner seketika bedebar kencang, Syava yang menatap mata Reyner pun ikut merasakan debaran jantungnya, ia merasa hangat berada dipelukan Reyner, ditambah aroma maskulin tubuh Reyner membuat Syava merasa nyaman.

Sepersekian detik terlewati mereka kembali memperbaiki posisi nya masing-masing,

"Ehem,,, " Reyner berdehem untuk mentralkan jantungnya, ia tidak menyangka akan bertemu Syava lagi.

Dan ternyata Reyner bersama dengan Arini.

Arini menatap sumringah pemandangan barusan. Tapi tiba-tiba....

"Hwaaaaa,,, aku menabrak bapak lagi,,, huwaaa,,, ", Syava menangis kencang dengan menutup wajahnya karena malu, membuat keduanya terkejut.

" Syava ada apa, kenapa kau menangis? ", tanya Arini

" huwa,,, aku tidak sengaja nabrak pak Reyner tante,,, pasti dia akan marah-marah lagi,, huwaa,,,"

Arini menatap tajam Reyner, Reyner mengangkat kedua tangannya tanda tidak tahu apa-apa.

"Sudah jangan menangis lagi,,, Reyner tidak akan marah kok..  Ayo kita duduk disana", Arini menunjuk tempat foodcourt untuk mengajak Syava sedikit berbincang, Syava hanya pasrah mengikuti Arini, Rey mengekor di belakang mereka.

" kamu kesini sama siapa? Kamu sendirian?"

Airmata Syava kembali banjir, dan masih terisak, dan berhasil membuat Rey dan Arini saling pandang.

"Hiks,, hiks, aku tadi tidak sendirian tante,,, tapi sekarang aku ditinggal sendirian,,, hiks,, hiks"

"Memangnya ditinggal kemana? "

"Aku ditinggalin pacar aku nikah tante, hwaaa,,,, "

Mata Reyner dan Arini membola, dan kembali saling bertatap.

"Sabar ya,,, ", Arini mengelus punggung Syava.

"Masih bocah main pacaran", celetuk Reyner. Dan langsung mendapatkan tatapan tajam Arini

.

Syava kembali tenang karena semangat dari Arini. Arini merasa dejavu, dulu Reyner juga menangis seperti ini karena dihianati dan sekarang Syava pun demikian.

***

1
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa..
Tuti asih
suka ...tp syg g tuntas
Tuti asih
kecewa...
Arisu75
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Haris Saputra
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Coralfanartkpopoaf
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!