NovelToon NovelToon
Kallea Jidan

Kallea Jidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Berondong / Cintamanis / Kaya Raya / Cinta Murni
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Alquinsha

Jidan bersumpah tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti Kallea.

Jidan akan menjadi malaikat pelindung bagi Kallea dan akan menjadi mesin penghancur bagi siapapun yang berani menyakiti Kallea.

Tentang gadis penuh luka bernama Kallea dengan penyembuh lukanya, Jidan Xavier.

Bagaimana kisah selengkapnya? ikuti terus ya...



Instagram: lightquinsha_
Tiktok: candylight_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KJ #6

Kallea memperhatikan Jidan yang sedang lahap makan masakannya. Kalau saja tadi Kallea menerima tawaran Dania untuk makan bersama, mungkin Jidan tidak akan bisa makan selahap itu.

Kallea pernah beberapa kali makan bersama keluarga Xavier. Suasana di meja makan saat ada Jidan dan tidak ada Jidan terasa sekali perbedaannya.

Saat tidak ada Jidan semua bisa fokus dengan makanan, tapi saat ada Jidan semua orang hanya berfokus pada Jidan dan hanya terus membicarakan kesalahan Jidan.

Sebagai orang luar Kallea tentu tidak bisa meminta mereka berhenti membicarakan hal buruk tentang Jidan dan hanya bisa diam menyimak.

Kallea bersyukur keputusannya untuk tidak makan di rumah keluarga Xavier menjadi keputusan yang tepat. Karena sekarang Kallea bisa melihat Jidan makan dengan lahap tanpa gangguan siapapun.

"Kenapa, kak?" tanya Jidan menyadari perempuan di depannya terus menatapnya.

Jidan berhenti mengunyah dengan sebelah pipinya yang mengembung gara-gara makanan. Tadi Jidan fokus makan, baru menyadari ada orang yang terus menatap padanya.

"Gapapa," jawab Kallea tersenyum menatap Jidan.

Senyuman Kallea membuat Jidan yang sudah bingung semakin bingung. Entah kenapa Jidan merasa ada sesuatu dari tatapan Kallea padanya saat ini.

"Gimana masakan kakak? enak gak?" pertanyaan itu membuat Jidan berhenti mempertanyakan alasan Kallea terus menatapnya.

Mungkin Kallea terus menatapnya karena ingin menanyakan tentang masakannya. Ya, mungkin saja.

"Enak kok, enak seperti biasanya," jawab Jidan kembali mengunyah makanan di dalam mulutnya.

Kalau makanannya tidak enak, tidak mungkin Jidan makan selahap itu. Tentu saja masakan Kallea enak dan terbaik menurut Jidan.

"Syukur deh kalau enak," akhirnya Kallea ikut makan dan mencoba sendiri masakannya.

Kallea lumayan jago memasak, bahkan semua menu yang ada di cafe merupakan hasil kreativitasnya sendiri. Meskipun menunya hampir sama dengan cafe lain, tapi cafe Kallea memiliki ciri khas tersendiri.

"Oh ya, malem ini aku nginep disini ya?" ucap Jidan setelah menelan makanan di dalam mulutnya.

Jidan memiliki apartemen sendiri, tapi Jidan lebih nyaman dan betah berada di apartemen Kallea. Karena disini ada orang yang mau memanjakannya.

Jidan tidak pernah dimanja lagi oleh keluarganya setelah memutuskan mengambil jurusan kuliah yang tidak sesuai dengan yang mereka inginkan, sehingga Jidan sangat suka dimanja oleh Kallea.

"Oke," ucap Kallea langsung menyetujuinya.

Jidan sudah sering menginap sehingga Kallea dengan sangat mudah mengiyakannya. Lagipula, Kallea juga merasa aman kalau Jidan menginap di apartemennya.

Orang lain mungkin merasa tidak nyaman tinggal bersama lawan jenis, tapi Kallea berbeda. Kallea justru merasa aman saat Jidan menginap di apartemennya.

Kallea memiliki ketakutan terhadap kegelapan dan suara petir. Keberadaan Jidan di apartemennya membuat Kallea tidak perlu khawatir jika tengah malam tiba-tiba mati lampu atau ada suara petir.

"Habis makan kamu mandi, baju tidurnya ada di lemari biasa."

Karena kebiasaan Jidan menginap di apartemen Kallea, ada banyak baju Jidan di lemari Kallea, termasuk baju tidur Jidan. Bahkan, Jidan memiliki tempat sendiri untuk menyimpan baju-bajunya di apartemen Kallea.

"Iya," setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka, keduanya fokus dengan makanan.

Setelah sekian lama hanya terdengar suara alat makan, Kallea akhirnya kembali bicara.

"Oh iya, hampir aja kakak lupa," ucap Kallea berhenti makan mengingat ada sesuatu yang belum dirinya sampaikan pada Jidan.

"Kenapa?" tanya Jidan menatap Kallea sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Kakak udah ngasih kunci kostan sama Rayyan dan yang lain, mereka semua bilang makasih sama kamu," ucap Kallea.

Pantas saja dari tadi Kallea merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, ternyata Kallea belum menyampaikan masalah kostan karyawannya pada Jidan.

"Mereka seneng banget waktu kakak kasih tahu kamu beneran ngasih mereka kostan," ucap Kallea memberitahu yang seharusnya Jidan tahu.

Akhirnya, sekarang hati Kallea merasa lega setelah memberitahukan hal itu pada Jidan.

"Syukur deh, aku ikut seneng dengernya," ucap Jidan tersenyum menatap Kallea.

Jidan membelikan kostan untuk karyawan Kallea bukan semata-mata demi menyembunyikan hubungannya dengan Kallea, Tapi karena Jidan beberapa kali mendengar karyawan Kallea mengeluh tentang membayar kost.

Sudah dari dulu Jidan ingin membantu mereka, tapi Jidan belum menemukan momen yang tepat untuk membantu. Kebetulan sekali kemarin momennya sangat tepat.

"Terus kapan katanya mereka pindah?" tanya Jidan menyuapkan nasi terakhir ke dalam mulutnya.

Jidan tidak menyisakan nasi sedikit pun di piringnya saking enaknya masakan Kallea. Menurutnya masakan restoran saja kalah enak dengan masakan Kallea.

"Kakak belum nanya soal itu," jawab Kallea seadanya.

Tadi Kallea buru-buru pergi dari cafe, sampai lupa menanyakan kapan karyawannya akan pindah kostan.

"Yaudah, besok kita tanya mereka. Siapa tahu aja mereka butuh bantuan untuk pindahan," ucap Jidan tidak mempermasalahkan itu.

Kallea mengangguk. Tapi kemudian Kallea terlihat seperti kepikiran akan sesuatu.

"Kenapa, kak?" tanya Jidan menyadari ada yang salah dari raut wajah Kallea.

Jidan bisa dengan mudah menyadari perubahan raut wajah Kallea karena mereka memang sedekat itu. Mereka seperti memiliki koneksi tersendiri untuk bisa memahami satu sama lainnya.

"Kayaknya tadi kakak lupa ngasih tahu mereka dimana kostan nya," ucap Kallea membuat mata Jidan sedikit melebar.

Bisa-bisanya Kallea lupa memberitahu tempat kost yang dibeli Jidan untuk karyawannya. Tapi untungnya ini artinya Kallea tidak sedang menghadapi masalah yang berat seperti yang Jidan pikirkan.

"Yaampun, kak. Jadi kakak cuma ngasih kuncinya sama mereka? mereka juga gak nanya dimana kostan nya?" tanya Jidan tidak habis pikir.

Jidan tahu Kallea sering melupakan sesuatu, tapi siapa sangka Kallea akan lupa memberitahu tempat kost para karyawannya.

Bagaimana karyawannya akan pindah kalau mereka saja tidak tahu dimana tempat kostnya?

"Iya," Kallea menggaruk kepalanya yang tidak gatal menyadari kebodohannya. Kallea juga tidak menyangka dirinya bisa melupakan hal sepenting ini.

"Kakak pasti kebanyakan melamun ya? kakak lagi mikirin apa, hem?" tanya Jidan lembut.

Sebenarnya, Jidan mengetahui alasan Kallea sering lupa. Bukan karena sering melamun, tapi karena otaknya yang terlalu keras berusaha untuk melupakan rasa sakit yang dialaminya selama ini.

Pertanyaan Jidan hanya sekedar basa-basi sekaligus menunjukkan rasa perhatiannya terhadap Kallea.

"Kakak juga gak tahu kenapa bisa lupa. Nanti deh kakak chat mereka dan ngasih tahu alamatnya."

Sementara itu di tempat lain, di cafe bucin, Rayyan dan yang lainnya terlihat berpikir keras menatap kunci di tangan mereka.

Tadi bos mereka memberikan empat kunci, tapi sepertinya ada yang kurang dan mereka tidak tahu apa yang kurang.

"Kalian ngerasa ada yang kurang gak sih?" tanya Raka pada teman-temannya.

Cafe sudah dari tadi tutup. Mereka sedang persiapan untuk pulang, tapi ada sesuatu yang menahan mereka.

"Kunci kostan nya bener empat, tapi kok rasanya ada yang kurang gitu?" ucap Raka lagi.

"Iya, gue juga ngerasa ada yang kurang," sahut Dhani angguki Aska.

Rasanya ada yang kurang, tapi tidak tahu apa.

Ting

Ting

Handphone mereka berempat berbunyi secara bersamaan. Ada pesan masuk yang mereka terima di aplikasi ikon hijau.

"Bos chat di grup," ucap Rayyan yang lebih dulu mengecek handphonenya dan melihat pesan dari bos mereka di grup.

Kallea dan keempat karyawannya memiliki grup di aplikasi ikon hijau. Yang berguna untuk membahas tentang kerjasama mereka sebagai karyawan dan pemilik cafe.

Mereka biasanya hanya membahas tentang cafe disana, tapi kali ini pembahasannya berbeda.

"Chat apa si bos?" tanya Aska ikut mengecek handphonenya sendiri.

Setelah semuanya membaca pesan dari Kallea di grup, mereka akhirnya tahu apa yang kurang.

"Oh, tadi bos lupa ngasih tahu dimana kostannya?"

BERSAMBUNG

Terimakasih sudah membaca novel ini...

Jangan lupa tinggalkan jejak biar semangat update 😉

1
anyarai
alur nya lambat ya kk,,
tp ok kok
Syaira Liana
sangat bagus ceritanya seru
⋆ ˚。⋆୨ Light 🧸 ୧⋆ ˚。⋆: terimakasih ❤
total 1 replies
anyarai
baru mampir kk
⋆ ˚。⋆୨ Light 🧸 ୧⋆ ˚。⋆: terimakasih udah mampir ❤
total 1 replies
i am. Virgo
baru nyampe eps 5 aja udah seru❤
Syaira Liana
sabar ya jidann
Syaira Liana
sabar ya jaydenn
Syaira Liana
jidañ ayooo kejar kalea terus 🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!