Aldan harus menuruti kemauan sang Ayah untuk menikahi musuh abadinya dimulai dari masa SMA. Menikahi Alya tidak pernah terbayang dalam benaknya, terlebih lagi umurnya yang masih terlalu muda untuk menjamah sebuah hubungan pernikahan.
•
"Yang benar saja, Ayah.. Aku harus menikahi gadis tantrum itu?" Tanya Aldan sembari menunjuk ke arah Alya yang menatap nya tajam.
"Yaelah, aku nggak akan tantrum kalau Lo nggak ganggu!" Lawan Alya tak mau kalah.
SEASON 2 Cerita ini=→Istri Dadakan Om Duda
~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PDAS~~Chapter 28
Persiapan acara kelulusan berjalan dengan baik, seluruh siswa sudah sangat tidak sabar menyambut hari yang sangat membahagiakan. Apa lagi Alya yang kini sedang berbicara dengan Hadzel untuk membahas semua soal rangkaian acara besok. Sudah pasti kedua wanita itu sudah tidak sabar, terlebih lagi Alya yang sudah sangat excited kali ini.
Bahkan waktu yang seharusnya masih berada di sekolah, kini Alya dan Hadzel malah menuju Mall. Mengingat sudah tidak ada hal yang penting, maka Alya mengajak Hadzel untuk menemaninya mencari mahkota untuk dipakai besok.
“Sudah pamit sama Aldan belum?” Tanya Hadzel kala menuju toko aksesoris, sudah berapa kali Hadzel bertanya tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Alya.
Alya menghela napas panjang sambil menatap Sahabatnya itu, ia tidak tahu harus jujur atau tidak sekarang. “Sudah, tapi aku pamit sama Aldan pergi sore. Malah kita pergi siang begini, kemungkinan dia ngamuk nanti.” Jawaban Alya membuat Hadzel terkejut tentunya.
“Astaga, lo itu gimana si, Al? Gimana nanti kalau gue yang jadi bahan amukkan Aldan?” Tanya Hadzel, ia tidak mengerti dengan arah pemikiran Alya sekarang.
Sementara Alya terlihat tenang saja, ia yakin Aldan juga tidak akan memperdulikannya kali ini. Mengingat ada Thena disela mereka, last Aldan akan sibuk dengan wanita itu.
“Aku rasa sudah cukup, ayo kita makan ramen.” Ajak Alya yang langsung diangguki oleh Hadzel.
Keduanya berjalan menuju Restoran ala Jepang sambil bercerita ketika melihat hal-hal yang lucu. Kala melewati salah satu toko pakaian dari brand ternama, tidak sengaja Alya seperti melihat sang Ibu. Cepat-cepat Alya langsung mengejar langkah kaki sang Ibu yang sudah berjalan sedikit jauh.
“Ada apa, Al?” Tanya Hadzel, ia menarik tangan Alya untuk berhenti berlari.
“Aku lihat Ibu, Zel.. Lo disini aja, gue mau ngejar Ibu dulu..” Jawab Alya, ia melepaskan tangan Hadzel yang menggenggam erat tangannya. Alya langsung berlari mengejar Dara yang sudah berjalan jauh, Alya ingin menghampiri sang Ibu.
Alya terus mengejar langkah kaki Dara hingga menuju luar Mall, Dara menuju mobil yang terparkir tidak jauh darinya. Mobil itu sangat asing dimata Alya, ia tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya. Alya lebih terkejut kala melihat Dara masuk ke dalam, bahkan sempat melirik kesana-kemari.
“Ibu pergi dengan siapa? Tidak mungkin dengan ayah, karna ayah pasti masih kerja jam segini.” Gumam Alya didalam hati.
Tidak mau terus berpikir sendiri, Alya mengikuti Dara dengan menaiki Taxi. Jantung Alya berdebar kali ini, ia memang selalu curiga dengan aktivitas sang Ibu diluaran. Karna Dara sama sekali tidak ada waktu di rumah, hanya sibuk bermain keluar negeri dan terkadang sampai menginap di rumah temannya.
••
Perasaan Alya menjadi tidak karuan kala mobil Dara berhenti di Hotel Bintang Lima. Alya turun dari Taxi, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Dara ditempat seperti ini. Hingga mata Alya membola sempurna kala melihat Dara yang turun bersama dengan sosok pria asing. Pria yang sangat mesra merangkul pinggang Dara, bahkan sempat saling mengecup bibir satu sama lain.
“Ibu selingkuh?” Alya seakan mimpi, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Dengan pelan-pelan Alya melangkah mengikuti Dara dengan pria asing itu yang masuk kedalam Hotel.
Bahkan air mata Alya seakan beku, tapi hatinya menjerit. Sungguh sakit yang kali ini Alya rasakan, ia tidak bisa berkata-kata lagi. Alya terus mengikuti hingga menuju kamar yang berada di lantai atas.
“Kau tidak menyadari kedatangan ku karna terlalu larut dalam kemesraan itu, atau kau sudah biasa seperti ini, Ibu?” Tanya Alya didalam hati sambil mengintip pintu kamar Dara yang sudah tertutup rapat.
Alya memaksa memejamkan matanya hingga air mata itu jatuh sudah. Alya berusaha menguatkan keadaannya sendiri, ia berusaha untuk kuat menghadapi kenyataan ini. Bahkan Alya berniat untuk memergoki sang Ibu kali ini, Alya tidak menyangka jika Dara sanggup mengkhianati Reygan.
Bangkit lalu menyeka air matanya, Alya menuju pintu ruangan dimana Dara dan selingkuhannya berada. Dengan menarik napas dalam-dalam Alya mengetuk pintu, terus ia ketuk hingga pintu itu terbuka sendiri.
Sudah pasti keduanya lupa mengunci pintu, tanpa permisi Alya masuk begitu saja. Samar-samar ia melihat bayangan Dara bercumbu mesra dengan pria asing yang tidak jelas wajahnya, karna sedari tadi pria itu memakai masker. Kali ini Alya hanya dapat melihat punggung belakang saja, apa lagi kali ini Dara mencium mesra Pria asing itu.
Suara menjijikkan terdengar di telinga Alya, ia sampai menutup telinganya sendiri dengan air mata yang berlinang deras. Alya tidak sanggup melihat kelakuan sang Ibu lagi, ia langsung berlari keluar menuju lantai bawah. Didalam lift Alya bergetar, seakan susah untuk bernapas.
Wajah Reygan terbayang dibenak Alya, ia menjadi tidak tega dengan sang Ayah. Alya kembali menuju lantai atas, ia ingin memperingati sang Ibu yang sudah berani bertindak seperti ini kepada keluarga kecil mereka. Cepat-cepat Alya melangkah kembali menuju kamar Dara tadi, tapi kala sampai disana Alya dikejutkan dengan banyaknya aliran darah di pintu.
Dan juga banyak orang yang melihat sesuatu yang terjadi didalam kamar.
“Maaf, Nona.. Kau tidak boleh masuk, ada korban yang belum diperiksa oleh polisi.” Ucap pelayan yang membuat Alya semakin bingung.
“Korban?”
“Iya, korban pembunuhan. Korban itu seorang wanita, kemungkinan umur 40an, baru saja kejadian itu terjadi.” Jelas pelayan Hotel itu.
Ekspresi Alya tidak bisa dideskripsikan seperti apa sekarang, Alya hanya diam termenung menatap kearah korban yang dikatakan. Dimana Dara tergeletak tidak berdaya dilantai dengan pisau yang menancap di perut nya.
Alya menjerit tapi suaranya seakan hilang, ia memanggil sang Ibu tanpa suara. “Ibu.. Ibu, Ibu jangan pergi.. Jangan tinggalin Alya dan ayah, Ibu..” Jeritan tanpa suara itu terdengar sakit. Tatapan Alya seakan gelap, bayangan nya menjadi kabur. Dan pada akhirnya Alya jatuh pingsan, banyak orang yang membantunya.
tapi apapun itu makasih loh thor, karna buat cerita itu gak mudah
semangatt👍