NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:180k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Kebaikan Yang Masih Tetap Sama

Naira masuk ke dalam rumah kontrakan petak. Di mana ibunya tengah terbaring di kasur yang sudah begitu tipis.

"Bun, Naira pulang."

Naira duduk di samping sang bunda yang semakin hari semakin tak ada perubahan. Obat yang diberi dokter malah semakin membuat tubuh bunda Nena melemah.

"Bunda pasti lapar."

Naira segera menuju dapur kecil yang ada di kontrakan petak tersebut. Mengambil bubur untuk ibunya. Dia membantu ibunya untuk duduk supaya bisa makan. Ketika Naira menyuapi bubur, tangan sang bunda menyentuh ujung bibir Naira dengan pandangan kosong.

"Naira gak apa-apa, Bun."

Berkata sembari menahan tangis. Dia ingin menceritakan semuanya, tapi dia tak ingin melihat ibunya sedih. Meskipun jarang merespon, tapi bunda Nena bisa menangis jika Naira menangis. Ikatan batin seorang ibu tak bisa berdusta.

"Hidup Naira akan baik-baik saja jika Bunda selalu ada di samping Naira. Menemani Naira."

Kekuatan terbesar Naira saat ini adalah sang bunda. Dia memang bertekad untuk membalas jasa sang bunda. Di saat dirinya dan bunda Nena diusir paksa, sang bunda banting tulang mencari uang untuk membiayai Naira sekolah. Kerja dari pagi sampai malam demi untuk melihat Naira lulus SMA dan melanjutkan kuliah.

Ternyata takdir berkata lain. Di saat acara kelulusan, sang bunda tertabrak mobil hingga koma. Semua uang yang dikumpulkan sang bunda untuk biaya kuliah Naira habis dipakai membayar rumah sakit. Bahkan, kurang. Dari situ Naira bertekad untuk mencari uang. Apapun pekerjaannya akan dia lakoni. Dia pun sudah mengubur keinginannya untuk kuliah.

Namun, setelah sang bunda sadar dari koma, kondisi sang bunda seperti tak normal. Tubuhnya begitu lemas dan sulit digerakkan. Mulutnya pun sulit untuk berbicara. Jangan ditanya bagaimana perasaan Naira. Sedih? Itu sudah jelas. Tapi, dia tak ingin menunjukkan.

Malam inipun Naira tak bisa tidur. Bukan tanpa alasan, dia takut dua pria tadi datang dan berbuat hal yang kejam kepada dirinya dan sang bunda. Sambil terjaga, dia terus merapalkan doa. Belum lagi besok dia harus berangkat pagi buta dikarenakan motor butut miliknya ada di kantor. Naira hanya bisa meratapi nasibnya yang begitu malang.

Di tengah malam, bayang wajah Apang menari di kepala. Masih teringat di dalam memorinya ketika Apang membantunya tadi. Luka di sudut bibirnya perlahan membaik. Itu berkat Apang yang membawanya ke rumah sakit.

"Sikapmu sudah berbeda, tapi kebaikan kamu tetap sama," gumam Naira sambil membayangkan wajah Apang.

Di lain tempat, lelaki tinggi nan tampan pun tak bisa memejamkan mata. Kejadian di gudang tadi membuat tangannya mengepal dengan keras. Dia juga begitu tak sabar menunggu hasil pelacakan dari sang ahjussi tentang Tuan Juan dan Justine.

Kaca jendela kamarnya ada yang mengetuk. Apang pun berdecak begitu kesal. Sudah dipastikan itu adalah Abang Er. Ketika gorden jendela Apang buka, senyum khas Abang Er terukir. Apang pun membukakan pintu balkon kamar untuk putra pertama dari kakak sepupunya itu. Kini, gantian Abang Er yang membanting tubuh ke atas kasur empuk milik Apang.

"Kenapa mobil bak sampah lu kasih gaji buta?"

Omelan serta sebuah kekepoan Abang Er kemas jadi satu. Sayangnya, lelaki yang menggunakan celana pendek Hawai itu hanya berdecak kesal.

"Gak mampu kan lu buang tuh office girl?"

"Lu gak tahu ceritanya, Njan," sahut Apang lirih.

Abang Er menatap dalam ke arah Apang yang tengah menyandarkan tubuhnya di sofa. Mimik wajahnya begitu campur aduk.

"Ya udah, ceritain! Biar gua tahu."

Apang hanya menghela napas kasar. Dia sama sekali tak berniat menceritakan hal itu kepada siapapun. Belum saatnya dia bercerita.

"Kak--"

"Belum saatnya, Njan."

.

Berangkat ketika orang-orang masih tidur. Juga meninggalkan bundanya yang masih terlelap. Mata lelahnya amat kentara karena dia sama sekali tak memejamkan mata.

"Semangat, Ra! Ada Bunda yang harus kamu bahagiakan."

Kalimat itu yang setiap hari menjadi penyemangat untuknya. Lelah sudah pasti. Pilu apalagi.

Tibanya di kantor Wiguna Grup pukul enam pagi. Naira pun menghela napas lega. Dia tidak telat. Naira segera mengganti pakaiannya dan bekerja seperti biasa.

Di jam sembilan pagi, kepala kebersihan mencari Naira. Sedangkan Naira sedang mengisi botol minum para karyawan. Dia tak menolak apapun yang diperintahkan oleh karyawan di sana. Dia membutuhkan uang tambahan untuk sekedar membeli bensin. Dan para karyawan di Wiguna Grup begitu baik kepadanya. Hampir setiap hari Naira selalu dikasih uang tip setiap kali Naira membantu mereka.

"Jen, dipanggil Bapak kepala."

Rekan Naira menghampiri Naira yang sedang menaruh botol minum ke meja karyawan yang menyuruhnya. Dada Naira mulai berdegup hebat. Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.

"Aku beresin ini dulu, Kak."

.

Duduk di depan kepala kebersihan. Naira tahu arahnya mau ke mana. Dia seakan sudah terbiasa.

"Dengan berat hati, saya memecat kamu."

"Mohon maaf sebelumnya, Pak. Selama saya bekerja di sini saya tidak pernah mendapat surat peringatan. Saya pun bekerja dengan baik. Apa alasan Bapak memecat saya?"

Kepala kebersihan itupun terdiam. Dia mulai berpikir untuk mencari alasan.

"Em ... Ada kesalahan fatal yang sudah kamu lakukan."

"Kesalahan apa, Pak?" Naira masih mencecar.

Brak!

Tangan kepala kebersihan menggebrak meja dengan penuh emosi. Wajahnya sudah merah padam.

"Kata saya kamu dipecat, ya dipecat!" Suara lantang itu terdengar hingga keluar.

"Karena jamu sudah mendesak saya. Gaji kamu selama berkerja di sini tidak akan saya berikan."

Naira menunduk dalam. Ada siluet kesedihan, tapi dia juga terlihat begitu tegar karena sudah terbiasa dengan hal seperti ini.

"Bolehkah Naira mengeluh, Tuhan?"

.

Setelah jam makan siang, Naira keluar dari kantor Wiguna Grup. Sedih sudah pasti. Apalagi rekan kerja Naira begitu baik kepada dirinya.

"Jen, kalau hape kamu udah ditebus jangan lupa kabarin kita ya."

Hal kecil, tapi membuat Naira bahagia. Dia seperti memiliki saudara bekerja di kantor Wiguna. Meskipun hanya sebentar.

Melajukan motor dengan pikiran yang bercabang. Apalagi, besok dirinya harus menebus obat sang bunda. Di mana harga obatnya tak murah.

"Bun, Naira harus bagaimana?"

Tiba-tiba Naira menghentikan motornya di pinggir jembatan. Dia melihat ke arah bawah di mana arus air sungai cukup deras. Naira sama sekali tak berkata apapun. Tatapannya mulai kosong.

Ada sebuah kesedihan yang tak berkesudahan yang sorot matanya katakan. Ada rasa lelah berkepanjangan yang ingin dia sudahi. Ada kepedihan setiap kali melihat sang ibunda yang semakin hari semakin tak ada perubahan.

"Haruskah Naira mati saja, Tuhan?"

Tangan Naira ditarik dari belakang hingga dia masuk ke dalam pelukan. Seketika air matanya terjatuh walaupun dia tidak tahu siapa yang memeluknya.

Perlahan, pelukan itu mengendur. Barulah Naira bisa melihat siapa yang menariknya. Tangan Naira menyentuh wajah tampan itu.

"Kebaikan kamu masih tetap sama. Terimaka--" Perlahan mata Naira terpejam.

"Ra!!"

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

1
Andaru Obix Farfum
pipo tuh sapa yah.
Epi Tri Wahyuni
abang Er ganggu momen romantis aja sih
Henny Purwanto
ok banget g bs berkata
irma hidayat
Kecewa
irma hidayat
Buruk
🌹@tiksp💐💐
itu foto usg punya kak Fie ya... Alhamdulillah akhirnya Dalla dan Rene akan menyusul saudara yg telah dikaruniai keturunan....
Ida Farida
jngn kamu sia" kan cinta kalian
Ida Farida
hahahaha Apang sama tuan itu da kaya tom and Jerry /Grin//Grin//Grin//Grin/
Rahmawati Abdillah
kesabaran didukung dengan do'a dan ikhtiar serta pengertian dari orang yang terdekat serta kasih sayang dari semua akan menguatkan
jasmine
yaaaah cepat sekali tamatnya kak.. padahal seru lho baca cerita tuan. apa ada novel terbaru khusus cerita tuan,thor
Neny Mardiyanti
tebak2 buuah manggis😄
Neny Mardiyanti
thanks thor buat cerita yg bgs dan mendidik bahwa bersaudara hrs saling mendukung dan menjaga
semangat ya...
Riris
no komen akak....😥
sedih tuk berpisah dari kisah ini
Ida Lestari
ok lngsung baca thor.....
lnjut trus thor
semangat
Salmi Ati
segera meluncur😁😁
sum mia
oke kak.... langsung cuuuussss lah...
semoga ceritanya tetap seru dan keren . dan retensi novel bisa tinggi dan bisa menghasilkan cuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Yulia Wati
siap kak othor👍👍
Yulia Wati
ceritanya seru tp sayang kok ud end ja kak othor ni
Salim S
reyn adiknya abang Er ya....waaaah pasti seru...cuuus lah
Sri Lestari
Cerita Abang Er ya Mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!