Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak bertemu
Di tepi pantai selatan, di atas pasir hitam dan di depan ombak yang tinggi, ini yang biasa Intan lakukan dulu saat amarah dan kecewa di dalam tubuhnya sudah menumpuk.
Cara dirinya meluapkan semua perasaannya tanpa ada yang tau bagaimanapun perasaanya adalah seperti yang di lakukannya saat ini.
Intan hanya memakai gamis berwarna hitam di padu dengan jilbab wardah, Jaketnya dia tinggalkan di mobilnya. Intan duduk sambil merenung dengan semua yang dia lalui hingga usianya saat ini.
Semua percakapan dirinya dan Bundanya juga Ayah sambungnya kemarin seperti putaran kaset yang terus terputar, di tambah wajah bundanya yang sendu dan berderai air mata karena keinginan dirinya yang tak ingin menikah, belum lagi kantor dengan segudang masalahnya yang beberapa hari ini menyita pikirannya.
"Huuuuuaaaaaaaaaaaaaa..... " Teriak Intan sambil melempar batu ke arah pantai itu, di tepi pantai itu Intan datang sendirian, dia hanya ingin sendiri dulu, kebetulan tidak banyak pengunjung datang hari ini, mungkin karena hari kerja bukan hari libur dan di tambah menurut prakiraan cuaca hari ini badai tinggi di lautan, Intan sudah membaca berita itu tapi dirinya tidak peduli.
Ombak datang menggulung tinggi sekali, sekali lagi dirinya ingin membuang semua perasaannya ke lautan agar lega. "Huuuuaaaaaaaaaa Bundaaaaaaa maafin intannnnnnn.... " Teriaknya hingga ombak besar mengguyur tubuhnya hingga basah, Intan justru menikmati hantaman ombak itu meski nyaris tubuhnya terhuyung-huyung dan berakhir terduduk di pasiran.
Intan berteriak berkali-kali hingga dirinya lebih lega, tubuh Intan basah kuyup dan kotor oleh pasir hingga kemudian dia bangkit dari duduknya melangkah pergi dari pantai itu untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Intan menuju area parkir lalu menggambil ganti, saat dia melihat Handphone miliknya bernyanyi nyaring panggilan dari laki-laki sombong yang akhir-akhir ini selalu mengganggu harinya.
Intan mengacuhkan panggilan itu lalu menutup mobil dan pergi ke kamar mandi, Intan pun masuk ke kamar mandi itu dan berganti pakaian.
Setelah selesai Intan ke luar dari kamar mandi lalu masuk kembali ke dalam mobil itu dan bersandar di kursi sambil bermain handphone miliknya.
Intan membuka layar handphone nya dan berdecak kesal., "Ckkkk orang ini lagi... "
Intan membuka pesan dari kontak yang di beri nama si arogan, dengan malas namun juga penasaran.
"😠 Konyol....!!! Hay... datang temui aku sekarang di kafe biasanya atau pabrik akan rata dengan tanah!!! 😑". Pesan dari Reihan untuk Intan, Intan membalas dengan malas.
"Maaf pemilik nomor ini, sedang sibuk, sedang tidak bisa di hubungi, mohon tidak mengganggu lagi... 🙏" Balas Intan, lalu Intan menyalakan mesin mobilnya, kemudian membawa mobil itu keluar dari parkiran Pantai Parangtritis jogjakarta itu menuju ke jalan raya.
Intan melaju pelan sembari menikmati perjalanan nya, namun handphone miliknya selalu berdering panggilan dari kontak si arogan itu berkali-kali. Intan tak mau peduli, dia justru memasang mode getar dan menaruh handphone miliknya di tas lalu menyalakan musik di mobilnya.
Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dari-Mu
Ku pasrahkan semua pada-Mu
Tuhan baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cinta-Mu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Ilahi Muhasabah cintaku
Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku dengan-Mu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya illahi muhasabah cintaku
Intan mematikan musiknya saat dia melihat warung lesehan yang lumayan ramai di sana, mobilnya dia parkir lalu dirinya turun untuk makan, karena tadi pagi dia pergi tanpa sarapan.
***
Di tempat lain.
Reihan menghubungi anak buahnya namun sinyal di situ tidak baik sehingga susah sekali melakukan panggilan, masih menyapukan pandangan namun tak dia dapati anak buahnya juga wanita yang di carinya.
Reihan turun lalu melihat deburan ombak itu begitu kuatnya, lalu sejenak dirinya berpikir betapa anehnya sosok Intan, ombak segitu besar berani bermain sendirian di tempat yang kurang bersahabat.
Reihan pun memutuskan pergi dari lokasinya berdiri, masuk kembali ke mobil dan menjalankan mobilnya untuk pergi keluar dari area yang susah sinyal itu. Begitu melewati beberapa kilometer dari area itu beberapa pesan masuk di handphone nya.
Balasan di kontak gadis kutub berkedip membuat Reihan membuka pesan itu sembari menyetir pelan, berharap gadis es itu mau mempertimbangkan peringatannya.
"Maaf pemilik nomor ini, sedang sibuk, sedang tidak bisa di hubungi, mohon tidak mengganggu lagi... 🙏" Balasan Intan terhadap pesannya yang dia kirim tadi.
"Astaga... Aku pasti sudah gila... berkilometer aku tempuh hanya untuk menyusul gadis es yang luar biasa dingin dan tak berperasaan itu.... " Reihan mengacak rambutnya kesal pada dirinya sendiri.
Tidak lama kemudian ada pesan masuk dari anak buahnya, foto Intan sedang makan dengan lahapnya di sebuah warung makan lesehan, berikut share lock warung makan tersebut.
Reihan tersenyum sekaligus kesal, tersenyum karena penampilan Intan yang berbeda sekali dengan penampilan sehari-hari saat di kantor, dengan tangan memegang nasi yang hampir berwarna merah karena berlumur sambal di hadapannya bahkan terdapat lalapan Pete juga terong. Kesal karena yang di cari sampai menempuh kilometer jalan justru sedang asik menikmati makanan dengan lahapnya, namun juga lega karena yang di cari ternyata aman-aman saja.
"Awasi dan ikuti terus dia, laporkan apapun aktivitasnya... 😤!!! " Pesan Reihan kepada anak buahnya, lalu melakukan mobilnya menuju lokasi Intan berada, terlalu sial jika sudah melangkah sejauh ini, namun dirinya masih belum bisa menjumpai gadis es yang sudah menguji kesabarannya seharian ini.
"Bos gadis itu sudah selesai dan sepertinya akan pergi lagi... " Pesan Lagi dari anak buahnya membuat Reihan makin kesal berlipat-lipat.
"Tahan bagaimanapun caranya!!! Jangan sampai gadis itu terluka satu goresan pun!!! " Pesan Reihan yang kemudian dibalas oleh anak buahnya lagi.
"Siap... 👍" Pesan berikutnya.
Reihan kembali melajukan mobilnya menuju lokasi tadi dengan geram, berharap usahanya hari ini tidak gagal lagi, dirinya tak ingin Eyang Hana dan Eyang Hadi terus menerus kecewa terhadap dirinya karena tak segera memberikan penerus untuk keluarganya. Mamanya tak akan mungkin melahirkan lagi meski selepas bercerai dengan ayahnya sudah menikah berkali-kali, karena Mamanya sudah memilih steril setelah melahirkan dirinya.
***
Mohon koreksiannya ya bila ada yang Typo... 🙏