Terjerat Om CEO

Menu makanan malam ini berbeda dari sebelumnya. Jika biasanya mereka akan makan menu masakan Elisia, maka sekarang bertambah dengan menu masakan Key.

Key duduk disebelah Arsen dengan mata yang terus memindai Arsen dari atas sampai bawah. Ck! Sok-sokan gak mau dipanggil om, taunya beneran om-om.

Key sekarang mengetahui bahwa umur pria disampingnya ini berbeda sepuluh tahun dengannya.

"Kamu pintar sekali sayang masaknya, mommy aja kalah ini mah." Elisia memuji Key yang kini tersenyum malu.

"Tapi Key apa kamu tidak masalah dengan perbedaan umur kalian?" Sejujurnya Elisia khawatir Key akan memutuskan Arsen karena jarak usia keduanya, terlebih ternyata Key baru mengetahui usia asli Arsen malam ini.

Dasar pedofil! Elisia memaki anaknya dalam hatinya.

"Key tidak masalah mom, usia bukan penghalang untuk Key dan om Arsen, lagipula Key sangat mencintai om Arsen." Key mengalihkan pandangannya menatap Arsen dengan senyum sinis. Ia baru saja ditipu oleh om-om, Key mengira Arsen tak suka dipanggil om karena usianya dan Key tidak berbeda jauh, tapi ternyata dasar om-om nyebelin!

"Syukurlah kalau seperti itu, dan Key lebih baik mulai sekarang kamu tinggal di mansion ini."

"Eh apa tidak apa-apa mom?" Key melirik Arsen yang hanya diam fokus memakan makanannya.

Elisia tersenyum tipis. "Tidak masalah, lagipula kalian akan segera menikah."

"Uhukk!! Uhukkk!!" Key melotot, ia menatap Arsen dengan tatapan seolah mengatakan, kenapa jadi menikah hey! Di kontrak Arsen hanya memintanya menjadi calon istri bukan seorang istri!

"Mommy benar sayang, lebih baik mulai sekarang kamu tinggal disini." Cup! Arsen mengecup lembut kening Key, membuat gadis itu melotot tak terima.

"Ah sosweett nya, kapan kalian akan menikah? Cepetlah menikah Arsen mommy ingin memiliki seorang cucu." Key menganga, ia semakin menajamkan matanya menatap Arsen.

Hey! Ini diluar kontrak dan perjanjian!

"Mom, aku mencintai Key. Kami akan segera menikah dan memiliki anak." Ucap Arsen kelewat santai.

"Bagus, semakin cepat kamu memberikan daddy sama mommy mu ini cucu, semakin cepat warisan akan jatuh ketanganmu." Elang ikut menimpali pembicaraan malam ini.

"Dan mommy akan mengundurkan niat mommy menendangmu dari kediaman Adhitama." Sambung Elisia dengan senyum kemenangan.

Tunggu apa-apaan ini!

"Baiklah mom, dad kalian tenang saja seminggu lagi Arsen akan segera menikah dengan Key."

"Bagus jika begitu! Segera buat jadwal fitting baju, dan sisanya biar mommy yang urus!" Elisia terlihat sangat seneng, sebentar lagi ia akan mempunyai seorang cucu dan menantu yang cantik.

Arsen memusatkan pandangannya menatap gadis cantik disampingnya, yang melotot tak terima dengan perkataan Arsen.

Pernikahan tidak pernah ada dalam list rencana Arsen, tapi entah mengapa Arsen ingin mengikat Key untuk dirinya sendiri.

...••••••••••...

"Arghhh!!!" Teriak kesal Key sambil memukuli Arsen yang kini malah bersantai diruang tamu dengan meminum secangkir kopi.

"Om jelek! Kenapa jadi beda gini kontraknya? Dikontrak gak ada kata nikah dan anak!"

"Kita rubah kontraknya, kamu dengar bukan? Orang tua saya menginginkan seorang cucu, jika tidak maka mommy akan menendang saya dari kediaman ini."

"Bodoamat! Kan om masih punya mansion sendiri jadi ya gapapa dong kalo cuman diusir dari mansion!" Dengan kesal Key menjambak rambut Arsen dengan kencang.

Ck! Arsen menghentikan aksi brutal Key dengan memeluk pinggang gadis itu, yang membuat Key tersentak ketika tiba-tiba Arsen menarik dirinya kedalam pelukan pria itu.

"Tenanglah Key, kau tidak akan rugi sama sekali, aku akan memberikan semua yang kau inginkan asal kau siap memberikan aku anak." Arsen mengusap kepala Key dengan mesra, dan mencium pipinya hingga membuat jantung Key berdebar kencang.

"Ck! Terserah!" Key memalingkan wajahnya, ia tidak mau Arsen tahu bahwa kini pipinya memerah semerah tomat.

"Good girl, menurut lah maka hidupmu akan terjamin Key." Arsen mengecup kembali pipi chubby gadis dipangkuan nya.

"Apa ini!!" Teriak Key kembali sambil memukuli dada Arsen.

"Kita harus membangun chemistry! Mommy dan daddy bisa curiga, jadi jangan gr!" Berbeda dengan apa yang Arsen katanya, kini Arsen merasakan sebuah benda kenyal menekan dadanya. Uh! Arsen bisa merasakan betapa besarnya dada Key!

"Tapi tidak usah begini!"

"Biasakan, sudahlah diam saja! Apa susahnya berpura-pura? Nanti setelah menikah kita juga harus bikin anak! Jika tidak mulai dari sekarang membangun kemesraan, kapan lagi coba? Buat hubungan kita senyata mungkin!"

"Ck! Bilang saja om Arsen mencari kesempatan dalam kesempitan!" Key mendengus kesal dengan akal-akalan modus om-om menyebalkan satu ini.

Arsen tak mengindahkan perkataan Key, ia malah mengeratkan pelukannya. "Om mau ngapain sih?!" Key kesal dengan tingkah laku om-om satu ini, kenapa jadi nyebelin gini?!

"Biarkan seperti ini dulu Key, saya butuh pelukan."

...••••••••••...

"Apa tidak ada kamar lain om?" Key mendengus kesal ketika Elisia memintanya untuk tidur dikamar Arsen, yang artinya ia akan tidur satu kamar dengan pria itu!

"Bisakah kamu berhenti memanggil saya om? Bukankah saya sudah memberitahu hal ini sebelumnya!" Sewot Arsen.

"Bodoamat! Lagian udah tua juga sok-sokan gak mau dipanggil om!" Key menjulurkan lidahnya meledek Arsen dengan wajah tengil yang sayangnya sangat menggemaskan itu.

"Ck! Lebih baik kamu segera berganti pakaian, mommy sudah menyiapkannya dikamar mandi." Arsen memilih mengalah menghadapi Key yang sekarang malah berubah menjadi bocah menyebalkan!

"Gak mau ah nanti om ngintip lagi." Key harus tetap waspada pada om-om satu ini, siapa yang tahu nanti saat ia mandi bisa saja Arsen masuk dan melakukan yang iya iya kepadanya.

"Saya tidak minat dengan tubuh teposmu itu." Lain dimulut lain juga dihati.

"Tepos? Om bener-"

Ketika Key ingin protes, Arsen langsung mendekat sambil membelai pipinya. Arsen memberi kode bahwa ada sang mommy sedang mengintip dari balik pintu. Elisia berniat menanyakan apakah bajunya pas untuk Key atau tidak.

"Mandi dulu ya sayang, setelah itu kamu langsung tidur, istirahat. Besok kita kan mau fitting baju." Arsen mencium kening Key berkali-kali seolah menjadi seorang pacar yang sangat perhatian.

"Tapi Key males om, Key pengen langsung tidur." Key sengaja menekan panggilannya untuk Arsen, membuat pria itu berusaha menahan kekesalannya pada gadis kecil yang berada di depannya.

Key langsung saja memeluk Arsen mesra sambil mengintip Elisia yang rambutnya terlihat dari balik pintu. Fix! Mereka hampir saja ketahuan jika sedang berpura-pura.

"Pelukannya dikasur aja ya sayang." Tanya Arsen lembut, yang membuat Key mendengus kesal. Namun Key tetap mengangguk manja untuk melanjutkan sandiwaranya.

"Iya!" Jawab Key sok dimanjakan.

Namun belum sempat Arsen menggendong Key untuk membawanya kekasur, dan memeluk sang calon istri lebih intim, Elisia langsung datang dengan mata melototnya.

"Menikah dulu Arsen!!" Teriaknya sambil menarik sang putra dengan kasar.