Langit Jakarta yang kelabu seolah mencerminkan hidup keluarga Rahman. Di rumah petak sempit itu, Rahman, pemuda 17 tahun yang kurus namun bermata tajam, mengemasi barang-barangnya. Di sudut ruangan, ibunya, Bu Fatimah, terisak pelan. Ayah Rahman, Pak Hasan, hanya bisa mengusap punggung istrinya dengan tatapan sendu. Adik Rahman, Riko, merangkul kaki ibunya, wajahnya penuh tanya.
"Nak, jaga diri baik-baik di sana. Ibu hanya bisa berdoa untukmu," Bu Fatimah memeluk Rahman erat.
Rahman mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ibu, Ayah, doakan Rahman. Rahman akan berusaha keras di sana."
Keesokan harinya, Rahman berangkat ke bandara dengan bekal seadanya dan tekad membara. Tujuannya: Spanyol, negeri yang jauh di seberang benua. Di sana, ia akan bergabung dengan akademi sepak bola CD Leganés B, sebuah klub kecil yang tak banyak dikenal di pinggiran Madrid.
Kehidupan di Spanyol tidak mudah bagi Rahman. Selain harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang asing, ia juga harus bersaing dengan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RenSan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Chang Arena di Buriram, Thailand, dipenuhi oleh lautan merah. Ribuan pendukung Timnas Indonesia hadir untuk memberikan dukungan langsung kepada Garuda Muda. Di Indonesia, jutaan pasang mata tertuju pada layar kaca, menyaksikan siaran langsung pertandingan kualifikasi Piala Asia U-23 AFC antara Timnas Indonesia U-23 melawan Chinese Taipei di RCTI.
"Selamat malam, pemirsa RCTI di seluruh Indonesia! Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu, debut Rahman bersama Timnas Indonesia U-23!" seru Bung Ahay, komentator pertandingan, dengan penuh semangat. "Kita semua berharap Rahman bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya dan membawa Garuda Muda meraih kemenangan."
Pelatih Shin Tae-yong menurunkan susunan pemain terbaiknya, termasuk Rahman yang akan bermain sebagai striker tunggal.
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23:
Kiper: Ernando Ari Sutaryadi (20)
Bek Kanan: Asnawi Mangkualam (14)
Bek Tengah: Elkan Baggott (5)
Bek Tengah: Rizky Ridho (19)
Bek Kiri: Pratama Arhan (12)
Gelandang Bertahan: Alfeandra Dewangga (23)
Gelandang Tengah: Marselino Ferdinan (17)
Gelandang Tengah: Beckham Putra (27)
Penyerang Sayap Kanan: Witan Sulaeman (8)
Penyerang Sayap Kiri: Egy Maulana Vikri (10)
Penyerang Tengah: Rahman (7)
Peluit kick-off berbunyi, menandai dimulainya pertandingan. Timnas Indonesia langsung mengambil inisiatif menyerang. Rahman, dengan nomor punggung 7 yang ia idam-idamkan, menjadi pusat perhatian.
"Rahman terlihat sangat nyaman dengan nomor punggung 7," ujar Bung Ahay. "Ia bergerak dengan lincah dan percaya diri."
Di menit ke-5, Rahman mendapatkan peluang pertamanya. Ia menerima umpan terobosan dari Marselino Ferdinan, lalu menggiring bola melewati dua pemain bertahan Chinese Taipei. Namun, tendangannya masih melebar tipis dari gawang.
"Peluang pertama bagi Indonesia!" seru Bung Ahay. "Rahman hampir saja mencetak gol debutnya bersama Timnas U-23."
Timnas Indonesia terus menekan, menciptakan beberapa peluang berbahaya. Rahman beberapa kali menunjukkan skill individunya yang memukau, melewati pemain lawan dengan mudah.
"Lihat! Rahman menunjukkan skill dribbling yang luar biasa!" seru Bung Ahay. "Bolanya seperti menempel di kakinya. Ia benar-benar pemain yang spesial."
Di menit ke-20, Rahman kembali mengancam gawang Chinese Taipei. Ia menerima umpan dari Witan Sulaeman, lalu melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Namun, kiper Chinese Taipei, Xie Cheng-an, berhasil menepis bola tersebut.
"Hampir saja! Rahman nyaris mencetak gol indah!" ujar Bung Ahay.
Babak pertama berakhir tanpa gol. Meskipun belum berhasil mencetak gol, Rahman telah menunjukkan kualitasnya sebagai pemain kelas dunia. Ia menjadi motor serangan Timnas Indonesia, menciptakan beberapa peluang berbahaya dan membuat pertahanan Chinese Taipei kerepotan.
"Perbedaan kualitas antara pemain Liga 1 dan Segunda División sangat terlihat," komentar Bung Ahay. "Rahman bermain dengan sangat baik, jauh di atas rata-rata pemain lainnya."
Para penonton di stadion dan di depan layar kaca terkesima dengan penampilan Rahman. Mereka berharap Rahman bisa mencetak gol di babak kedua dan membawa Timnas Indonesia meraih kemenangan.
...****************...
Babak kedua dimulai. Timnas Indonesia U-23 masih tertinggal 0-0 dari Chinese Taipei. Rahman, yang tampil impresif di babak pertama, mulai merasakan frustrasi. Ia melihat rekan-rekannya kesulitan membangun serangan dari bawah. Umpan-umpan pendek mereka seringkali gagal, dan mereka terlalu mengandalkan umpan-umpan panjang yang mudah diantisipasi oleh pertahanan lawan.
"Ayo, bangun serangan dari bawah!" teriak Rahman kepada rekan-rekannya. "Jangan hanya long ball terus!"
Namun, teriakan Rahman tidak diindahkan. Para pemain Indonesia masih terlihat gugup dan kurang percaya diri. Mereka terus melakukan kesalahan-kesalahan mendasar, membuat serangan mereka mudah dipatahkan oleh Chinese Taipei.
Rahman merasa frustrasi. Ia ingin membantu timnya mencetak gol, namun ia merasa kesulitan mendapatkan bola. Ia seringkali harus turun jauh ke belakang untuk mengambil bola, meninggalkan posisinya sebagai striker.
"Tenang, Rahman," ujar Marselino Ferdinan, mencoba menenangkan Rahman. "Kita pasti bisa mencetak gol. Jangan terburu-buru."
Rahman mengangguk, namun ia tetap merasa tidak puas. Ia ingin timnya bermain lebih baik, lebih kreatif, dan lebih efektif. Ia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Timnas Indonesia U-23 adalah tim yang kuat dan berpotensi.
Di menit ke-60, Rahman mendapatkan peluang emas. Ia berhasil merebut bola dari kaki pemain Chinese Taipei di tengah lapangan. Ia menggiring bola melewati dua pemain lawan, lalu melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Namun, kiper Chinese Taipei, Xie Cheng-an, berhasil menepis bola tersebut.
"Hampir saja! Rahman nyaris mencetak gol!" seru Bung Ahay dengan nada kecewa.
Rahman menghela napas panjang. Ia merasa frustrasinya semakin memuncak. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa timnya masih belum bisa mencetak gol.
Shin Tae-yong melihat frustrasi Rahman. Ia memutuskan untuk melakukan pergantian pemain. Ia menarik keluar Beckham Putra dan memasukkan Syahrian Abimanyu.
"Mungkin Syahrian bisa memberikan variasi serangan bagi Timnas Indonesia," ujar Bung Ahay.
Namun, pergantian pemain tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan. Timnas Indonesia masih kesulitan menembus pertahanan Chinese Taipei.
Rahman semakin frustrasi. Ia merasa bahwa timnya tidak memiliki strategi yang jelas. Mereka hanya mengandalkan umpan-umpan panjang yang tidak efektif.
Di menit ke-80, Rahman kembali mendapatkan peluang emas. Ia menerima umpan silang dari Pratama Arhan, lalu menyundul bola ke arah gawang. Namun, bola masih melebar tipis dari sasaran.
"Sayang sekali! Rahman nyaris mencetak gol!" seru Bung Ahay.
Hingga peluit akhir dibunyikan, skor tetap 0-0. Timnas Indonesia gagal meraih kemenangan di pertandingan pertama kualifikasi Piala Asia U-23.
Rahman meninggalkan lapangan dengan perasaan kecewa. Ia merasa bahwa ia belum bisa memberikan kontribusi maksimal bagi timnya. Ia bertekad untuk berlatih lebih keras lagi dan memperbaiki kekurangannya.
Bersambung...
nanti musim depan duet sama Mas Rohim
/Grin/