NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitting Baju Pernikahan

Lily mengedipkan matanya lamat-lamat, berusaha mencerna situasi.

“Apa yang kalian lakukan?!” suara bariton dengan intonasi mengintimidasi berhasil menyadarkan Lily. Gadis itu dengan cepat mendorong Vian, lalu berdiri dengan salah tingkah.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Arthur sekali lagi.

Vian mengerjap polos, “Kita lagi main kejar-kejaran, Yah. Terus jatoh,” jelasnya dengan dua jari telunjuk yang saling bertubrukan, tampang sang ayah rupanya membuatnya takut.

Arthur membuang napas, memandang bergantian sang anak dan gadis yang dibawanya. “Jangan lakukan lagi, sebelum pernikahan kalian dilakukan.”

“Nikah?” ulang Vian.

“Ya, ayah sudah mulai menyiapkan pernikahan kalian. Jadi, kalian berdua bersiap-siaplah. Kita akan ke butik untuk fitting baju.”

“Yeiii, bajunya yang bagus ya, Ayah.” Alvian bertepuk tangan sembari melompat-lompat kecil.

“Hm, tentu. Jadi, bersiaplah. Ayah tunggu di depan.”

“Ayo Lily,” Vian dengan semangat 45-nya menarik Lily untuk bersiap, si gadis hanya bisa menurut untuk menutup rasa malunya pada kejadian barusan. Sedangkan Vian boro-boro, pria itu kembali bertingkah seperti biasanya.

‘Nikah ... nikah ... nikah ...’ lontaran kata itu menggema di hati Lily, ada perasaan aneh yang melingkupi jantung dan hatinya. Perasaan cemas dan rasa bersalah, namun juga ada kelegaan di sana. Entahlah, Lily sendiri sampai tidak mengerti.

Mungkin karena pernikahan ini tidak berlandaskan atas rasa cinta dan hanya ia jadikan sebagai jalan keluar untuk melarikan diri dari belenggu ibu dan saudara tirinya. Menghindari kemiskinan dan perbudakan. Apakah itu salah? Ah, Lily tidak ingin memikirkannya.

Gadis itu membalas senyuman manis yang dilemparkan Vian untuknya, rasanya tidak akan sulit untuk jatuh cinta pada pria ini jika saja ia normal. Bahkan pesonanya mampu meluluhlantakkan hati wanita mana pun yang ditemui jika saja mereka tidak mengetahui mengenai keterbelakangan mentalnya.

Keduanya kini sedang dalam perjalanan menuju butik langganan keluarga Alvian, Lily satu mobil dengan Vian sedangkan Arthur berada di mobil lain bersama asistennya. Sedang ibu tiri Vian tidak ikut, perempuan itu menolak dengan sejuta alasan, lagi pula ukuran tubuhnya sudah diketahui oleh pegawai butik, katanya. Sang suami pun menyerah untuk mengajaknya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, rombongan tersebut pun sampai di butik. Di sana mereka sudah di sambut oleh pemilik butiknya secara langsung. Mendapatkan kabar keluarga konglomerat itu datang berkunjung, mereka tentu ingin memberikan pelayanan yang sangat baik.

Vian melihat seorang anak tengah memakan lolipop dan dia pun juga menginginkannya. Bukannya mengikuti langkah sang ayah, pria muda itu malah menghampiri anak tersebut.

“Ehh ... Bang, mau ke mana?” bingung Lily, mengikuti langkah Vian.

Sampainya di tempat tujuan, Vian langsung mengutarakan keinginannya pada anak perempuan bertubuh gempal dengan rambut keriting dan kulit sawo matang.

“H-hai, aku boleh minta sedikit nggak permen lolipop mu?” tanya Vian, anak perempuan itu menaikkan salah satu alis. Ia menjauhkan lolipop dari jangkauan Vian sebagai tanda melindungi.

“Tidak boleh, ini punyaku!” tekan anak perempuan itu.

“Sedikiiiiiiit saja,” Vian sangat ingin, memperagakan artian sedikit dengan telunjuk dan ibu jarinya. Anak perempuan gempal menggeleng kuat, bahkan rambut kribonya ikut bergerak ke sana ke mari.

“Ih, jangan pelit jadi manusia. Nanti kuburanmu sempit, mau?!” tangan Vian mulai merebut permen itu paksa.

“Bodo amat!” kata anak perempuan, mempertahankan permennya yang baru ia incip sedikit. Seberapa kuat pun ia mengerahkan tenaganya, kekuatan pria dewasa tentu tidak bisa dibandingkan dengan dirinya yang seorang anak-anak. Alhasil anak perempuan itu kalah dari perebutan, dan Vian bersorak senang dengan mengacungkan lolipop tersebut.

Lily datang menghampiri keduanya, kedatangannya langsung di sambut oleh tangisan membahana dari anak itu.

“Huwaaaaaa ... mommy ... permen lolipop ku di curiii!” teriaknya dengan air mata membanjiri pelupuk mata.

“E-ehhh, Bang! Balikin,” pinta Lily panik, ia juga memenangkan anak itu. “Cup cup cup, berhenti nangis ya, Dek. Permen mu akan di kembalikan.” Katanya menenangkan, namun ibu dari si anak perempuan datang menghampiri mereka. Membuat suasana kembali tegang dan kacau.

“Ada apa? Kenapa kamu nangis, Sayang?” Sang ibu menuntut penjelasan dan anaknya menceritakan semuanya. Mata ibu dari anak itu seketika melotot pada Vian membuat sang pemuda menciut takut dan bersembunyi di balik punggung Lily.

Lily meneguk susah salivanya, jika pria gentel tentu akan menjadi garda terdepan demi melindungi kekasihnya. Tapi, ini malah sebaliknya. Lily tidak repot-repot merasa sakit hati karena dijadikan tameng karena tahu kondisi sang calon suami. Mau tidak mau, ia menghadap ibu ini.

“Mmmaaf, Bu. Calon suami saya bersalah, tapiii dia tidak sengaja melakukannya—“

“Tidak sengaja apanya? Dia merebut permen dari tangan anak saya. Kalau mau jahil jangan begini, dong!” sentak si ibu yang belum mengetahui keadaan Vian.

Vian berdiri dengan gelisah, mimik wajahnya pias merasa takut. Sungguh ringkih dan menunggu pertolongan layaknya seorang bocah yang bersembunyi di balik punggung ibunya yang tengah membela. Ibu itu menaikkan salah satu alis merasa janggal.

“Ohhh, jadi calon suami kamu idiot?!” ejek ibu itu terang-terangan. Diam-diam tangan Lily mengepal tanpa ia sadari.

“Benar! Maka dari itu saya mohon ibu mau memaklumi.” Alih-alih membantah, Lily malah membenarkan. Apa pun keadaan Vian, dia tetaplah dirinya.

“Hahahhahh ....” Ibu dari anak itu tertawa lucu. Ada ya, gadis bodoh yang ingin menikahi pria idiot. Pandangan perempuan itu seketika menatap remeh dan jijik pada Lily.

“I-ini permennya, m-maafkan aku. Tolong jangan marah pada Lily, a-aku yang bersalah.” Vian memberanikan diri, berangsur maju mengembalikan permen itu. Anak perempuan sudah mengulurkan tangan menerima, namun segera dihempaskan oleh sang ibu.

“Jangan ambil lagi, itu sudah tercemar.” Katanya sarkas, padahal Vian belum mencoba permen itu sama sekali. Diraihnya permen itu di tangan Vian, lalu membuangnya di tong sampah. Tidak akan ia biarkan pria itu mencicipinya. Lalu ibu dan anak pergi meninggalkan Lily dan Vian yang menatap sayang pada permen itu.

“Hh ... hhm ....” Terdengar sesenggukan dari Vian, perasaan Lily mulai tak enak. Sebelum terjadi sesuatu, ia segera menghibur pria itu.

“Tidak apa-apa, kita akan membeli yang baru nanti ya ...” bujuk Lily.

“Beneran?” Vian memastikan.

Lily mengangguk meyakinkan, barulah Vian mengusap sudut mata, padahal tidak ada air mata di sana. Keduanya pun berjalan menuju keberadaan Arthur dan asistennya yang sudah di depan. Padahal tanpa keduanya ketahui, dua orang itu sejak tadi sudah menjadi pengaman setia di sudut tumpukan manekin yang memamerkan baju-baju berkelas.

“Bagaimana Tuan, perlukah kita mencari tahu perempuan tadi?” itu berarti perempuan itu tidak akan baik-baik saja.

“Tidak perlu, lagi pula ini juga salah Vian.” Kata Arthur yang masih memandang punggung Lily dan Vian. Sikap gadis itu, semakin meyakinkannya untuk menjadikan pendamping sang anak.

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!