Haura, gadis manja yang menikah dengan Alkana, laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi suaminya sejak kecil.
Alkana menikahi Haura karena permintaan sang Mami. Bahkan ia sempat sesumbar tidak akan menyukai perempuan yang dalam bayangannya dulu hanyalah anak culun yang mengekorinya kemanapun pergi.
Namun, setelah akad Alkana malah menjilat ludah sendiri. Ia akui ia sudah jatuh hati sejak melihat Haura stelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Haura kini menjelma menjadi gadis cantik.
Bagaimana perjalanan pernikahan mereka disaat ada sosok Melodi yang hanya diakui Alkana sebagai sahabat namun, memendam perasaan pada Alkana dan tidak terima bahwa wanita lain yang jadi pendamping hidup lelaki pujaannya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIPDD 8 Backstreet
Haura, Istri Pilihan Dari Desa (8)
Alkana menatap tajam pada Haura. Tak suka dengan pertanyaan yang menurut Alkana sangat b0doh.
" Jangan mikir yang aneh-aneh, A. Cuma nanya. Lagian Lala gak punya alasan untuk lompat kan?," Haura nyengir kuda saat mata elang sang suami terasa sangat menusuknya.
" Jangan bertanya yang tidak-tidak, La. Aku enggak suka,"
Entah kenapa pertanyaaan itu tidak sebatas pertanyaan saat sampai di pendengaran Alkana. Dia merasa itu memang benar-benar dari lubuk hati Haura. Dimana ia ingin tahu. Ingin tahu seburuk apa nasib orang yang jatuh dari sana.
" Maaf. Ayo ke tempat lain.Aa bilang di kantin makanannya enak-enak. Lala lapar," Haura mengalihkan perhatian Alkana
Ia sendiri tidak mengerti kenapa sampai bertanya hal random seperti tadi.
" Ayo," Alkana tak memperpanjang pembahasan mereka. Ia mengikuti keinginan Haura untuk pergi ke kantin.
...******...
" Enak kan, A?," Haura baru saja menyuapi Alkana dengan mie ayam miliknya.
Alkana hanya mengacak kerudung Lala gemas hingga yang punya marah.
" Berantakan, A,' kesal Haura namun Alkana tak peduli.
" Ya, mie ayamnya emang enak. Kan tadi aku bilang kalau makanan disini enak-enak,"
Haura hanya meringis. Ia terbawa suasana. Sampai lupa kalau soal rasa sudah pasti suaminya itu lebih tahu. Sudah bertahun-tahun Alkana merasakan makanan di kantin itu.
Pemandangan romantis itu jadi konsumsi publik. Karena di kantin tidak hanya ada mereka berdua walaupun tidak penuh juga.
Di sudut kantin, Melodi menatap tak suka. Karena secara tak langsung melalui sendok itu, bibir keduanya bersentuhan.
Melodi tidak tahu saja kalau secara langsung pun keduanya sudah merasakannya. Bukan lagi tanpa perantara.
Yang membuat tambah miris adalah Alkana sama sekali tidak menolak untuk makan dari sendok yang sama. Padahal, setahu Melodi Alkana paling benci berbagi.brang yang sama
Makan dari sendok yang sama atau minum dari gelas yang sama sangat Alkana hindari. Tapi, saat ini yang Melodi lihat malah sebaliknya.
Alkana tidak tampak jijik sama sekali. Berbeda saat dulu Melodi mencoba mencari peruntungan dengan menyuapi Alkana yang berakhir penolakan.
Apa secara tidak langsung Alkana pun menolak bersentuhan walaupun melalui perantara. Batin Melodi.
" Sabar ya, Mel. Memang susah kalau sudah berurusan dengan restu orang tua," seorang teman Melodi yang duduk di meja yang sama dan melihat interaksi Alkana dan Haura menatap iba pada Melodi.
Mereka kasihan. Apalagi setahu mereka selama ini Alkana dan Melodi tampak dekat bahkan banyak mahasiswa dan mahasiswi yang menjodohkanku keduanya. menurut mereka Alkana dan Melodi itu couple goals.
Melodi pun sudah menggembar-gemborkan bahwa hubungan mereka itu sudah lebih dari sahabat. Tapi, backstreet. Karena itu, Melodi meminta teman-temannya untuk tidak membocorkan informasi ini sekalipun pada Alkana.
Alasan backstreet adalah tidak adanya restu dari orang tua Alkana. Memang halu tingkat tinggi. Namun, orang-orang percaya pada cerita Melodi karena melihat kedekatan Alkana dan Melodi yang terpampang nyata. Bahkan tidak ada satu mahasiswi pun yang bisa sedekat itu dengan Alkana selain Melodi.
" Iya." jawab Melodi singkat.
Melodi tak peduli kalau sikap teman-temannya padanya karena rasa kasihan. Yang penting ia mendapatkan dukungan sekalipun dengan membuat cerita palsu.
Wajah yang di buat sesedih mungkin itu membuat teman-temannya yang lain semakin iba dan semakin membenci sosok Haura.
" Harusnya dia paham posisi kamu kan, Mel. Padahal sama-sama perempuan tapi,malah tak ada sedikitpun empati padamu,' kesal salah seorang diantara teman Melodi yang duduk dengannya.
" Aku juga tidak tahu dia ternyata seperti itu," lirih Melodi.
Melodi mengatakan bahwa Haura tahu hubungannya dengan Alkana namun, tetap bersikap tak peduli.
" Tapi, ya Mel. Aku sih agak aneh. Kalau iya kamu dan Al itu pasangan kekasih, kok Al bisa-bisanya tampak sebahagia itu dengan Haura. Tidak ada wajah terpaksa atau tertekan karena keadaan sama sekali," Gadis berkacamata yang juga melihat interaksi Haura dan Alkana sedikit ragu dengan ucapan Melodi.
Pasalnya,Haura dan Alkana tidak seperti sedang berpura-pura bahagia. Semua ekspresinya alami.
" Ya, mungkin agar terlihat meyakinkan. Siapa tahu ada mata-mata ibunya Alkana disini" Melodi hanya mengangguk saat ada temannya yang mendukung. Padahal, Melodi sudah tidak bisa memikirkan jawaban lagi.
...******...
" Cantik-cantik kok mau-maunya jadi orang ketiga," kesal seseorang
Haura yang sedang memandang cermin dan memperbaiki kerudungnya acuh tak acuh pada beberapa perempuan yang juga sedang ada di toilet yang sama dan sedang bergosip ria.
Ya, Haura pikir ketiga perempuan yang ada disana sedang membicarakan orang lain.
" Cantik-cantik kok tul1," geram salah seorang diantara mereka.
Haura menekuk wajahnya. Ia mulai peka. ucapan mereka ditujukan padanya. Bukan pada orang lain seperti yang disangkakan sebelumnya.
" Kalian bicara padaku?," tanya Haura .
Tidak ada panggilan sopan sekalipun Haura tahu usia mereka di atas Haura. Atau lebih tepatnya kakak tingkatnya di kampus ini.
" Punya telinga juga ternyata," desis gadis berambut sebahu.
" Maaf, kalau ada masalah bisa langsung to the poin saja?," Haura tidak tahu apa salahnya.
"Apa kamu merasa bangga sudah menjadi perusak hubungan orang?,'
" Perusak? Hubungan siapa?,'
" Ya, ampun. Dia polos atau pura-pura sih? Gemas aku!!" geram Si paling menor.
" Pura-pura lah. Melodi kan bilang kalau dia tahu hubungan melodi dan Alkana namun, malah pura-pura tidak tahu,"
Melodi? Sahabat Aa kan? Batin Haura. Tapi, kata aa dia enggak punya hubungan apapun?
" Ok, gini aja gadis sok polos," bahu Haura di dorong dengan keras membuat Haura terbentur dinding di belakangnya.
" Jauhi Alkana. Seharusnya kamu sadar diri sudah menjadi perusak hubungan Alkana dan Melodi," Haura sedikit tersinggung saat dadanya di tunjuk-tunjuk.
" Aku tidak merusak hubungan persahabatan mereka," kilah Haura.
Setahu Haura dan diaminkan Alkana, bahwa hubungan Alkana dan Melodi sebatas sahabat saja. Ibu mertuanya pun mengatakan hal yang sama.
Ketiga perempuan itu malah tertawa mengejek. " Plis deh, kamu kan sudah tahu mereka punya hubungan lebih. Tapi, backstreet,"
" Hubungan? Tapi, Aa bilang hanya sahabat,"
" Aa?!," ketiganya berseru bersamaan.
" Aa?? Siapa dia?,"
" Aa itu ya Alkana,"
" Ya, ampun. Panggilannya ndeso banget," cibiran itu membuat Haura melirik tajam.
" Sekalinya dari kampung ya, pastinya kampungan," tawa ketiganya membuat Haura kesal tapi, tidak bisa berbuat banyak karena posisinya terpojok sekarang.
" Gak usah sinis gitu lihatnya," Mereka tak suka tatapan Haura.
" Ini peringatan pertama,semoga jadi yang terakhir kalau kamu sadar diri. " Diam sejenak menjeda ucapannya. " Melodi dan Alkana punya hubungan yang disembunyikan karena tidak direstui orang tua Alkana. Mereka saling mencintai, namun Haris pura-pura tidak punya hubungan apapun..."
Deg
Haura mematung. Ia tak lagi mendengar kelanjutan ucapan kakak tingkatnya itu.
TBC
jyn kasih celah al buat pelakor yg berkedok sahabat
buat reva semangat ya nanti ada saatnya km ketemu jodoh yg terbaik
next thor
baru begitu aj alkana udah cemburu apakabar haura gimana ga cemburu sm melodi