NovelToon NovelToon
Ketulusan Hati

Ketulusan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / dosen / nikahmuda
Popularitas:38.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.

Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.

Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Kau hadir untuk melengkapi kebahagian, aku akan selalu menjagamu.

...\~Cut Dara Maristha\~...

Dara terus menangis tanpa suara. Berharap keinginannya itu segera hilang. Satu jam berlalu, tetapi keinginannya masih besar. Ia ingin pelukan Arham.

"Bunda mohon, jangan meminta apa yang tidak bisa Bunda lakukan." Pinta Dara terus mengelus perutnya. Namun tiba-tiba perutnya kembali kontraksi. Dara menegakkan tubuhnya dan meringis kesakitan. "Akhhh...."

"Bunda minta maaf. Tolong bertahan, Sayang. Bunda tidak nangis lagi. Akhhh...." Dara menggigit ujung bibirnya karena rasa sakit itu semakin menjadi. Sepertinya ia juga tidak bisa bangun. Dara pun memutuskan untuk berbaring di sofa. Memiringkan tubuhnya dan mulai memejamkan mata. Berharap rasa sakit itu segera menghilang.

Berbeda halnya dengan Arham. Lelaki itu tak kunjung tertidur. Padahal ia sudah berusaha menutup matanya. Namun rasa kantuk tak juga kunjung. Ia terus membalikan tubuhnya untuk mencari posisi nyaman, tetapi hasilnya tetap sama. Ia tak bisa memejamkan matanya. Karena pikirannya saat ini dipenuhi oleh sang istri. Merasa kesal, ia pun bangkit dari posisinya dan bernjak menuju kamar mandi.

Arham menatap pantulan dirinya di cermin. Kenapa aku sangat ingin memeluk wanita itu? Perasaan macam apa ini?

"Apa yang sebenarnya kau inginkan, Arham? Sepertinya kau sudah gila." Ucapnya pada diri sendiri. Ia juga berusaha menepik pikiran gilanya. Namun perasaan itu tak bisa hilang dari pikirannya.

"Tidak, kau sudah menyakitinya. Kau tidak berhak mendekatinya, Arham. Tahu malu sedikit." Arham menunduk lemah. Bahkan keinginan itu semakin besar.

"Sial!! Ada apa denganku?" Arham terlihat frustasi, ia mengacak rambutnya dengan kesal. Kemudian keluar dari kamar mandi. Dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Namun Arham masih belum bisa memejamkan matanya. Degan sangat kesal ia bangun kembali dan keluar dari kamar.

Arham hendak pergi ke kamar istrinya, tetapi langkahnya tertahan saat melihat Dara tertidur di sofa. Wanita itu terlihat meringkuk seprti anak kecil. Dengan langkah pelan, Arham menghampirinya. Kemudian berjongkok, menyejajarkan tubuhnya dengan posisi Dara.

Arham tertegun saat melihat buliran bening masih menetes di pelupuk mata istrinya. Tanpa sadar, tangan Arham bergerak untuk menghapus jejak air mata itu. Hatinya juga tercubit kala mendengar isakkan Dara, padahal wanita itu sudah tertidur.

"Maaf, aku sudah menyakitimu. Bahkan dalam mimpimu sekalipun." Ucap Arham memberikan kecupan di kening Dara. Kemudian pandangannya kembali pada wajah istrinya yang sedikit memucat.

Apa dia sakit?

Cukup lama Arham terdiam menatap wajah itu. Sampai ia memutuskan untuk kembali ke kamar. Namun Arham tersentak saat Dara mulai membuka mata. Mata indah itu terbuka sempurna. Dan tatapan keduanya saling mengunci satu sama lain.

Dara terkejut dan langsung bangun dari tidurnya. Ia kira itu hanya mimpi, tetapi hembusan napas suaminya yang hangat mengembalikan kesadaran Dara.

Arham menahan senyuman saat melihat wajah lucu Dara. "Tidurlah di kamar, jangan di sini." Perintah Arham seraya bangun dari posisinya dan hendak pergi. Namun dengan cepat Dara menahan tangannya.

"Temani Dara sebentar, Dara mohon." Pinta Dara memelas.

Arham terdiam cukup lama. Meneliti wajah sembab istrinya. Lalu duduk di sisi istrinya dengan canggung. Tangannya mulai bergerak untuk merangkul Dara. Dan kini keduanya terdiam, mencoba memahami perasaan masing-masing.

Dara melirik Arham yang kini masih terdiam mematung. Bibir tipis itu pun melengkung sempurna. Ia sangat bahagia karena Arham benar-benar megabulkan keinginannya. Tangan Dara bergerak meraih tangan Arham dan meletakkannya di perut. Sontak Arham menoleh karena kaget.

"Izinkan Dara tidur dipelukan Bapak, hanya malam ini. Lain kali Dara tidak akan memintanya lagi." Pinta Dara memelas.

Arham berdeham kecil, lalu mengangguk pelan. Senyuman Dara pun mengembang, kemudian ia pun duduk dipangkuan Arham. Membuat lelaki itu kaget bukan kepalang. Dara tahu tubuh suaminya mendadak kaku, tetapi ia mengabaikan itu. Saat ini ia hanya ingin tidur dalam pelukan Arham, suaminya. Sebelum memejamkan mata, Dara menarik tangan Arham untuk menyentuh perutnya yang masih nyeri. Memeluk tangan itu hingga dirinya benar-benar tertidur.

Cukup lama Arham terdiam, hingga ia dapat mendengar suara dengkuran halus sang istri. Wanita itu benar-bener tertidur. Namun tiba-tiba ia mengingat pertemuannya dengan Syila tadi siang.

"Maaf, Pak. Bisa kita bicara sebentar?" Pinta Syila menahan Arham saat hendak masuk ke mobil. Arham mengernyit bingung, dan menutup pintu mobilnya kembali.

"Ada apa?" Tanya Arham datar.

Syila menunduk sebentar, lalu menatap Arham penuh arti. "Sebelumnya saya minta maaf, mungkin ini menyangkut dengan rumah tangga Bapak dengan Dara. Saya cuma minta tolong sama Bapak. Tolong jangan sakiti Dara lagi, Dara banyak berubah setelah menikah dengan Bapak. Kami kehilangan Dara si ceria, dia tidak lagi bersinar bak mentari pagi. Semuanya mendadak redup." Ujar Syila panjang lebar. Sejak lama ia ingin melempar unek-unek dihatinya pada Arham. Bahkan air mata gadis itu tumpah.

Arham yang mendengar itu sama sekali tak merespon. Ia masih bergeming dengan punggung bersandar di mobil.

"Bapak jangan salah sangka, Dara tidak pernah mengadu apa pun pada kami. Tapi kami tahu apa yang selama ini Dara sembunyikan. Dia sama sekali tak bisa berbohong. Bahkan akan tetap tersenyum meski hatinya tengah hancur. Tapi mata itu menujukkan semuanya sedang tidak baik-baik saja." Lanjut Syila. Ia mengusap air matanya yang tak berhenti menetes.

"Saya tidak tahu apa alasan Bapak menolak kehadiran Dara sebagai istri, Bapak. Tapi yang harus bapak ingat, Dara orang yang sangat baik, bahkan dia selalu menjaga diri dan menutup diri pada lelaki manapun. Saya sendiri bingung, bagaimana bisa Dara menikah dengan Bapak? Bahkan saya sendiri tidak percaya jika Dara sudah menikah secepat ini. Sedangkan dia selalu bercerita, jika dirinya tak ingin cepat menikah dan akan berkeliling dunia lebih dulu."

Arham sedikit terkejut mendengar semua perkataan Syila. Namun ia juga tak memberikan tanggapan apa pun.

"Mungkin Bapak tidak tahu. Dara memiliki tubuh yang lemah, meski di luar ia terlihat tegar dan kuat. Bahkan dia bisa sakit hanya karena angin malam dan hujan." Syila menghela napas panjang. Dan kenyataan yang ia lontarkan berhasil membuat Arham terkejut untuk yang kedua kalinya. Ia masih ingat betul bagaimana dirinya memperlakukan Dara. Meninggalkan gadis itu di tengah jalan. Lalu membiarkannya kehujanan, juga menperlakukan gadis itu dengan kasar. Pantas saja Dara sering sakit saat bersamanya. Jadi itukah penyebabnya?

Apa yang sudah aku lakukan? Bahkan kau tidak pernah tahu seperti apa istrimu, Arham. Batin Arham.

"Tolong jaga Dara, jangan sakiti dia. Dia wanita yang baik dan tak pantas untuk di sakiti. Ah satu lagi, Pak. Sudah beberapa hari Dara tidak masuk kampus. Apa Bapak tahu soal itu?" tanya Syila yang kembali membuat Arham terkejut.

Keterdiaman Arham membuat gadis itu tertawa sumbang.

"Bahkan Bapak tidak tahu hal itu. Karena Bapak tidak pernah peduli. Ya Allah, entah apa yang ada dalam pikiran Dara sehingga memilih suami jahat seperti Bapak? Suami yang begitu tega meninggalkan istrinya yang sedang sakit di rumah sendirian." Kesal Syila. Setiap pagi, gadis itu sangat sering melihat Arham keluar dari rumah Reza. Hal itulah yang membuat dirinya berani untuk menemui Arham secara gamblang.

"Saya harap, Bapak akan menyesal suatu hari nanti." Pungkas Syila penuh penekanan. Ia benar-benar kesal dengan Arham. Bahkan ingin rasanya ia menjambak lelaki itu. Syila bukan orang bodoh yang tak bisa melihat penderitaan sahabatnya. Meski Dara tak pernah bercerita sekali pun. Kemudian gadis itu langsung pergi meninggalkan Arham yang masih terdiam seribu bahasa. Mencoba mencerna semua perkataan Syila dengan baik.

Tangan Arham terus bergerak mengelus kepala Dara dengan lembut. Bahkan beberapa kali ia memberikan kecupan hangat di pucuk kepala istrinya. Perasaan Arham benar-benar kacau. Mungkinkah dirinya sejak awal memang sudah menerima kehadiaran Dara? Hanya saja egonya terlalu tinggi? Arham tak bisa menjawab itu. Egonya yang tinggi terus meyelimuti hatinya. Membungkus perasaanya sampai membeku.

Dara sedikit bergerak karena kurang nyaman dengan posisi tidurnya. Seakan mengerti keinginan istrinya, Arham semakin mempererat pelukannnya. Kemudian ikut memejamkan mata, karena ia mulai mengantuk.

"Akhhh.... " Arham terkejut dan kembali membuka matanya saat mendengar suara ringisan dari bibir istrinya. Arham melihat mata Dara masih terpejam, namun raut wajahnya seperti orang yang sedang menahan sakit.

Apa dia sakit?

Dara membuka matanya perlahan. Rasa sakit itu sangat mengaggunya. Dara meremas kaos yang Arham kenakan untuk menyalurkan rasa sakit itu.

"Ada apa? Apa kamu sakit?" Tanya Arham dengan nada datar.

Dara mengangguk dan menenggelamkan wajahnya di dada Arham, ia sangat menyukai aroma tubuh Arham.

"Jika sakit, kita kerumah sakit sekarang." Ajak Arham yang langsung di jawab gelengan oleh Dara.

"Tidak perlu, Dara cuma mau tangan hangat Bapak." Tolak Dara kembali meletakkan tangan suaminya di perut. Dan anehnya rasa sakit itu perlahan menghilang. Dara tersenyum samar. Mungkinkan anak itu ingin Bunda dan Papanya dekat? Jika benar, Dara sangat bersyukur atas kehadirannya. Mungkin ini tujuan Allah menghadirkan sang buah hati di tengah huhungan mereka yang renggang. Terima kasih ya Allah, nikmat-Mu sungguh luar biasa.

1
sharvik
aduh in tdk shrus y d lkukn arham . . jhat mu tdk ad obat y lg . .wlpun prank ttp kau jhat
sharvik
jd kesal dg dara trlalu mmpertahan kn khmilan y it . .
Ayu galih wulandari
Suatu saat Arham akan menyesal seumur hidupnya ,sdh ada bidadari tk bersayap dibrmhnya msh jahat ,arigon 😏😏
Anonymous
ok
sri Hartati_
untuk2 bagus bikin penasaran. Lanjuttt❤️
Ayu galih wulandari
😝😝😝 msh aja atigan si arkham
Ayu galih wulandari
Dara sakit krn Arkham bercocok tanam terus
Ayu galih wulandari
Giliran begini kyk orang bodoh su Arkhan
Ayu galih wulandari
Bagus alur ceritanya karyamu kak author Semangat...😍😍😍😍
Ayu galih wulandari
Sabar ya Dara ..suami memang sdh gila gk waras
Ayu galih wulandari
Laki laki pecundang ..tunggu dia akan menyesal seumur hidup ...mudah2an bucin sebucinnya sm Dara
Ayu galih wulandari
Dara...pasti kuat krn dia wanita yg sholeha😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Waah jangan jangan pria itu yg suka sm Dara laah no
Ayu galih wulandari
Sabar ya Dara...kamu wanita yg kuat 😘😘😘
Ririn Nursisminingsih
benerr wanita boding hanya karena cinta
Ayu galih wulandari
lanjuuut kak
aca
males bgt. kalo. meninggal pasti. balik. ma jalang Hilda
aca
wanita tolol
Qian Samsung
keras kepala km dara
Qian Samsung
aku bc a kesel lihat ilham atau pun arham dara juga jd perempuan trll kebaikan ngk seru trll lemah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!