Bagai tikus dan kucing yang hampir setiap harinya bertengkar membuat semua orang sudah tidak kaget lagi jika melihat Elang dan Eliza terlibat perdebatan.
mereka tidak mau kalah satu sama lain dan selalu membalas. namun siapa sangka pertengkaran itu akan membawa mereka menuju ke sebuah ruang hati yang di penuhi dengan bunga bermekaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
"Apa Lo liat-liat, ooo lo ngga puas sama coretan itu? sini muka lo gue coretin juga." Kata Eliza dengan kesalnya
"Urusan kita belum kelar, Lo tunggu aja nanti." Kata Elang dengan tersenyum smrik.
Sepanjang pelajaran keduanya sama sekali tidak memperhatikan dosen yang sedang menerangkan justru dengan tatapan dan gumaman mulut, mereka terus beradu mulut layaknya kucing dan tikus.
Karena duduk bersebelahan mereka bagaimana kucing dan tikus jika orang lain melihat tingkah keduanya. Kadang Elang tiba-tiba menendang kursi Eliza yang membuat gadis itu membalasnya juga. Beberapa kali dosen juga sudah menegur mereka berdua tapi entahlah sepertinya memang perselisihan itu sulit untuk di selesaikan jika belum waktunya.
"Huffttttt ..." Eliza menghela nafasnya untuk menenangkan rasa kesalnya setelah pelajaran selesai. ia membuang muka ketika tak sengaja beradu pandang Elang begitupun juga pria itu.
Eliza masih bersantai saja di dalam kelas sementara Emma sendiri sudah keluar lebih dulu. Ia meregangkan ototnya sambil memejamkan matanya sebentar. Sungguh hari yang terasa melelahkan bagi Eliza karena harus terlibat dengan pria menyebalkan bernama Elang. Hingga Emma pun tiba-tiba masuk karena Eliza tak kunjung keluar juga.
Baru saja ingin beranjak dari duduknya, ada salah seorang mahasiswi mencari keberadaan Eliza sehingga membuat gadis itu maupun Emma nampak heran dan bingung, beda cerita dengan Elang yang tersenyum smrik.
"El, liat deh itu bener motor lo ngga sih karena gue liat tadi pagi cuman Lo yang pake motor itu." Kata Sinta dengan nafas yang tidak beraturan sehingga membuat Eliza penasaran.
"Apaan sin?" Tanya Eliza penasaran
"Udah cepetan ikut gue." Kata Sinta dengan berlari keluar di ikuti Eliza dan Emma.
Mereka sampai di halaman kampus dimana banyak mahasiswa yang tengah mengerumuni tempat tersebut. Mereka menerobos kerumunan itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Permisi...." Kata Sinta dengan menerobos kerumunan.
Betapa terkejutnya Eliza ketika melihat jika motornya sudah di ikat di pohon mangga dengan ban motornya yang entah pergi kemana. Bukannya menurunkan motornya, justru gadis itu berlari entah kemana yang membuat semua orang heran.
Marah? Tentu saja. Dan ia tahu siapa yang sudah melakukan itu padanya.
"El mau kemana?!!" Teriak Emma ketika melihat Eliza yang langsung pergi begitu saja.
"Tolong dong bantu turunin." Kata Sinta pada beberapa mahasiswa yang langsung menurunkan motor Eliza.
Eliza menuju kelasnya dan bermaksud menghampiri Elang karena dia tahu siapa dalangnya, tapi sayangnya tidak ada siapapun di kelas. Ia berjalan bahkan kadang berlari menyusuri setiap koridor kampus untuk mencari keberadaan Elang, hingga kini ia sampai kantin dan mengedarkan pandangannya.
"Tuh Lang cewe Lo dateng kan. Apa gue bilang. Eliza nggak bakalan tinggal diem." Kata Laksa yang membuat Elang menatapnya sinis
"Sorry sorry hahaha ..." Ucap Laksa dengan terkekeh saja.
"Lo kan yang nglakuin ini?!" Kata Eliza dengan marahnya dan ketika ia melihat air minum di meja tanpa basa basi ia langsung meminumnya karena ia kehausan berlari kesana kemari untuk mencari keberadaan Elang.
"Minuman gue...." Ucap Laksa.
"Gimana?? Bagus kan." Kata Elang dengan tersenyum kecil.
"Lo ngga punya otak apa gimana sih gue ngga paham, Lo tau ngga itu motor satu-satunya yang gue punya dan sekarang udah rusak gara-gara Lo. Gue udah tulisin semuanya apa yang harus di ganti dan di perbaiki, totalnya segini, dan gue ga mau tau Lo harus perbaiki motor gue!!! Permisi!!!" Kata Eliza dengan melemparkan selembar kertas ke arah Elang.
"Gue ngga peduli, itu motor lo , kenapa jadi gue yang harus ganti. Lo nggak liat motor gue juga kaya gimana sekarang? Seharusnya Lo minta maaf ke gue." Seru Elang yang membuat Eliza berbalik badan dan berjalan dengan marahnya sampai langkah kakinya mengeluarkan bunyi cukup keras.
"Apa lo bilang!!!" Kata Eliza dengan penuh penekanan.
"Lang udah Lang..." Kata Laksa yang merasa jika semua sudah bukan bercandaan lagi
"Gue ngga mau, lo mau apa?" Kata Elang dengan senyuman mengejek
Byuurrrr...
Eliza menyiram Elang dengan orange jus milik Ghava hingga baju dan wajah pria itu basah kuyup. Tentu saja mereka sudah menjadi pusat perhatian semua mahasiswa di kampus itu. Walaupun mereka semua tidak tahu siapa sebenarnya Elang, tapi bagi mereka Elang dan teman-temannya begitu populer dan anak dari seorang yang ternama di kotanya, jadi jarang ada yang berani membuat masalah pada Elang.
Tentu bukan Elang namanya jika tidak melawan, ia juga balik menyiram Eliza dengan jus alpukat miliknya. Eliza melotot tidak percaya dengan apa yang di lakukan Elang padanya.
"El udah El!!!" Kata Emma yang baru saja datang dan melihat kejadian itu.
"Apa!!? Adil kan, gue basah Lo juga harus basah!" Kata Elang dengan kesalnya dan berlalu pergi.
"Emang sinting tuh orang!!" Seru Eliza yang juga tak kalah kesal dari
"Udah ah ayo, lo basah gini." Kata Emma dengan menarik tangan Eliza agar segera berganti baju.
"Gila tuh orang ya, seharian ini gue di buat darah tinggi tau ngga Ma." Kata Eliza dengan membersihkan bajunya dengan air di toilet kampus.
"Terus sekarang motor lo gimana El?" Tanya Emma
"Gatau gue Ma, terpaksa deh besok gue make sepeda. gue ngga punya uang buat perbaiki motor, lo juga tau kan gue kuliah juga jalur beasiswa." Jawab Eliza.
"Emm sorry gue ngga bisa bantu El." Ucap Emma.
"Udahlah santai aja, besok ngga papa kan kalau pakai sepeda, atau lo naik taksi aja." Kata Emma.
"Bilang aja lo ngga mau bareng sama gue." Kata Emma.
"Ya ngga gitu juga Ma, emang lo ngga malu kalau ke kampus pakai sepeda sama gue?" Tanya Eliza.
"Gue cubit juga mulut lo ya El, kita tuh udah sama sama sejak kecil mana mungkin gue malu. Udah deh jangan ngomong yang ngga ngga." Kata Emma.
"Yaudah kalau gitu, gue pikir lo bakal malu." Ujar Eliza.
"Nih pakai blazer gue." Kata Emma dengan melepaskan blazernya .
"Ngga usah pakai lo aja." Kata Eliza.
"Aset lo transparan El. Udah ah nih pake.". Kata Emma yang membuat Eliza hanya tersenyum saja.
Tiba-tiba saja Emma merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Dan ternyata itu darah. Ya dia mimisan lagi. Ia mendongak ke atas sementara Eliza belum menyadari hal itu dan masih sibuk merapikan bajunya.
Ketika menoleh, ia di buat terkejut dan langsung mengeluarkan tisunya. Eliza menjadi panik dan khawatir dengan kondisi Emma. Ia mengajaknya duduk sebentar dan mencari obat yang selalu Emma bawa kemana pun.
"Enggak gue nggak papa. Udah ayo pulang. gue nggak mau ada yang liat kondisi gue kaya gini." kata Emma dengan beranjak pergi dari sana.
