NovelToon NovelToon
Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: saadahrafael

Allansyah seorang anak angkat di Keluarga Nicolas harus terjerat cinta dengan Adik angkatnya, Michaela Nicolas. Berbagai upaya menolak perasaannya untuk tidak mencintai Michaela, namun upayanya selalu gagal. Apalagi Michaela selalu menggoda dan menggodanya, agar tidak mengecewakan orang tua angkatnya, tapi nyatanya perasaan itu tumbuh dan semakin tumbuh.

Di saat Cinta membara di hatinya, perasaannya di ketahui oleh kedua orang tua angkatnya, membuatnya di tolak oleh kedua orang tua Michaela. Hancur, sangat hancur dan akhirnya dengan terpaksa demi membuang perasaan salahnya, Allan pergi dari kediaman Nicolas.

Kepergian Allan dari kediaman Nicolas membawanya mengingat siapa jati dirinya. insiden saat tak sengaja melihat sebuah tato di lengan seseorang mengingatkan akan ingatannya yang sempat hilang. Dan ternyata dirinya adalah pewaris tunggal Keluarga Georlando.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Bab 6.

Michaela mengirim pesan ke Allan, bertanya apakah Kakaknya sudah berangkat ke kampus atau belum. Dan tak lama pesan itu terkirim, satu pesan masuk dan itu dari Allan. 

Wajah yang semula kusut langsung sumringah, bibirnya tersenyum saat membaca pesan dari Kakak spesialnya itu.

[Kakak belum berangkat ke kampus sayang. Maaf ya Kakak tidak bisa mengantarkanmu ke sekolah.]

[Apa Kakak nanti pulang kerumah?]

[Kenapa? Apa sudah merindukan Kakak?]

Wajah Michaela semakin merona. Ya, tentu saja dia sangat merindukannya. Sehari tidak bertemu bagaikan satu tahun lamanya. Lebay …

[Tentu saja]

[Nanti pulang sekolah Kakak jemput]

[Sungguh]

[Tentu saja gadis cantik ku]

[Baiklah, Mich tunggu kedatangan Kakak]

[Hm…belajar yang benar]

[Siap bos]

Setelah bertukar pesan dengan Kakaknya, Michaela menjadi semangat. Dia tidak sabar menunggu jam pulang sekolah karena Kakaknya janji akan menjemputnya. 

Di kediaman Smith, Wajah Allan kembali dingin dan suram. Allan kesal dan marah karena tahu saat ini dirinya berada di kediaman pria tua sialan itu. Allan yakin anak buah pria itu pastinya membuntutinya dan berakhir membuatnya berada disini saat ini.

Allan keluar dari kamar dan akan langsung pergi. Namun sebelum dirinya berhasil keluar dari pintu kediaman Smith, Varen yang melihat menghe tekan langkahnya.

"Tuan muda, silahkan sarapan terlebih dahulu sebelum anda berangkat ke kampus," 

"Tidak perlu," Allan melanjutkan langkahnya lagi. Namun kata-kata yang keluar dari bibir sialan Varen membuat langkahnya kembali berhenti. Dia berbalik dan menatap tajam pria yang sama menyebalkannya dengan Levi Smith.

"Lebih baik anda menuruti perintah saya Tuan. Jika anda tetap menolak, anda akan melihat Gadis anda…."

"Cukup! Jangan mengancamku  Varen. Aku punya batas kesabaran untuk mu. Jika kau berani menyentuhnya, aku pastikan nyawa mu akan melayang setelah ini,"

"Saya menantikannya Tuan," jawab Varen dengan muka datarnya.

"Sialan!"

"Silahkan Tuan," 

Varen mempersilahkan Allan untuk berjalan lebih dulu menuju ruang makan. Disana beberapa pelayan sudah berdiri rapi menunggu kedatangannya dan siap melayaninya.

"Silahkan Tuan," Varen menarik kursi, membersihkan Allan untuk duduk.

Beberapa pelayan langsung melayani Allan, mengambilkan makanan untuk Tuan mudanya. Dan setelah sarapan pagi selesai, Allan langsung berangkat ke kampus mengendarai mobil yang sudah disiapkan oleh Varen.

"Hati-hati di jalan Tuan muda,"

Allan tidak menggubris. Dia sangat kesal dengan Varen, orang kepercayaan Levi Smith ini. 

Sesampainya di kampus, Allan langsung di cecar berbagai pertanyaan oleh teman-temannya. Mereka bertanya apakah Allan baik-baik saja atau tidak setelah dibawa oleh beberapa pria bersenjata itu.

"Kalian tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja,"

"Syukurlah. Kami sangat khawatir sejak semalam."

Allan tersenyum kecil. Allan tidak menceritakan siapa mereka. Jika mereka mengetahui, bisa jadi mereka akan kepo tingkat Dewa dan terus mengorek semuanya.

Waktu menunjukkan jam pulang Sekolah. Michaela mengirim pesan kepada Allan, menanyakan apakah jadi menjemputnya atau tidak. Allan yang menerima pesan menjawab iya, bahwa dirinya akan menjemputnya saat ini juga.

"Aku pergi dulu," ucap Allan pada mereka sambil membereskan bukunya.

"Mau kemana?"

"Michaela minta di jemput,"

"Oh…." Jawab mereka semua. Mereka sudah paham seberapa Allan menyayangi Michaela.  Namun mereka tidak mengetahui bahwa Allan hanyalah anak angkat keluarga Nicolas.  Jika mereka tahu, mungkin pikiran mereka akan sangat jauh tentang perhatian Allan kepada Michaela. Bisa saja mereka beranggapan Allan mencintai Michaela.

Allan mengendarai mobilnya dan pergi menuju sekolah Michaela.  Di depan pintu gerbang sekolah, seorang gadis cantik sedang menunggu jemputannya. Ya, gadis itu adalah Michaela yang sedang menunggu kedatangan Allansyah.

Tin…Tin…

Kaca pintu dibuka, terlihat jelas Allan yang datang. Michaela yang melihat tersenyum dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Apa Kakak terlambat?"

"Ya, tujuh menit Kakak terlambat."

"Baiklah, Kakak minta maaf. Sebagai gantinya bagaimana jika kita makan,"

"Aku masih kenyang."

"Lalu?"

"Aku ingin jalan-jalan. Sudah lama aku tidak pergi berbelanja. Bagaimana jika Kakak mentraktirku belanja?"

"Hmm,"

"Tapi Kakak harus memperlakukan ku layaknya seorang putri. Itu sebagai hukuman karena Kakak datang terlambat."

"Baik Princess,"

Mereka akhirnya pergi ke pusat perbelanjaan, Mall terbesar di kota itu. Setelah menempuh perjalan setengah Jam, mereka akhirnya sampai. 

Mereka berdua masuk. Allan menggenggam tangan Michaela, takut adiknya itu akan tersesat. Michaela yang diperlakukan seperti itu wajahnya terasa panas, jantungnya berdegup dengan cepat.

"Gila! Gila! Aku bisa gila jika seperti ini." Gumamnya dalam hati. Sungguh jantungnya berdebar tidak karuan hanya karena diperlakukan seperti ini.

Allan membawa Michaela berkeliling, membeli pakaian dan lain sebagainya. Setelah lelah berbelanja, Michaela meminta untuk menonton film bioskop. Allan pun menyetujui dan membeli tiket untuk mereka berdua. Dan kini mereka sudah duduk bersandingan di ruangan tersebut.

Film pun di mulia. Film yang mereka tonton adalah Film tentang percintaan. Michaela yang tidak ingin membuang kesempatan merangkul lengan Allan dan menyandarkan kepalanya dengan manja. 

Allan yang melihat tersenyum, tidak lupa juga menyuapi Michaela dengan cemilan yang di belinya tadi.

Michaela fokus dengan filmnya. Saat tepat adegan mesra dan ciuman, wajahnya kembali merona. Michaela berpikir gimana rasanya orang yang berciuman. Apakah rasanya seperti yang terlihat di Film atau malah sebaliknya.

Allan yang melihat adegan itu langsung menutup mata Michaela, berharap adiknya ini tidak melihat adegan yang kurang pantas seperti ini.

"Jangan melihat,"

"Kenapa?"

"Kamu masih kecil, tidak pantas melihat adegan seperti itu."

Michaela menatap Allan. Dimananya dari dirinya yang kecil, dirinya sudah besar. Umurnya sudah 18 Tahun. Dirinya bukan anak kecil lagi. Dirinya tahu apa itu, hanya saja belum sekalipun dirinya merasakan.

"Kak, aku ini sudah dewasa." Kesalnya karena Allan menganggapnya masih kecil.

"Oh benarkah?"

"Tentu saja."

Mereka terus berdebat kecil, hingga perdebatan itu berhenti saat telinga mereka mendengar sesuatu yang mengganggu telinganya. Suara lenguhan dari film yang mereka tonton.

Mata Allan membulat lebar saat tayangan tak pantas terlihat jelas di layar lebar itu. Michaela yang melihat terbengong. Allan beralih menatap Michaela, dan sialnya Michaela malah begitu menikmati adegan ciuman panas itu.

"Kita pulang," 

Allan menarik tangan Michaela untuk pergi dari tempat itu. Allan tidak ingin Michaela memiliki pikiran buruk setelah melihat hal itu. 

Michaela yang melihat Kakaknya menarik tangannya, menepis dengan kasar. 

"Tidak mau. Aku masih ingin menontonnya."

"Ini tidak pantas untuk kamu tonton Mich."

"Kenapa? Ini hanya ciuman. Lagian ini bisa menjadi pembelajaran untuk ku saat berciuman nanti,"

Mata Allan semakin lebar. Apa katanya tadi, bahan pembelajaran? Bagaimana bisa adiknya memiliki pemikiran seperti itu. Dan dengan siapa dia akan melakukannya? 

Dada Allan naik turun, marah saat mendengar itu. Memikirkan Michaela melakukan ciuman dengan seorang pria membuat jantungnya berdebar dengan cepat.

"Dengan siapa kamu akan melakukannya?"

"Ha….?"

"Katakan!"

Belum sempat Michaela menjawab, bibirnya sudah di bungkam oleh bibir Allan. Entah apa yang merasuki pikirannya, sampai Allan berani mencium Michaela yang berstatus adiknya.

1
merry jen
akhirr y ingtt jgg siapa sbnry jati dri Allan ,,berhrp yg disiksa itu bukan orgtua yy ,,tp dugann SII itu kemungkinan orgtua y Allan klo ia cpt selmtnn kn kedua orgtua muu gntiin kmu siksa org yg UD siksa orgtua mu LAN
merry jen
aduh moga dua orgtua itu bukn orgtua y Allan y kak ,,klo ia kshnn bgtt dechh dsiksa berthn thn
merry jen
kerenn si allann hjrr lann tu roseta
merry jen
lnjtt ,jgn dipshknn psgnn alln dan mich ,
merry jen
slh cr lwnn broo
merry jen
lnjttt kakk
merry jen
klo kmu dktt dgnn Rosetta bgmnn dgnn adikmuu itu si alnn
Mama Muda: itu hanya siasatnya saja. Allan tetap dengan Michaela
total 1 replies
Bunda Sasa
lanjut yuk.
merry jen
jhtt bgttuu tuu org mukull pala nya si allann smpaii hilng ingtnn
merry jen
bajingnn sialan ,,SM ajj nybut namamu sndri alllan ,😂😂😂😂
Bunda Sasa
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!