Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Bab 1

Bab 1

Di dalam lemari ada seorang anak yang sedang bersembunyi. Wajahnya terlihat sangat pucat dan penuh dengan bulir-bulir keringat karena ketakutan. Tangannya membekap mulutnya agar tidak menimbulkan suara dan membuat beberapa orang yang sedang mengacau di kediaman orang Tuannya mengetahui keberadaannya. 

Sejak kedatangan sekelompok orang asing di kediamannya dan mengakibatkan kedua orang tuanya mati mengenaskan di depan matanya, anak laki-laki berumur 11 tahun itu memiliki dendam kesumat dan harus dibalaskan kepada mereka semua.

Perlahan Ia mengintip dari balik lemari, melihat mereka-mereka yang sedang berada di kamar orang tuanya. Dari yang di lihatnya, mereka sepertinya sedang mencari sesuatu. Entah apa itu, tapi ia yakini sesuatu itu adalah barang yang sangat penting.

"Cepat temukan barang itu sekarang juga," perintah seorang pria kepada bawahannya.

"Baik Tuan,"

Anak laki-laki itu tidak bisa melihat seperti apa wajah seseorang yang sedang memerintah itu, tubuhnya membelakanginya sehingga membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas siapa pria itu, hanya diketahui di bagian lengan atas sebelah kanan terdapat sebuah tato berbentuk permata hitam.

"Bagaimana? Apa kalian menemukannya?"

"Tidak, Bos. Sepertinya barang itu tidak ada sini, mungkin telah disembunyikan di tempat lain oleh mereka."

"Kurang ajar! Dimana mereka menyembunyikan?" Geram pria itu karena tidak menemukan apa yang dicarinya. "Kalian sudah menggeledah di setiap tempat rumah ini?"

"Sudah Bos, dan tetap saja tidak menemukannya,"

"Sialan!" Umpatnya kesal.

Karena tidak menemukan apa yang dicari mereka akhirnya keluar dari kamar itu.

Melihat beberapa orang itu sudah pergi, anak laki-laki yang memiliki nama Allan menghela nafas, merasa lega. Allan berpikir mereka sudah pergi, dia pun keluar dari persembunyiannya dan berjalan mengendap-endap untuk melihat keadaan di rumahnya, apakah sudah benar-benar aman atau sebaliknya.

Namun sialnya saat dirinya melewati pintu kamar tersebut, sebuah pukulan keras dari arah belakang menghantam kepala bagian belakang dengan kuat.

Bugh…..

Uhuk…..

Darah segar muncrat dari mulutnya dan tubuhnya ambruk.

"Cih, ternyata masih ada yang selamat ." Gumam seorang pria yang sama sekali tidak merasa bersalah setelah memukul seorang anak kecil dengan kuatnya. 

Pria itu berjongkok dan melihat ke arah Allan yang menyedihkan, tepat di depannya. Allan yang masih memiliki kesadaran sedikit mencoba melihat seperti apa wajah pria itu. Seringai menyeramkan dan penuh ejekan terlihat jelas di sudut bibir pria dewasa itu dan perlahan Allan memejamkan mata, kesadarannya hilang karena banyaknya kehilangan darah akibat pukulan tersebut.

*****

Allan berbaring di sebuah ranjang Rumah Sakit setelah menjalani operasi. Lukanya cukup parah membuatnya hingga saat ini belum sadarkan diri juga. Beruntung nyawanya tertolong karena seseorang yang menolongnya, membuatnya selamat dari maut yang mengerikan itu.

Di depan kamar rawat Allan, seorang wanita dewasa duduk dengan ditemani seorang gadis kecil yang diyakini adalah putrinya. Mereka berdua sedang menunggu seseorang yang sebentar lagi akan sampai menemuinya.

Dan tidak lama setelahnya orang tersebut tiba, membuat bibir kedua wanita beda usia itu mengembang bahagia.

"Papa!" Teriak anak perempuan itu menyambut kedatangan ayahnya, meminta untuk di gendong.

Pria itu tersenyum dan langsung mengangkat gadis kecil itu dalam gendongannya dan menciumi wajah manis itu secara bertubi-tubi. Tidak lupa juga memberikan kecupan terhadap istri tercintanya.

"Maaf membuatmu menunggu lama, sayang,"

"Tidak masalah, aku tahu kamu sedang sibuk dan banyak urusan yang harus kamu selesaikan."

Pria itu mengangguk, ia tahu istrinya akan mengerti dengan kesibukannya. "Bagaimana keadaannya?" Tanyanya tentang keadaan Allan.

"Anak itu belum sadarkan diri," jelas Margaret, istri Fernandes Nicolas. Fernandes mengangguk mengerti, mungkin tidak lama lagi anak itu pasti akan sadarkan diri. 

Mereka masuk dan melihat keadaan Allan. Masih tetap sama, anak laki-laki itu masih betah menutup mata. Mereka menatap iba dengan keadaan Allan yang memprihatinkan. Mereka menemukan Allan di pinggir jalan yang sepi, seakan Allan memang sengaja di buang, berharap tidak ada yang menemukan siapa dan dari mana anak itu berasal.

"Kasihan anak ini," ucap Margaret mengelus lembut kepala Allan yang di perban. "Apa kamu sudah menemukan siapa anak ini dan dari mana asal keluarganya?"

"Aku tidak menemukannya. Cukup susah mencari tanpa sebuah identitas," Margaret mengangguk mengerti. 

Gadis cantik yang berada di gendongan Fernandes terus menatap lekat wajah Allan, matanya sedikitpun tidak lepas dari Allan yang saat ini sedang menutup mata. Senyum kecil muncul di sudut bibirnya, entah apa yang ada di pikirannya, tapi gadis kecil itu seakan memiliki pemikirannya sendiri.

"Pa, sebenarnya siapa Kakak ini? Kenapa Papa membawa dan merawatnya?"

Fernandes tersenyum, ia tahu putrinya pasti penasaran akan sosok anak laki-laki yang di tolongnya. Fernandes mengelus lembut kepala putrinya dan berkata. "Papa tidak tahu siapa namanya, hanya saja Papa menolongnya karena Kakak ini sedang butuh bantuan Papa."

"Jadi Papa tidak mengenalnya?"

Fernandes menggeleng, "Tidak! Papa tidak mengenalnya."

"Keluarganya?"

"Begitupun dengan keluarganya, Papa tidak mengetahuinya."

"Begitu ya," Gadis itu berpikir dan tidak lama kemudian tersenyum. "Bagaimana jika Papa merawatnya, menjadikannya sebagai temanku. Jika Kakak ini sudah besar, bisa menjadikannya sebagai pengawal ku." 

Fernandes mengerutkan kening mendengar apa yang di katakan putrinya. Tumben sekali putrinya menginginkan orang lain untuk berada di dekatnya. Biasanya putrinya ini sangat acuh dan tidak peduli, tapi sekarang…..

Fernandes menatap Margaret. Dari sorot matanya bertanya dan meminta pendapat. Margaret tersenyum dan mengangguk, memintanya untuk menyetujui permintaan putrinya. Lagian mereka juga tidak mengenal siapa keluarga anak laki-laki yang di tolongnya ini. Dan tidak mungkin untuk mereka meninggalkan Allan sendirian di rumah sakit tanpa adanya pengawasan dari keluarga.

"Baiklah, sesuai permintaan Tuan putri Papa yang cantik ini," cubit Fernandes di hidung mungil putrinya.

Sejak kejadian Fernandes menolong Allan, Allan akhirnya tinggal bersama dengan Keluarga Nicolas, menjadi bagian keluarga tersebut, menjadi anak angkat Fernandes dan Margaret. 

10 Tahun kemudian.

Saat ini Allan berusia 21 Tahun, dia menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah. Wajah tampannya membuat banyak perempuan tergila-gila padanya, tak terkecuali gadis kecil yang dulu pernah meminta kepada Papanya untuknya tinggal di keluarga Nicolas, siapa lagi jika bukan Michaela Nicolas, putri satu-satunya Fernandes dan Margaret.

 

 

Terpopuler

Comments

merry jen

merry jen

jhtt bgttuu tuu org mukull pala nya si allann smpaii hilng ingtnn

2024-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!