NovelToon NovelToon
CINTA BERBALUT EGO

CINTA BERBALUT EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / nikahmuda / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Roslaniar

“Kak, ada yang ingin saya omongin,” Alisha sengaja menunggu Arkana agar tak ada kesalahpahaman di kemudian hari. Biarlah dijalan ia sedikit ngebut agar tidak telat ikut ujian.

“Lain kali aja, aku ada meeting pagi-pagi. Lakukan saja apa yang menurutmu baik aku setuju,” Arkana tak sarapan dan hanya meminum juice yang disiapkan oleh bi Sona.


Kepoin yuk cerita seru mereka. Kisah Faisal Arkana Kaif dan Alisha Mahalini yang dikemas dalam kisah "CINTA BERBALUT EGO"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CDE # 6 》》ADA APA SIH, MA

Satu semester telah berlalu, Alisha dan kawan-kawan bersiap untuk kembali ke rumah masing-masing menghabiskan liburan dan berkumpul dengan keluarga. Sejak tiga bulan yang lalu Arkana tak pernah lagi datang untuk mengajar para santri namun hal itu tak mempengaruhi Alisha karena yang penting baginya adalah segera keluar dari penjara suci itu.

“Kalian akan kembali kan ?!” Melan menatap Alisha dan Tari bergantian.

“Aku pastinya gak akan kembali.” Alisha berucap dengan yakin. Ia dan sang papa sudah sepakat tidak akan kembali ke pesantren asalkan menuruti permintaan papanya. Meskipun Alisha belum mengetahui apa yang akan diminta oleh sang papa namun tak masalah baginya. Yang penting ia kembali hidup dilingkungannya dan menjalankan rutinitasnya yang sempat tertunda.

Gara-gara masuk pesantren ia harus melewatkan satu semester secara online. Jangan heran dengan kemampuan Alisha bernegosiasi dan meyakinkan pihak kampus sehingga ia bisa belajar secara online. Beruntung sang papa cepat menarik hukumannya sehingga ia tak harus berlama-lama dengan keadaannya. Enam bulan Alisha benar-benar memutuskan komunikasi dengan kedua sahabatnya yaitu Abidzar dan Maureen.

"Kalau aku pastinya akan selalu menyelipkan doa di sepertiga malam agar mama berubah pikiran dan tak lagi memintaku kembali ke pesantren.” Terlihat jelas mata Tari berbinar penuh harap saat berbicara menyiratkan kata hatinya.

Sebagian besar penghuni pesantren kembali ke rumah masing-masing bahkan yang tinggal di luar daerahpun menyambut liburnya dengan sukacita.

“Kita saling kontekan ya, kembali atau tidaknya ke pesantren tapi komunikasi kita harus tetap lancar, “ Ketiganya saling berjanji. Enam bulan mereka bersama melewati hari-hari yang terasa begitu lambat bagi Aĺisha. Kedua sahabatnya itulah yang memberikan semangat dan membantunya tanpa diminta.

Ketiganya lalu berpelukan sebelum berpisah. Tari dan Melan langsung menuju pintu gerbang pesantren sedangkan Alisha berjalan menuju rumah pak Kiyai Somad dimana kedua orang tuanya menunggu.

“Assalamualaikum,” Alisha tersenyum lebar menatap papa dan mamanya yang sedang duduk bersama pak Kiyai dan beberapa orang yang tak dikenalnya.

“Waalaikumsalam,” Pak Ahmad menatap putri tunggalnya dengan tatapan penuh kerinduan. Sejak Alisha mondok, gadis itu tak pernah sekalipun menghubungi kedua orang tuanya sebagai bentuk protesnya. Namun begitu ia tetap memantau keadaan pasangan yang sangat penting dalam hidupnya termasuk perusahaan yang kelak akan menjadi miliknya.

“Akhirmya datang juga orang yang paling ditunggu.” Pak Kiyai Somad tersenyum penuh arti sembari melirik cucunya yang juga sedang duduk bersama mereka.

Alisha merasa sedikit aneh saat mendengar ucapan pak Kiyai namun sebelum bertanya, mama Alice dan bu Nyai menariknya dengan lembut memasuki kamar tamu.

“Ada apa sih ma, bu Nyai, kok main tarik-tarik aja. Al pingin cepat pulang,” Alisha bisa membaca gerak gerak aneh semua yang hadir kecuali manusia dingin yang selalu terlihat datar tanpa kata.

“Kita pasti akan pulang tapi setelah acaranya selesai. Sekarang kamu ganti baju dulu ya sayang,” Mama Alice menyodorkan baju panjang yang terlihat mewah dan elegan meskipun potongannya sederhana.

“Ma, buat apa Al pakai baju kayak gini, kayak mau nikah aja, “ Alisha bersungut-sungut menatap kesal sang mama yang juga sedang menatapnya.

Melihat situasi antara anak dan ibu yang mulai memanas, maka bu Nyai dengan lembut membimbing Alisha agar duduk di bibir tempat tidur. Sebelum gadis belia itu berteriak, dengan kelembutannya bu Nyai mulai berbicara pelan.

“Sayang, maafkan kami para orang tua karena memutuskan kehidupan kalian tanpa bertanya dan meminta persetujuan kalian berdua,” Bu Nyai menatap manik mata Alisha yang tak terbaca.

“Maksud bu Nyai apa ya,” Alisha tak ingin asal menebak meskipun ia sedikit curiga dengan keberadaan pria dingin nan angkuh diluar sana.

“Alisha dan Arkana akan melangsungkan ijab qabul hari ini. Untuk kebaikan kalian berdua.”

Duaarrrrr

Bagaikan disambar petir di siang bolong mendengar ucapan bu Nyai barusan. Alisha sungguh tak bisa bersuara saking syoknya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia duduk membatu tak tahu harus berbuat apa.

“Kenapa kalian begitu kejam padaku ?! Hanya karena sebuah kesalahan kecil yang aku lakukan dan harus berakhir seperti ini ?!” Alisha berbicara tanpa menatap siapapun. Sorot matanya tampak dingin dengan wajah tanpa ekspresi.

“Jangan salah paham sayang, kejadian yang lalu tak ada hubungannya dengan keputusan kami untuk menikahkanmu. Mama dan papa hanya ingin yang terbaik buatmu. Dan nak Arkana adalah pria yang tepat buatmu.” Mama Alice berusaha meyakinkan putri tunggalnya yang hanya menatap dinding kamar. Tak ada airmata layaknya gadis yang tiba-tiba menikah dengan seorang yang sama sekali tak dikenalnya.

Alisha bukan tipe gadis yang suka mengumbar airmatanya. Meskipun sedih dengan keputusan para orang tua namun ia tak akan menangis. Airmatanya terlalu berharga untuk dikeluarkan hanya dengan pernikahannya yang tiba-tiba.

“Sayang, ganti baju yuk. Bentar lagi nak Arkana akan mengikrarkan ijab qabulnya lho,” Suara mama Alice berhasil memutuskan tatapan kosong Aĺisha.

“Aku gak mau ma, kuliahku aja belum selesai dan lagipula grandpa pasti gak setuju kalau aku menikah muda.” Alisha mencoba mempengaruhi sang mama dengan menggunakan grandpa kesayangannya.

“Soal grandpa itu urusan mama, sayang.” Setengah memaksa mama Alice menarik putrinya agar mau berganti baju namun bukan Alisha namanya jika akan menurut dengan mudah.

Hingga terdengar suara Arkana menyebut namanya dalam ijab qabulnya dan Alisha masih tetap dengan bajunya yang ia pakai semula. Bu Nyai hanya bisa menahan senyum melihat kondisi pakaian gadis yang kini sudah resmi menjadi cucu menantunya bersamaan selesainya ijab qabul Arkana.

“Gak usah ganti baju nak, toh hanya kita-kita juga kan. Nantilah saat pesta nak Alisha memakai gaun yang sepantasnya.” Bu Nyai berdiri dan berjalan kearah pintu. Perlahan wanita paruh baya itu membuka pintu yang diketuk sebanyak tiga kali.

“Astaga sayang, kok masih pakai baju itu,” Pak Ahmad tak menyangka putrinya belum siap.

“Yang penting pakai baju kan, pa. Terserah Al mau pakai apa toh papa juga gak ngomong-ngomong tetiba saja Al dinikahkan.” Alisha menatap dingin ke arah pak Ahmad yang sedang berdiri di depan pintu.

Bu Nyai memilih keluar dan bergabung dengan suami dan cucunya menunggu Alisha keluar kamar. Terlihat Arkana sedang gelisah menunggu gadis yang baru saja ia nikahi.

“Cucu menantu kita kok belum keluar bu ?!” Kiyai Somad menatap bu Nyai penasaran. Hal yang sama dilakukan oleh Arkana.

“Biarkan mereka berbicara sejenak. Wajar kan jika nak Alisha terkejut dengan statusnya yang tiba-tiba berubah,” Ucap bu Nyai bijaksana. Namun tak demikian halnya dengan Arkana yang posisinya sama dengan Alisha.

“Seharusnya gadis itu gak usah banyak drama. Aku juga sama dengannya.” Arkana tak terima mendengar ucapan neneknya.

“Nak, laki-laki dan perempuan itu beda. Kelak jika kalian kembali ke ibukota perlakukan istrimu dengan baik. Ingatlah jika hati seorang wanita itu bagaikan sebuah kristal, sekali pecah gak akan bisa utuh kembali, “ Bu Nyai menasehati Arkana. Wanita bijak itu sangat mengenal cucunya yang teramat dingin bahkan terkesan tak berperasaan.

1
neng ade
Alex sm Tari dan Arkana sm Aliaha
neng ade
akhir nya 1 tugas dari grandpa nya Alisha terpenuhi.. semoga semua rencananya berhasil .. apa yg seharus nya menjadi milik Alex akan kembali pada Alex
Febriana Decik Nawawi
lanjut thor .. gemes ..
sy suka dgn cerita2 nya.
neng ade
Belel salah mencari lawan ..
neng ade
ternyata Alex sang pewaris perusahaan yg di rebut oleh Sanays.. Alisha memang luar biasa.
neng ade
buat hati Alisha berpaling pada Arkana lagi ya thor..
neng ade
aku setuju jika Alex dgn Tari dan Arkana dgn Alisha kembali..
neng ade
Tari sm Alex sedangkan Alisha sm Arkana .. udh lah begitu aja thor jodoh nya
Rondhoh tul janah
selalu semangat
Rondhoh tul janah
cepet satukan mereka dong thoooor
neng ade
kembali aja lagi sm Arkana .. tak ada salah nya menjalin hubungan kembali.. karena kegagalan itu bkn di sebabkan oleh perselingkuhan itu dikarenakan ego masing2 terlalu tinggi
Rondhoh tul janah
kenapa gak sama Arkan aja sih alisha🤦🤦🤦🤦
neng ade
wah .. parah nih Tari sampe di bilang ga ada bekas pesantren nya .. lalu gimana ya dngn Melan .. aku berharap aja jika Alex berjodoh sm Tari dan Arkana sm Alisha 😁😍😍
neng ade
senang nya bisa bertemu lagi dngn teman seperjuangan wkt berada di pesantren ..
Ros Jenita
lanjut ka
Ros Jenita
ka knp berhenti di tengah jalan ga ada kelanjutan tamat nya/Frown/
Indri Yani
lanjut Thor
neng ade
semoga Alisha dan Arkana bisa bersatu kembali ..
neng ade
semoga Arkana dan Alisha cepat di pertemukan .. jika memang berjodoh pasti kedua nya akan bersatu kembali .. semoga aja
neng ade
tak sabar ingin melihat Arkana dan Alisha bertemu.. gimana reaksi nya Arkana jika tau dokter Alin itu adalah Alisha 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!