NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ODGJ Sialan

Mereka bertiga akhirnya meninggalkan ambulance dengan ODGJ didalam sendirian. Memang mereka tak jauh pergi meninggalkan ambulance mereka hanya menyebrang jalan beberapa meter, namun mereka lupa. Hari apes tak ada dikalender, mereka hanya beberapa menit meninggalkan ambulance dengan pasien ODGJ didalamnya untuk ngopi. Namun saat mereka kembali ke mobil ambulance mereka membawa serta bapak tukang tambal ban. Mereka terbelalak saat melihat pintu bagian belakang menganga lebar. 

"Waduh, cilaka dia bekas ini, pasiennya kabur" Kata Farid terkaget dan mengusap kasar kepalanya. 

"Gimana ini, kok kita bisa kecolongan gini. Kamu nutup pintunya nggak rapat ya dik?" Tuduh Irwan yang ikutan panik. 

"Sembarangan, aku nggak buka pintu belakang ya, kalian tau sendiri dari tadi kita berangkat bertiga aku didepan sama kalian" Sanggah Diki. 

"Ya udah kita cari, pak. Tolong ditambal ya bannya, saya mau cari pasien saya dulu" Kata Farid lalu mengajak Diki dan Irwan untuk berpencar. 

Mereka berlari menyusuri pasar, celingak celinguk mengedarkan pandangan mencari keberadaan ODGJ itu. Sampai pada titik dimana ketiga sekawan itu bertemu, namun hasilnya nihil. 

"Gimana, kalian ketemu nggak" Tanya Irwan bersamaan itu nafasnya tersengal sengal. 

"Nggak ada, udah dicari muter muter nggak ketemu juga" Jawab Diki. 

"Iya aku juga nggak nemuin" Kata Farid menimpali. 

"Ya sudah kita cari lagi" Irwan menginterupsi kan mereka untuk mencari kembali pasien mereka. Baru juga seperempat perjalanan, mereka akhirnya melihat pasien mereka tengah duduk di bawah pohon sambil tertawa tawa. 

"Itu tu, ayo kita tangkap" Kata Farid berlari menuju pasiennya. 

Melihat tiga orang berlari kearahnya, pasien ODGJ itu malah lari ketakutan. Entah apa yang ODGJ itu fikirkan, akhirnya terjadilah aksi kejar kejaran antara perawat magang dengan pasien ODGJ. 

"Woy, berhenti. Gila orang gila tapi larinya kenceng banget" Tutuk Irwan sambil berlari dengan nafas ngos ngosan. 

Keringat mereka bertiga sudah bercucuran karna terus mengejar pasien ODGJ, sampai mereka tak sadar jadi pusat perhatian orang orang pasar. Namun ODGJ itu tak kunjung berlari, bahkan ODGJ itu berlari dengan tangan keduanya ke belakang dan membusungkan tubuhnya ke depan. Seperti adegan di serial kartun anime, cukup lama aksi kejar kejaran itu terjadi. Hingga pada akhirnya tiba di suatu gang, tepat dekat tiang listrik ODGJ itu berhenti tiba tiba. Tiga sekawan itu juga berhenti kurang lebih karak antara mereka satu meter, tiga sekawan itu berdiri dengan tatapan curiga menatap pasien mereka. 

Pasien itu malah berbalik dengan tersenyum menyeringai, mata melotot rambut gondrong acak acakan serta kumis dan jenggot sudah seperti sumanto hendak menerkam. Lalu Farid melihat pada tangan kiri pasien itu memegang baru cukup besar, perlahan ODGJ itu berjalan mendekat. Dan... 

"Lari woy, dia bawa baru" Kata Irwan mengajak dia temannya lari. 

Kini keadaan berbalik, ODGJ mengejar perawat yang hendak menangkapnya. Mereka dikejar dengan pasien yang membawa baru, lari tunggang langgang menghindar dari serangan ODGJ itu. 

"Maleeeeeng maleeeeeng maleeeeeng" Teriak sang ODGJ mengejar tiga sekawan itu. 

"Wah parah, kita diteriakin maling. Gimana ini" Kata Diki semakin panik namun mereka terus berlari menghindari kejaran orang gila itu. 

Mereka akhirnya berpencar, Farid naik keatas pohon, Diki bersembunyi didalam toko sementara Irwan berbelok ke kanan dan bersembunyi di tenda penjual bakso. 

"Hayo, kamu mau kemana. Kamu maling kan, turun kamu hahahahah" ODGJ itu berhenti dibawah pohon dimana Farid berada diatas pohon. 

"Waduh, sana sana. Jangan timpuk aku, aku bukan maling. Justru aku mau mengobati luka supaya kamu waras lagi" Kata Farid masih nangkring diatas pohon. 

Diki dan Irwan terkikik melihat Farid yang terus diteriaki maling oleh orang gila itu. Namun mereka juga kasihan melihat Farid yang nangkring diatas pohon, lalu Irwan dan Diki kini dengan langkah mengendap endap berjalan mendekati ODGJ itu. Lalu dengan cekatan menepis tangan ODGJ itu dan menjatuhkan batu yang digenggam, kemudian mereka berdua membekuk ODGJ itu. Kemudian mereka membawa ODGJ itu menuju mobil ambulance, lalu Farid turun membantu dua sahabatnya. ODGJ itu berontak dan berteriak teriak tak jelas merutuki mereka. 

"Tolooong, toloooong ada penjahat tolooong" ODGJ itu teriak teriak meminta tolong. 

Jelas mereka jadi pusat perhatian orang orang yang ada disana, namun mau bagaimana lagi. Itu sudah menjadi tugas mereka untuk membawa ODGJ itu ke rumah sakit. 

Untung saja saat mereka sampai ke mobil ambulance, mobilnya sudah selesai diperbaiki. Tak menunggu waktu lama, Irwan dan dua sahabatnya langsung menaikan pasien kedalam mobil bagian belakang, dan kini Diki serta Farid duduk mencekal pasien. Irwan sendiri yang menyetir dan membawa mobilnya. Hari yang sangat menguras emosi dan tenaga, akibat mereka kejar kejaran dengan ODGJ. Baju mereka basah karna keringat yang bercucuran. 

Ditempat yang berbeda, kesibukan yang tampak sama seperti kemarin. Namun hari ini cukup ramai para penduduk yang hendak mencetak kartu Tanda penduduk semakin bertambah. Dimas juga terlihat sama sibuknya dengan yang lain, hari itu hari pertama Romi masuk kerja di tempat yang baru. Hanifah dan Romi ditempatkan ditempat yang sama, hanya saja Indah yang lain tempat. 

Pada jam Istirahat tiba, Romi mengajak Dimas untuk makan siang bersama. Dari kejauhan dibelakang Romi, Dimas dan satu rekan Dimas yang kemarin. Hanifah berlari mengejar Dimas dan yang lain, nampaknya Hanifah belum mendapatkan kawan baru. 

"Dimas, Romi. Tungguin aku ikut" Kata Hanifah nenginterupsi Dimas dan Romi. 

"Mau kemana?" Tanya Dimas pada Hanifah.

"Yah pakek ditanya, kalian mau ke kantin kan? Aku ikut" Jawab Hanifah. 

"Kamu kan cewe" Jawab Romi. 

"Ya emang kenapa?" Tanya Hanifah. 

"Ya makan bareng cewe lah. Ya kali sama kita" Kata Romi lagi. 

"Eh adudu, disini aku belum ada yang kenal sama sekali. Namanya juga baru hari pertama kerja" Jawab Hanifah lagi. 

Hanifah memang sulit untuk berkenalan dengan orang, dia bisa kenal dan akrab dengan orang baru ditempat kerjannya dengan mengalir begitu saja. Ia akan akrab dengan seseorang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, hal itu memang sudah terjadi selama ia berada di bangku sekolah. Terbiasa dengan orang yang itu itu saja lama lama ia akrab dan kenal dengan orang baru. 

"Eh tapi ngomong ngomong, si Indah kok nyempil sendiri di kantor KUA. Tanya Romi pada Dimas. 

" Aku juga nggak tau, dia ditempatkannya disana" Jawab Dimas sambil mengunyah pilus. 

"Emang dulunya kalian itu satu kantor, kok bisa secepat itu akrabnya?" Tanya Deri pada mereka bertiga. 

"Iya der, mereka ini sahabat aku di kantor gubernur sebelum dipindahkan ke kantor Kabupaten. Jangan heran kalok kita seakrab ini" Kata Dimas aeraya menepuk pundak Deri. 

"Oooh pantas saja, oh ya pak Dimas saya mau kasih ini buat pak Dimas" Kata Deri menyodorkan kotak buah pada Dimas. 

"Apa ini?" Tanya Dimas pada Deri. 

"Itu buah zuriat dan kurma muda, ikhtiar pakai itu pak, semoga segera bapak dan istri bapak dapat momongan. Kebetulan kemarin saudara saya ada yang baru pulang dari umroh" Kata Deri menjelaskan. 

"Waahh, terimakasih ya. Aku kemarin coba mau cari buah ini, alhamdulillah malah udah dikasih duluan geratis lagi" Kata Dimas berterimakasih dan menerima kotak buah itu dengan wajah yang berbinar binar. 

"Ih keliatannya enak itu kurma nya" Kata Hanifah dengan tangannya hendak mengambil pada kotak buah tersebut. 

"His, tangan main seribot serobot aja. Cewe tapi gausah guruh malu maluin" Romi menepuk tangan Hanifah yang hendak mengambil kurma muda di kotak buah itu. 

"Aw, sakit tau. Reseh banget, aku kan cuma penasaran" Kata Hanifah merengut. 

"Nggak etis penasaran sama program kehamilan. Kamu kan masih gadis" Kata Romi menegurnya. 

"Sudah sudah, nggak usah ribut. Kalian ini kalok sudah bersandingan kayak tikus sama kucing, kucing sama tikus aja udah mulai akur, kalian bertengkar terus. Hati hati jodoh nanti kalian" Kata Dimas melerai mereka. 

"Hidup amit amit" Kata Hanifah melirik sinis pada Romi. 

Agak sakit Romi mendengar dan melihat respon Hanifah dengan perkataan Dimas, namun apa daya Romi juga belum bisa mengungkapkan isi hatinya. Cenderung bingung bagaimana mengutarakan nya, karna Hanifah adalah perempuan pertama yang membuat dirinya jatuh hati. 

HanifaHanifah sebenarnya juga merasa takut dalam hatinya kala mengucapkan hal itu, namun ia juga bingung harus bagaimana meresponnya. Hanifah takut kalau Romi akan merasa sakit hati dengan jawabannya terhadap Dimas. 

Di kantor Urusan agama, Indah tengah asik mengobrol bersama teman barunya disela sela istirahat. Teman barunya itu, termasuk ibu muda yang memiliki satu orang anak yang masih balita. 

Indah dan Aisyah nama teman barunya itu, tengah sering tentang pengalaman Aisyah dalam masa kehamilan dan pengalaman pertama kali persalinan nya. 

"Kalau saat melahirkan memang sakit, serasa tulang belakang dipatahkan secara bersamaan. Tapi semua itu terbayar saat melihat baby yang lucu, ya meskipun perjuangan seorang ibu belum usai sampai disitu. Kami harus begadang saat tengah malam baby terbangun, belum lagi kalau si baby sakit. Kadang kita sebagai orang tua sampai nggak tidur semalaman" Kata Aisyah menceritakan pada Indah. 

"Hah? Sebegitunya?" Tanya Indah terkaget, melongo dan sedikit lemas. Tak mampu iya membayangkan betapa lelahnya. 

"Tapi jangan takut, justru hal itu yang akan kita rindukan dihari tua nanti, ayo semangat aku do'ain semoga tahun ini kamu bisa positif. Jangan lupa coba ikhtiar pakai kurma muda dan buah zuriat ya" Kata Aisyah menyarankan. 

"Iya, terimakasih ya suportnya" Jawab Indah tersenyum. 

Usai makan siang dan istirahat berakhir, Hanifah mengejar Romi yang berjalan sendirian menuju ruangannya. 

"Rom... " Panggil Hanifah pada Romi. 

Romi menoleh dan berbalik badan melihat Hanifah. Alis Romi saling menaut, melihat Hanifah yang berlarian mengejar dirinya. 

"Kenapa, kangen sama aku?" Tanya Romi dengan narsisnya. 

"Dih ge er kamu, aku cuma mau minta maaf sama kamu" Kata Hanifah pada Romi. 

"Minta maaf untuk apa?"

"Untuk hal yang tadi, tak seharusnya aku jawab Dimas seperti itu. Aku takut kamu sakit hati" Kata Hanifah menjelaskan. 

"Nggak papa, udah aku maafin. Lagian santai aja aku juga nggak gimana gimana kok, biasa aja" Jawab Romi. 

"Heemm, syukur lah. Ya sudah aku kembali keruangan ku ya" Pamit Hanifah pada Romi. 

Romi hanya mengangguk tipis seraya tersenyum, lalu Hanifah beranjak pergi meninggalkan Romi menuju ruangannya. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!