Danisa seorang gadis cantik dan sederhana. Tidak tamat SMU karena kondisi perekonomian keluarganya yang sulit mengharuskannya bekerja dan merelakan cita-cita.
Demi membantu menyambung kehidupan ibu dan adik-adiknya, Danisa rela bekerja banting tulang menjadi SPG di toko sepatu di sebuah mall.
Suatu hari, pertemuannya dengan laki-laki berpenampilan compang-camping yang menurutnya seorang tuna wisma, Danisa memberikannya jatah makan siangnya.
Siapa sangka rupanya pertemuan itu mengubah alur takdir Danisa hampir keseluruhan karena ternyata pria yang dia kira miskin itu adalah pemilik perusahaan brand sepatu tempat dia bekerja.
Bagaimana kisah Danisa? Ayo kita berkelana di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan Gila
Dirinya termangu di dalam mobilnya, memandangi bungkus nasi kotak yang telah ludas isinya. Sekarang pikirannya hanya tertuju pada sosok gadis asing yang dijumpai siang tadi.
Dia yang tiba-tiba datang dan memberinya makan, perempuan itu juga yang mengatakan jika tampangnya yang keren ala idol K-Pop malah disangka punk rock.
Senyum seringai pun terbit ke atas.
"Dasar perempuan gila," ujar laki-laki itu tanpa sadar.
Namun, ada pelajaran yang dia ambil dari celotehan si gadis yang belum sempat tahu siapa namanya itu, dia yang berceramah ala ustazah berhasil meninggalkan kesan pertama yang menganggumkan dengan sedikit nasihatnya, bahwa seberat apa pun masalah jangan sampai kabur atau masalah itu tidak akan pernah selesai.
"Iya, ucapannya benar. Masalahku dengan Arnetta harus terselesaikan segera, aku tidak boleh terus menghindar seperti ini," ujarnya penuh dengan kemantapan hati.
Setelah sepuluh tahun berjuang menjalin hubungan jarak jauh dengan seorang wanita yang bernama Arnetta yang cantik jelita, tetapi kala dia hendak serius melamar wanita itu, keluarga besarnya tidak merestui hanya karena aduan dari sang adik yang mendapat kesan pertama tidak enak dari sosok perempuan bernama Arnetta tersebut.
Mengempaskan tubuhnya pada sandaran kursi di dalam mobil sportnya, sejenak ia ingin memejamkan matanya mencoba mendapatkan ketenangan setelah beberapa hari otaknya terus dibuat mendidih karena kisah cintanya terhalang restu orang tua.
Alih-alih dapat mengesampingkan segala beban pikiran semalam, dirinya malah terganggu dengan sosok gadis bermata bulat dan berponi tipis itu, celotehan dari mulutnya yang sungguh ramai di telinga dan tanpa henti mengomentari penampilannya membuat bayangannya sulit dienyahkan begitu saja. Terlebih saat dia mengatakan jika tindik di hidungnya membuatnya mirip dengan sapi jantan.
"Dan apa itu yang melingkar di hidungmu? Seperti cincin yang ada di hidung banteng dalam serial animasi Shaun The Sheep. Tahu kan animasi sekawanan kambing itu? Nah, bantengnya juga memakai tindik seperti itu." Teringat ucapan perempuan itu kala menuding tindik melingkar di atas philtrum bibirnya alias di antara dua lubang hidungnya.
"Ini sedang tren," jawabnya singkat.
Sekarang dirinya merasa bodoh karena saat itu malah menanggapi setiap celotehan gadis cerewet itu.
"Wah, jadi sekarang sedang tren ya? Tidak kusangka, fashion style si sapi jantan pun bisa menjadi tren di kalangan manusia, daebak!" kata gadis berkuncir kuda itu dengan acungan jempol kanannya.
Dia yang mirip gadis kuno alias ketinggalan zaman, tidak paham tren masa kini, dan penampilan yang sangat sederhana, terlihat manis dengan tampil apa adanya dan selalu lugas dalam ucapannya, sosok itu berhasil mengganggu pikiran laki-laki itu walau ini pertemuan pertama mereka.
Ya, lantas dirinya teringat pada pendapat salah seorang pakar komunikasi Oh Su Hyang yang menuliskan dalam bukunya 'The Secret Habits To Master Your Art of Speaking' bahwa kesan pertama memang yang paling penting dan menentukan akan ada tidaknya pertemuan kedua dan seterusnya.
Seakan ungkapan itu benar, gadis itu benar-benar membuktikan jika kesan pertama bisa membuat kerinduan dan mengharapkan akan ada pertemuan selanjutnya.
Sekarang, laki-laki itu menatap cermin dari dasbor mobilnya menatap tampang dirinya sembari bertanya dalam diri. "Apa benar aku mirip sapi jantan?" ujarnya seraya menggerakkan benda yang menggantung di antara lubang hidungnya naik turun.
Ah, ada-ada saja tingkah gadis itu. Kenapa juga aku percaya padanya?
Mengingat tentang gadis bertubuh tak cukup tinggi dan pipi mulus mirip bakpau itu membuatnya pening sebab wajah dan cara bicaranya yang tak pernah berhenti itu membuatnya selalu kepikiran tak jelas. Ingin bertemu lagi setidaknya bertanya siapa namanya.
Kini laki-laki menelepon seseorang. "Anjas, apakah ada seorang gadis yang bekerja di toko sepatu itu?" tanya dia lewat telepon.
"Yang mana, Pak Bos? Semua yang bekerja di sini gadis, tidak ada yang janda," jawab Anjas si tangan kanannya.
"Ck, kau ini. Dia yang berlesung pipi di bagian kanan, tahi lalat tipis di pelipis, berponi tipis, dan hem ... sedikit cebol," ujar seseorang yang disapa Pak Bos oleh Anjas. Dia yang sebisa mungkin mendeskripsikan bagaimana rupa gadis yang ditemuinya siang hari tadi.
Di seberang sana, Anjas menggaruk kepalanya. Memikirkan siapa di antara karyawannnya yang memiliki lesung pipi sebelah kanan, tahi lalat tipis di pelipis, dan berponi tipis itu. Jujur saja, Anjas masih belum mengenal baik para karyawan yang bekerja. Bisa-bisanya sang atasan menanyakan perihal ciri karyawannya yang dirinya sendiri belum mengenal satu per satu orangnya.
Namun, 'bertubuh sedikit cebol?'
Seperti ada lampu yang menyala terang di atas kepalanya, dia teringat pada satu karyawan SPG yang bertubuh paling mungil, tapi padat berisi.
"Oh, ya, saya tahu! Dia Danisa, Pak Bos! Ya, nama gadis itu Danisa!" jawab Anjas dengan semangat. Si klimis itu tampak bahagia bisa menemukan siapa yang sedang dicari oleh bosnya.
Selain, menjadi manager operasional di toko sepatu itu, Anjas juga mempunyai misi rahasia dari tuan besarnya yakni mencarikan jodoh yang terbaik untuk putra sulungnya.
Dia mematikan sambungan telepon dengan bawahannya setelah tahu informasi tentang si gadis cebol. "Hem, namanya Danisa, ya?" ujarnya sendiri.
...-----...
Ada yang nungguin update novel ini gak? Komen yaaa kl ada, maaf aku update-nya gak tentu, mohon bersabar.
kasian ..... kalo atasan sdh dendam pribadi mah, apapun di anggap salah & bisa membahayakan Danisa.