Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.
Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
"De, Jangan pergi! Jangan tinggalkan kakak! Buka mata kamu De!" Terdengar Ima terus mengigau mengucapkan kalimat tersebut.
Sang perawat yang hendak memeriksa kondisi Dea langsung membangunkan Ima yang tampak mengigau.
"Bu, Bangun!" Ucap sang perawat yang berusaha membangunkan Ima.
"Sus, Adik tolong adik saya!" Pinta Ima pada sang perawat itu.
"Tadi ibu mengigau mungkin terlalu capek sehingga sampai tertidur lelap!" Jelas sang perawat.
"Jadi saya hanya mimpi sus, Adik saya masih hidup kan!" Ima masih tampak kebingungan.
"Kondisi pasien berangsur membaik, Hanya saja belum sadarkan diri!" Jelas sang perawat itu.
Ima bisa sedikit tenang mendengarkan ucapan sang perawat itu. Namun ketika Ima merasa sedikit lega, Tiba-tiba sang perawat lain mengabarkan kondisi bayi yang baru saja Dea lahirkan memburuk.
Mendengar itu, Ima menjadi sangat panik. Seketika Ima keluar dari ruang perawatan Dea lalu berjalan menuju ruang perawatan bayi yang baru saja Dea lahirkan.
"Kasihan sekali kamu sayang, Bayi sekecil kamu harus hidup dengan banyak selang yang melingkar ditubuhmu!" Hati Ima sangat teriris melihat dari arah jendela bayi mungil yang terlilit banyak alat bantu medis di tubuhnya.
Melihat itu, Perlahan-lahan air mata Ima tampak menetes di pipinya.
"Semoga kelak kamu menjadi anak yang kuat sayang! Jadi anak kebanggaan mama kamu!" Gumam Ima.
**********
Beberapa hari dirumah sakit tersebut, Kondisi Dea semakin membaik. Ima sang kakak selalu setia menemani Dea selama berada dirumah sakit.
Ketika Ima sedang duduk disebelah Dea, Tiba-tiba Ima melihat Dea mulai menggerakkan jari-jari tangannya. Kemudian perlahan-lahan Dea membuka matanya.
"Kak Ima, Apa aku sudah melahirkan?" Tanya Dea pada sang kakak.
"Iya De, Anakmu cowok!" Beri tahu Ima
"Terus dimana putra saya sekarang kak?" Tanya Dea kembali
"Putra kamu masih butuh perawatan! Dia masih di inkubator!" Jelas Ima
"Boleh saya lihat kak!" Dea sangat ingin melihat putranya itu.
"Kondisi kamu masih lemah, Nanti saja kamu lihat putramu itu!"
"Tolong kak, Aku ingin melihat kondisinya!"
"Baiklah kalau kamu memaksa, Biar kakak bantu bangun!"
Setelah itu, Ima pun membantu Dea untuk bangun lalu mengangkat tubuh Dea duduk di kursi roda kemudian mendorong Dea dengan kursi roda menuju ruang perawatan bayi mungil tersebut.
Sesampainya didepan ruang perawatan bayi mungil itu, Dea melihat putranya dari arah luar jendela. Hati Dea benar-benar terasa teriris melihat banyak selang yang melilit ditubuh putranya itu.
"Kak, Anakku kenapa?" Tanya Dea yang melihat banyak selang melilit ditubuh putranya itu.
"Anakmu keracunan air ketuban, Sehingga menyebabkan tubuhnya membiru!" Jelas Ima
"Aku nggak tega lihat dia seperti itu kak! Bayi sekecil itu harus merasakan sakit seperti itu!" Dea tampak menangis saking tidak tega melihat banyak alat medis terlilit ditubuhnya.
"Kakak juga nggak tega melihatnya, Tetapi demi kesembuhannya kita percayakan semuanya pada tim medis!" Ima tampak menguatkan Dea
"Kak, Aku ingin disini saja menunggu putraku sembuh!" Dea bersikeras tak ingin pergi dari tempat tersebut.
"Tapi De, Kamu belum pulih! Kamu istirahat dulu, Nanti kalau kamu sudah sembuh baru jenguk si ganteng lagi!" Ucap Ima
"Tapi kak......!"
"Kamu nurut apa kata kakak, Kalau kamu sakit anakmu sakit nanti kan repot!"
"Baiklah kak".
Setelah itu, Ima mendorong kursi roda yang Dea menuju ruang perawatan Dea. Sesampainya disana, Ima langsung membantu Dea untuk turun dari kursi roda itu lalu membaringkannya di brangkar rumah sakit tersebut.
Ditempat lain, Terlihat Anton sedang jalan-jalan bersama anak dan isterinya di sebuah pusat perbelanjaan yang ada di kota.
"Ayah, Aku mau es krim!" Ucap Ciko yang merupakan anak satu-satunya Anton yang masih terdengar gagap itu.
"Iya sayang, Yuk kita beli es krim!" Ajak Anton yang menirukan suara anaknya itu.
Anton bersama anak isterinya pun langsung berjalan ke arah penjual es cream yang ada di pusat perbelanjaan itu.
"Yah, Semoga kita terus seperti ini ya! Semoga kamu nggak akan pernah menghianati pernikahan kita!" Ucap Rita yang merupakan isteri syah Anton.
"Sayang, Aku nggak mungkin akan menduakan kamu! Aku ini abdi negara jadi nggak kan mungkin punya isteri lebih dari satu!" Ucap Anton tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Iya sayang aku percaya kok! Jika kamu selingkuh suatu saat, Isteri kamu nggak akan dapat apa pun karen gaji kamu sepenuhnya terdaftar atas namaku!"Tegas Rita
"Iya sayang, Kamu itu cantik jadi apa lagi yang harus aku cari dari luar! Toh kamu ini isteri sempurna bagi aku!" Anton tampak memuji-muji isterinya itu.
"Oh iya yah, Habis dari sini temani mama cek kandungan ya kerumah sakit!" Ucap Rita yang tengah mengandung.
"Iya sayang" Sahut Anton.
Selesai jalan-jalan ke pusat perbelanjaan itu, Anton langsung menemani sang isteri untuk memeriksa kandungannya itu.
"Sayang, Kira-kira anak kita kali ini cewek atau cowok ya! Jadi penasaran deh, Nggak sabar ingin tahu jenis kelaminnya!" Ucap Rita dengan antusias.
"Bagi aku cewek atau cowok sama saja sayang yang terpenting adalah kesehatan kamu saya anak kita!" Ucap Anton.
"Tapi aku inginnya cewek sayang, Biar jadi sepasang!" Ucap Rita yang sangat menginginkan seorang bayi perempuan.
Tak lama setelah itu, Mobil yang dikemudikan Anton telah sampai di sebuah gedung rumah sakit megah nan mewah. Sesampainya disana, Anton langsung turun dari mobilnya dengan menggendong Ciko yang tampak tertidur pulas.
"Kamu jadi harus gendong Ciko yang ketiduran deh sayang!" Ucap Rita yang melihat Anton menggendong sang anak yang sedang tertidur pulas.
"Nggak apa-apa sayang! Kan nggak mungkin kamu yang gendong, Kamu sedang mengandung jadi nggak apa-apa Ciko sama aku aja!" Ucap Anton.
"Kamu memang suami pengertian sayang, Aku bersyukur memiliki kamu!" Rita merasa sangat senang memiliki suami pengertian seperti Anton.
Setelah itu, Keduanya tampak berjalan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan yang ada dirumah sakit tersebut.
Diperjalanan menuju ruang dokter itu, Pandangan Anton tak sengaja menatap seorang bayi lelaki yang ada di inkubator rumah sakit tersebut.
"Bayi siapa itu? Kenapa sangat mirip wajahnya denganku!" Gumam Anton.
Karena merasa penasaran, Anton pun menyipitkan matanya mengarah ke arah jendela yang ada di salah satu ruangan dirumah sakit itu.
Dag......dag.......Detak jantung Anton berdenyut sangat cepat ketika melihat bayi yang sangat mirip dengan dirinya, Bahkan wajah bayi itu tak sedikitpun berbeda dari wajahnya.
"Astaga, Bayi itu sangat mirip denganku!" Tak sedikitpun Anton mengedipkan matanya melihat bayi yang sangat mirip dengannya itu.
Saking seriusnya menatap bayi itu, Anton tak sadar dengan panggilan isterinya yang berulang kali.
"Mas Anton, Kenapa diam aja disana!" Teriak Rita yang melihat Anton berdiri didekat jendala rumah sakit itu.