NovelToon NovelToon
Di Tandai Duda Ganas

Di Tandai Duda Ganas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:366.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Anjani membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kamar mewah bergaya klasik.

"Aughhhh!!" Anjani merasakan kepalanya pusing sekali.

Kendra yang duduk di sebelahnya langsung berdehem.

"Hmmmm!!" suara bariton itu membuat Anjani terkejut.

Anjani spontan melirik siapa gerangan pemilik suara macho itu.

Seketika pupil matanya melotot melihat pria itu.

"Bapak?" Anjani tak menyangka kalau pria itu adalah atasannya.

"Hmmm!" hanya deheman yang terdengar dari mulut Kendra.

Lalu Anjani memindai penampilannya. Ia terkejut karena tiba-tiba ia sudah berganti pakaian.

"Arghhhhhh!! Bapak apakan saya?" teriak Anjani.

Kendra hanya melirik dengan santai.

"Itu pakaian saya!" ucap Kendra.

"Kenapa Bapak lancang sekali menggantinya? Hikhikhik" Anjani merasa malu, dan ia meraba-raba miliknya, tetapi tidak sakit.

"Asisten kebersihan yang mengganti pakaianmu. Perempuan!" Kendra berdusta, ia tidak mau Anjani marah kalau tahu dia yang mengganti baju Anjani dan sempat menikmati kerang berbulu milik Anjani, tidak hanya itu, ia tidak melewatkan sejengkal pun bagian tubuh Anjani. Kendra menyentuh dan menyesapnya.

Anjani pun bernafas lega.

"Terimakasih Pak sudah baik! Tapi saya harus pulang, Bapak saya pasti menunggu di rumah!" ucap Anjani.

"Makan dulu!" perintah Kendra.

Tak ada pilihan, akhirnya Anjani pun menuruti permintaan Kendra untuk makan dahulu, karena memang dari siang ia belum makan.

Kendra pun mengantarkan Anjani pulang.

"Terima kasih Pak untuk semuanya" ucap Anjani

Kendra hanya mengangguk saja dan langsung tancap gas meninggalkan gang sempit tempat Anjani tinggal.

Mobil mewah itu tak bisa masuk ke dalam rumah Anjani, karena memang tidak muat. Jalannya hanya mampu untuk dilewati kendaraan roda dua saja.

Belum sempat Anjani masuk ke dalam rumahnya, Darman sang tetangga langsung berteriak memanggil Anjani.

"Jani Bapak loe cari loe tuh! Pak Rusli keliling kampung mengetuk setiap rumah mengira ada loe di dalamnya. Aduh loe ke mana aja sih cepat susulin Pak Rusli kasihan tuh teriak-teriak" ucap Darman.

"Astagfirullah Papak bikin repot saja!" gumam Anjani.

"Itu lagi di rumah Pak Sutikno, sama dia di Bapak luloe diajak main catur biar nggak keliling-keliling" ucap Darman kembali.

"Oke deh Bang, aku ke sana sekarang!" ucap Anjani yang langsung berlari menuju rumah Pak Sutikno.

"Iya deh sana jemput bapak loe, kasihan dari tadi" balas Darman.

Anjani pun langsung bergegas ke rumah Pak Sutikno. Di sana ia melihat Pak Rusli sedang tertawa dengan beberapa bapak-bapak. Anjani sangat sedih melihat itu. Dulu Rusli juga sering berkumpul dengan bapak-bapak di tempat nongkrong biasa, tetapi seketika berubah Ketika Rusli kalah dalam pemilihan kepala desa.

"Bapak!" teriak Anjani.

Pak Rusli segera menegakkan kepalanya melihat sang anak datang.

"Ayo pulang Pak!" Ajak Anjani.

"Jani Kamu dari mana saja? Bapak mencari kamu dari tadi Bapak cemas!" tanya nya

"Iya Jani, tadi Bapak loe cari loe. Terus ketuk-ketuk rumah setiap orang, ya udah gue ajak aja Bapak loe main catur!" ucap pak Sutikno.

"Tadi Jani habis kehujanan Pak, jadi berlindung dulu di rumah temen" dusta Anjani.

"Ya udah deh Bapak pulang saja. Bapak juga capek nyariin kamu terus" ucap Rusli.

Anjani pun mengajak Rusli pulang. Ia pun berjanji tidak akan pulang terlalu malam karena ia kasihan pada bapaknya.

"Bapak belum masak!" ucapnya ketika mereka baru sampai di rumah.

"Tak apa-apa, aku saja yang akan masak!" balas Anjani.

"Bapak Pengen makan telur rebus!" ucap Rusli.

"Ya sudah, Bapak tunggu saja nanti Anjani buatkan" balas Anjani.

Ia melihat bahwa di lemarinya sudah tidak ada apapun.Anjani pun bergegas keluar untuk membeli telur.

"Uangku hanya tinggal Rp100.000 lagi dan gajian pun masih lama" keluhnya .

Gaji yang selama ini ia dapat habis untuk membeli obat untuk Rusli sang Bapak. Karena jika tidak diberi obat maka Rusli akan keliling kampung dan teriak-teriak. Hal itu yang sangat Anjani hindari.

Pernah ketika itu warga ingin membawa Rusli ke rumah sakit jiwa tetapi Rusli tidak mau karena merasa dirinya tidak gila.

"Bagaimana ini?" keluh Anjani lagi.

Tetapi ia terus berjalan ke arah warung untuk membeli telur tersebut. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan sang Bapak.

Tetapi baru selangkah ingin ke warung, tiba-tiba seseorang memanggil Anjani. Anjani pun menengok tetapi seketika Ia pun berlari menghindari orang itu.

"Mau ngapain lagi Ibu kemari?" gumam Anjani kesal.

Ya wanita yang memanggil Anjani Itu adalah ibu kandung Anjani yang bersama pria lain ketika mengetahui Rusli mengidap depresi tentunya Anjani tidak bisa memaafkan itu.

Ibunya yang bernama sarni itu dengan sengaja meninggalkan Rusli dan Anjani. Bahkan Anjani pun tahu ketika Sarni pergi dari rumah mereka dijemput oleh seorang laki-laki memakai mobil. Sarni tidak menengok lagi ke belakang dan langsung menaiki mobil itu. Ia juga tidak mendengarkan tangisan Anjani yang melarangnya untuk pergi meninggalkan dia.

"Anjani tunggu ibu!" teriak Sarni.

Tetapi Anjani tidak mau mendengarkan wanita itu. Ia terus berjalan menjauhi mobil yang Sarni tumpangi.

Muak rasanya kalau melihat wanita yang dulu sangat Ia sayangi melenggang dengan sukacita bersama pria lain, sementara ia terpuruk dengan keadaan bersama Rusli. Hari remajanya harus ia gadaikan dengan bekerja apapun untuk membeli obat agar Rusli tidak semakin parah.

Mobil itu terus mengikuti Anjani, tetapi Anjani tidak menghiraukan itu.

"Anjani berhenti, Ibu mau bicara!" teriak Sarni.

Anjani pun berhenti Ia pun menatap nanar pada sang Ibu.

"Bagaimana kabar kamu Anjani?" tanya Sarni.

"Seperti yang Ibu lihat, ya begini saja!" jawab Anjani acuh.

"Bagaimana dengan bapakmu? tanya Sarni.

"Kenapa Ibu menanyakan bapak? Ya keadaan Bapak masih gila. tetapi kami berjanji bahwa kami berdua tidak akan saling meninggalkan, tidak seperti seseorang dulu" sindir Anjani.

Sarni merasa sangat tertampar dengan ucapan Anjani.

"Selamat ya bu sudah bahagia bersama pria pilihan ibu!" ucap Anjani.

"Maafkan ibu Jani, tapi dengan ini Ibu bisa hidup bahagia Ibu tidak kekurangan lagi" balas Sarni.

'Ya aku tahu, dan ibu telah menggadaikan rasa bahagia ibu di atas penderitaan ku!" balas Anjani telak.

Sarni semakin sedih, Ia tidak menyangka bahwa Anjani begitu membencinya.

"Sudah ya Bu, jangan pernah temui aku lagi. Aku sudah bahagia bersama Bapak" pinta Anjani.

"Tapi Anjani, Ibu rindu kamu" ucap Sarni.

"Tapi aku tidak rindu Ibu" balas Anjani.

Anjani pun pergi dari hadapan Sarni. Perasaan Anjani sudah ternodai oleh Sarni dan Sarni pun paham akan hal itu.

Kemudian seseorang berteriak dari dalam mobil pada Sarni.

"Bunda ayo cepat. Ayah sudah tak kuat lagi" teriak pria.itu.

Entah apa yang dibicarakan pria itu hanya saja Anjani sangat jijik mendengarnya.

Sarni pun langsung menuruti ucapan pria itu, yang diketahui sebagai suaminya. Ia langsung masuk ke dalam mobil, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya sakit melihat dan mendengar Anjani menolaknya.

"Kau lama sekali sih!" bentak pria itu pada Sarni.

"Maaf Ayah!" hanya itu yang Sarni ucapkan.

Pria itu lalu membuka kancing celananya dan membenamkan wajah Sarni di sana.

Sarni tidak bisa menolak sang suami yang ternyata maniak itu. Jika Sarni menolak, maka sang suami selalu mengancam tidak akan memberikan uang bulanan padanya.

Pria itu selalu memintanya di mana saja dan Sarni pun tidak bisa berkata tidak.

Sebenarnya pernikahannya tidak bahagia, tetapi demi uang ia Bertahan .

1
Bulan Bintang
Kya ank ABG manggil ny loe gue pd hal udh d sebut bpk2, ga cocok sih sbner ny mh hadehh 🤦🙏
Happy Family
tu la tu.... nikah cuma mau sedap anu anu.... mental tak siap komitmen... masih bodoh kawal perasaan... masih dungu soal kepekaan...pokoknya TIDAK DEWASA ... 9AKAL yg diguna pakai 1 nafsu aja.... miris..... jangan beralasan kerana pernah diselingkuhi... tindakan kamu tidak dibenarkan . titik tidak pakai koma. sakit hati aku... hahahahahha
Yulianti Oktana: sabar kak sabar...😂😂
total 1 replies
susi ana
thor, aq ngakak dewe baca nama pesantrennya. hehehehe
Rafilah Ariefiansyah
Luar biasa
Duda Fenta Duda
waduh thor
Ida Miswanti
Lumayan
shadowone
hahahahhahaha
Karil Laviqne
otak mereka berdua pada gresek y....
Karil Laviqne
begini nih anak zaman sekarang pacaran pantas banyak yang hamil duluan
mau smp/sma sama saja
Elly Rasmanawati
Luar biasa
Anie Baelah
Cukup bagus
shadowone
astaga jahatnya...
shadowone
hahahahahhahahaha
shadowone
whahahahahaha
Yulianti Oktana
itu sebagai perumpamaan saja kak
rama
air mata kejantanan?
rama
Luar biasa
rama
/Curse//Curse//Curse/
rama
bab pertama yg bagus, dan penggunaan bahasa sehari-hari yg mudah dicerna
Yulianti Oktana: terimakasih kakak... Sengaja Author tidak menggunakan banyak bahasa yang level tinggi, karena author ingin menciptakan novel yang bahasanya ringan saja....
total 1 replies
rama
bisa aja otor ini
Yulianti Oktana: hehehe.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!