Di Tandai Duda Ganas
Pagi ini Anjani dibuat repot oleh ulah Bapaknya yang mengalami gangguan jiwa.
Pak Rusli namanya, semenjak kalah dalam pemilihan calon kepala desa, sawah kebun dan tokonya hancur akibat uangnya ia pakai untuk kampanye ditambah kaburnya sang istri menambah tekanan pada jiwanya.
"Pak ayo pulang ajak Anjani" ajak Anjani.
Malu sudah tentu pada semua orang dengan tindakan Rusli sang ayah.
Pak Rusli menempelkan spanduk pencalonannya di setiap sudut jalan dan tiang listrik.
"Bapak sedang kampanye" ucapnya.
7 tahun sudah Rusli menjadi orang gila.
"Kampanyenya Besok lagi ya Pak! Kita pulang dulu, hari sudah siang, sudah panas pula" ajak Anjani.
Hatinya dibalut keresahan karena lagi-lagi ia akan telat masuk bekerja. Jam di tangannya menunjukkan 15 menit lagi masuk bekerja.
"Anjani biar kami yang urus Pak Rusli. Kamu berangkat saja" ucap Asep tetangga Anjani.
"Ya sudah aku berangkat dulu ya Bang" Anjani pun segera menyetop angkot Untuk mengantarkan ke kantornya.
Sementara Pak Rusli sedang dibujuk oleh semua warga untuk menurunkan semua spanduk dirinya. Pak Rusli pun jelas menolak karena spanduk itu ia gunakan untuk kampanye.
"Bapak lebih baik pulang ya?" pinta Darman sang tetangga.
"Pulang? Lalu siapa yang akan memasangkan semua spanduk milik saya ini?" tanya Pak Rusli.
"Kami pak yang akan memasangkannya" jawab warga serentak.
Tiba-tiba Pak Rusli pun naik ke got. Ia langsung menarik nafasnya dan berorasi dengan nada berapi-api.
"Assalamualaikum saudara sebangsa dan setanah air" Sapa Pak Rusli.
"Waalaikumsalam" balas para warga serentak.
"Pilihlah saya wahai saudara-saudaraku. Saya janji akan membuat Desa maju Mekar ini menjadi desa yang sejahtera, Mandiri, dan agamis. Coblos nomor 2" teriaknya.
Semua orang menatap iba pada Pak Rusli. mereka semua juga menyesal karena sudah memilih Pak Sitepu. Padahal kerjanya cuma leha-leha dan tidak pernah blusukan ke kampung-kampung.
Pak Rusli pun akhirnya pulang dibonceng oleh Pak Darmawan.
Sepanjang perjalanan pulang, Pak Rusli mengoceh tentang masalah kenegaraan hingga membuat Pak Darmawan pusing mendengarnya.
"Pak Rusli berisik sekali. Si Jani benar-benar kuat mental dan sabar menghadapi ulah Pak Rusli" gumam Pak Darmawan.
Sementara kini Anjani sedang diceramahi oleh Kepala kebersihan karena ia sering sekali terlambat.
"Apa kamu sudah bosan bekerja di sini Anjani?" tanya Risa kepala kebersihan.
"Tidak Bu maaf!" hanya itu yang bisa Anjani katakan dengan kepala tertunduk.
"Macet lagi? Bangun kesiangan lagi? Alarm error? Atap bocor? Baju basah? Apalagi alasan kamu?" tanya Risa yang benar-benar kesal.
Anjani hanya menangis. beban di pundaknya terlalu berat. Risa yang melihat itu menjadi bingung sendiri.
"Anjani Kamu kenapa?" Risa menjadi was-was karena Anjani malah menangis terisak.
"Anjani Sudah dong Duh aku kok merasa bersalah!" ucap Risa.
Anjani pun tenang lalu ia mengusap air matanya.
"Maafkan saya bu soal alasan itu semuanya tidak benar. Itu hanya untuk Ibu percaya saja" ucap Anjan. ia sudah tidak kuat lagi untuk menutupi kondisi dirinya yang sebenarnya.
"Jadi selama ini kamu berbohong? Beri satu alasan yang jujur Sebelum saya laporkan perbuatan kamu pada HRD!" ucap Risa kesal.
"Sebenarnya saya tidak pernah kesiangan Bu. Saya selalu bangun jam 04.00 subuh, tetapi setiap ingin berangkat bekerja saya harus membujuk dan menenangkan Bapak saya" ungkap Anjani sedih.
"Memangnya bapak kamu kenapa?" tanya Risa.
"Bapak saya seorang ODGJ!" jawab Anjani pilu.
Seketika Risa merasa prihatin tetapi peraturan tetap peraturan tidak bisa ditawar lagi.
"Maafkan saya ya Anjani, tetapi peraturan perusahaan ini yang buat bukan saya" ucap Risa.
"Ya saya paham Bu" balas Anjani.
"Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit jiwa saja?" tanya Risa.
"Biayanya Bu. Sementara ini berobat jalan saja sesuai resep dokter" jawab Anjani.
"Semoga kamu selalu bersabar ya Anjani silakan kamu bisa kembali bekerja" perintah Risa.
"Terima kasih Bu" Anjani segera berlalu menuju tempat kerjanya.
Risa pun terpaksa menyimpan surat peringatan untuk Anjani setelah mendengar alasannya.
Di pantry, sahabatnya yang bernama Ricky sudah menunggunya. Pria kemayu itu satu-satunya orang yang tahu semua masalahnya selama ini.
"Jani, Kenapa sih baru datang? Eyke menungging alias menunggu" tanya Ricky.
"Di sidang Mi" jawab Anjani sembari mendudukkan dirinya di kursi pantry.
"Bapak loe lagi Jani?" Tanya Ricky.
Anjani hanya mengangguk saja.
"Kesiangan maklum habis ngel0nt3" celetuk Marni yang memang tidak menyukai Anjani dari dulu.
"Yang lon*3 itu lo babik" timbal Anjani yang sudah sangat kesal dengan wanita di hadapannya. Sudah banyak perkataan Marni yang menyinggung hati Anjani. Awalnya ia diamkan tetapi Marni semakin melunjak.
"Lo berani sama gue? Gue senior di sini" Tantang Marni.
"Gue nggak peduli Loe itu senior atau bukan. yang gue tahu loe cewek anjing tidak punya adab sopan santun" balas Anjani.
"Jani jangan keterlaluan. Marni senior kita" ucap Fuad yang memang selalu memihak pada Marni.
"Diam lo t*i! kebiasaan membela orang yang salah. Dikasih apa loe sama Marni?" kini giliran Ricky yang marah.
"Slow aja dong Cong" timpal Fuad.
"Curiga udah dikasih apem bau basreng punya si Marni ya?" tanya Ricky.
"Enak aja loe!" bentak Fuad.
Mereka pun menyelesaikan pekerjaan masing-masing sore hari waktunya mereka pulang.
"Jani, gajihan kita sekarang. Netherland bakery ada koleksi kue baru. Kata temen gue ada diskon buruan Jani" ajak Ricky.
"Gue nebeng ya Mi" pinta Anjani.
"Let's go!" balas Ricky.
Kini mereka berdua sudah berada di Netherland bakery. Ricky menunjuk tempat yang terdapat bacaan diskon. Di sana juga sudah banyak dikerumuni orang-orang yang memburu diskonan kue itu.
Anjani dan Ricky segera mengambil keranjang dan mengambil kue diskonan itu, hingga ia akan mengambil kue berlapis puding dengan taburan selai srikaya, kue itu sudah terlebih dahulu diambil oleh seseorang.
"Hei Mas, itu kue milik saya" ucap Anjani yang hendak merebut kue yang sedang dipegang oleh pria di hadapannya.
"Hah kue kamu? Apa kamu tidak lihat saya yang terlebih dahulu mengambil kue itu" jawab sang pria.
"Heh mas ngalah dong sama cewek masa kue itu juga jadi rebutan" kesal Anjani.
"Tahu nih orang, maruk banget. Ganteng sih ganteng, tapi maruk" Timpal Ricky.
Mendengar ocehan Anjani dan Ricky, membuat pria itu merasa marah. Tapi Intens mata pria itu mengarah pada name tag yang tergantung di leher Ricky dan Anjani.
Seringai senyuman ia berikan kepada keduanya.
"Udah ya Jadi kita pulang aja, nggak baik berantem sama orang utan" ucap Ricky.
"Bener tuh. Yang waras ngalah sama yang primitif. Apa cowok impoten ya, makannya sensi" balas Anjani dengan tertawa lebar.
Pria itu sungguh tidak terima dikatakan sebagai pria impoten oleh Anjani
"Akan ku balas semua perbuatan kamu" ucap pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ninik Rochaini
mampir lg aq...
2024-11-20
0
Sarita
ini yg jadi Anjani juga nyebelin mulutnya pengin di sambelin .ga mencerminkan gadis yg hidup susah .bpnya gila lagi
2024-09-02
0
Safitri Agus
ku mampir lagi Thor,😁
2024-09-01
1